Akhir tahun 2012, kembali ditutup oleh PT Unilever Indonesia dengan kinerja keuangan yang menggembirakan. Pertumbuhan Unilever di akhir tahun lalu mampu mencapai 16,3 persen, atau lebih dari Rp 27,3 triliun. Sementara itu, margin brutonya mencapai 50,9 persen dan margin laba bersih menembus 17,7 persen.
Dikatakan Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. Maurits Lalisang, sepanjang tahun 2012, hampir seluruh kategori produk Unilever tumbuh double digit secara volume. "Bahkan, kami berhasil meningkatkan pangsa pasar sekaligus menjadi market leader di hampir semua kategori utama. Ini semua karena komitmen kami terhadap inovasi dan pengembangan pasar," tegasnya.
Sukses Unilever, diakui Maurits, tak lepas dari business model yang dirancang demi menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Ada tiga amunisi utama yang membuat model bisnis tersebut bisa berjalan, yakni, brand, people, dan operation.
Terkait people, Unilever berinvestasi untuk membangun kapabilitas dan kepemimpinan para karyawan, serta menarik talenta-talenta terbaik di pasar. Untuk brand, Unilever senantiasa mengembangkan produk-produk superior yang akan dicari konsumen, yang pada akhirnya bakal mendorong pertumbuhan yang menguntungkan bagi bisnis. Adapun kekuatan operation, berarti mengembangkan kemampuan untuk menjangkau lebih banyak konsumen, lewat produk-produk inovatif untuk memenuhi kebutuhan pasar dari beragam segmen.
"Investasi dalam brand dan inovasi telah menghasilkan peluncuran produk-produk baru di 2012. Di antaranya, shampoo TRESemme, rangkaian bumbu instant Royco, Axe Anarchy untuk wanita dan pria, Molto Ultra Aroma Essence, dan Magnum Gold," lanjutnya.
Memasuki tahun 2013, Unilever masih mencatat kinerja cemerlang. Pada kuartal pertama 2013 misalnya, pertumbuhan penjualan mampu mencapai 14,7 persen, alias hampir menyentuh Rp 7,6 triliun.