Tingginya angka pengidap HIV/AIDS di Indonesia, mendorong kerja sama sejumlah perusahaan mendirikan Indonesia Bussiness on AIDS (IBCA), sebuah organisasi perkumpulan perusahaan yang peduli terhadap para pekerja yang mengidap HIV/AIDS. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain PT Freeport Indonesia, British Petroleum (bp) Indonesia, PT Gajah Tunggal Tbk, Chevron, Sintesa Group, Sinarmas, dan PT Unilever Indonesia, Tbk.
Sebagai upaya menanggulangi HIV/AIDS di kalangan industri, Indonesia Bussiness on AIDS (IBCA), sebuah organisasi perkumpulan PT Freeport Indonesia, didirikan atas kerja sama sejumlah perusahaan, antara lainBritish Petroleum (bp), PT Gajah Tunggal Tbk, Chevron, Sintesa Group, Sinarmas, dan PT Unilever Indonesia, Tbk.
Dikatakan Direktur Eksekutif IBCA, dr. Leo Indarwahono, kasus HIV dan AIDS juga merupakan isu bisnis bila melihat dampaknya bagi dunia usaha. “Prevalensi HIV dan AIDS memiliki dampak sosial ekonomi yang sangat besar bagi Indonesia dan dunia, termasuk dunia usaha," ucapnya di sela pelatihan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS di Tempat Kerja, di Jakarta, Selasa (19/11/13).
Ia menjelaskan, dampak sosial ekonomi ini karena sejumlah alasan. Diantaranya, menghambat investasi dan pertumbuhan usaha, menurunkan produktivitas kerja, membebani sistem jaminan sosial serta jasa kesehatan. “Alasan lainnya ialah mengurangi penghasilan keluarga dan produktivitas rumah tangga dan meningkatkan angka kemiskinan serta meningkatnya masalah sosial ekonomi lainnya,” sahut dr. Leo.
Penularan HIV dan AIDS kini semakin beragam. Dunia usaha pun ternyata harus waspada terhadap hal tersebut. Karena, berdasarkan data IBCA, sekitar 80 persen Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) adalah usia produktif, antara 15 – 49 tahun dengan mayoritas para pekerja. Sementara, data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan, pada Juni 2013 telah ditemukan sebanyak 780 kasus AIDS dan 10.250 orang yang terinfeksi HIV.
Menurut faktor resiko, persentase kasus AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada 2001 hingga 2005, faktor resiko melalui heteroseksual menduduki peringkat tertinggi yaitu 37%, dan meningkat menjadi 71,5% sepanjang tahun 2012.
"Jika tidak ada penanganan yang tepat, diprediksi 1 juta jiwa akan terinfeksi HIV pada tahun 2015, dan saat ini kasus HIV/AIDS terkonsentrasi di kawasan Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Bali, dan Kalimantan Barat. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus berkomitmen melakukan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di kantor, untuk mengetahui lebih dini, sehingga dapat ditangani lebih tepat," ujar dr. Leo.
Untuk itu, pada pelaksanaan Hari AIDS Sedunia (HAS) yang jatuh tiap tanggal 1 Desember, IBCA ditunjuk oleh pemerintah Indonesia sebagai ketua pelaksana penyelenggaraan HAS 2013 dengan kampanye bertajuk "Cegah HIV AIDS! pada Pekerja, Keluarga, dan Bangsa". Acara puncak peringkatan HAS 2013 akan dilaksanakan pada 3 Desember 2013 di Balai Samudera, Jakarta. (MS)