Untuk ketiga kalinya, Universitas Budi Luhur (UBL) menggelar program “Japanese Seminar Series 2017”. Program yang dikemas dalam enam seri tersebut mengusung tema “The Role of Japanese Cultural Values for Innovation”. Dijelaskan Rektor Universitas Budi Luhur Prof. Ir. Didik Sulistyanto, program Japanese Seminar Series yang dilangsungkan pada 11 Oktober hingga 29 November 2017 ini akan menghadirkan enam pembicara pakar dari Jepang.
Lebih lanjut ia menjelaskan, keenam pembicara yang masing-masing akan hadir di setiap series-nya itu adalah Ryo Nakamura dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, President Director PT Amerta Indah Otsuka, Regional Manager Indonesia Japan Airlines, President Director PT Yaskawa Electric Indonesia, President Director PT Fujifilm Indonesia, dan President Director PT Kawai Indonesia.
Ryo Nakamura, di sela-sela perhelatan Seri Pertama “Japanese Seminar Series 2017” pada hari ini (11/10), menegaskan bahwa Jepang dan Indonesia sudah bekerja sama selama 15 tahun. “Di Jepang, kami punya hampir 5 juta lowongan pekerjaan, dimana 80%-nya adalah orang Indonesia yang bekerja pada perusahaan asing yang ada di Jepang maupun perusahaan Jepang itu sendiri. Indonesia punya potensi yang besar dimana pelatihan dan pendidikannya bagus, untuk kemudian mereka dapat bekerja di perusahaan Jepang,” ucapnya.
Rencananya, program “Japanese Seminar Series” akan dijadikan salah satu program perkuliahan atau SKS untuk mahasiswa. Dalam hal ini, melalui International Class. “Semua mahasiswa dari berbagai program studi dapat mengikuti kelas ini nantinya. Karena, di program perkuliahan ini, semua bidang ilmu dikupas oleh pakar dari Jepang. Mulai dari pengetahuan diplomatik, marketing, ekonomi, dan sebagainya,” lanjut Prof. Didik.
UBL bermitra dengan negara lain seperti Jepang, diakuinya, bukanlah yang pertama. Sebelumnya, UBL telah bekerja sama dengan negara Taiwan. Bahkan, dengan Taiwan, UBL tengah mempersiapkan Training Center. “Di Training Center yang akan didirikan di UBL dengan dana dari pihak Taiwan, mahasiswa dapat mengikuti pelatihan selama dua bulan. Mereka dapat dilatih secara langsung tentang budaya kerja serta bisnis yang ada di Taiwan. “Setelah itu, mereka berkesempatan untuk ikut magang selama satu semester di Taiwan,” ungkap Prof. Didik, yang menyebutkan bahwa Training Center tersebut akan mulai dijalankan pada Januari 2018 mendatang.
Ditambahkan Dra. Ririt Roeswidiah, M.Kom, International Officer Universitas Budi Luhur yang juga Ketua Panitia “Japanese Seminar Series 2017”, kerja sama lainnya juga telah dijalin UBL dengan kampus di Belanda. Antara lain, lewat program student exchange, kelas internasional, dan sebagainya. “Dengan Belanda, sudah kami lakukan kerja samanya sejak 2011,” ucapnya.
Diakui Prof. Didik, menjalin kerja sama dengan sejumlah negara merupakan salah satu upaya UBL dalam meningkatkan kualitas lulusan dengan standard internasional. “Termasuk, untuk meningkatkan akreditasi institusi,” pungkasnya.