Upaya Kemenkominfo Sosialisasi dan Kolaborasi di Program Literasi Digital Sektor Pendidikan

MIX.co.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry menggelar Literasi Digital Sektor Pendidikan pada pertengahan Maret 2023 lalu secara luring di Aula Auditorium UIN Ar-Raniry, Kota Banda Aceh.

Program tersebut diikuti lebih dari 650 peserta yang hadir secara langsung. Mereka berasal dari beberapa program studi dalam lingkungan UIN Ar-Raniry yang telah menjalin kerja sama dalam kegiatan literasi digital, serta beberapa stakeholder.

Objektif dari program tersebut adalah untuk melakukan sosialisasi program Literasi Digital Sektor Pendidikan, terutama pada Perguruan Tinggi dan menambah kerja sama serta kolaborasi program dalam pemberdayaan masyarakat.

Wakil Rektor II UIN Ar-Raniry Prof. Dr. Khairuddin, M.Ag mengatakan, “Berbicara tentang digitalisasi, kebutuhan ini bukanlah sesuatu yang dharuriyat. Tetapi kalau kita tidak mengikutinya, maka kita akan tertinggal. Menghadapi tantangan abad modern, setiap orang kini harus membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai, diiringi dengan kecakapan literasi digital serta penguasaan terhadap TIK,” ucapnya.

Khairuddin juga menegaskan bahwa literasi digital tersebut berkaitan erat dengan dunia pendidikan. “Begitu pentingnya literasi digital dewasa ini, mengharuskan kecakapan literasi digital ditanamkan pada masyarakat melalui dunia pendidikan, karena generasi muda merupakan pengguna teknologi digital yang sangat aktif. Posisi peserta didik sebagai pengguna teknologi pun memerlukan kecakapan atau keterampilan tersendiri yang ditunjang dengan pondasi literasi yang kokoh agar dapat berkembang sesuai dengan tujuan pembelajaran,” yakinnya.

Sementara itu, Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Bambang Tri Santoso menyampaikan materi mengenai urgensi toleransi di ruang digital pada sesi berikutnya. Menurutnya, toleransi menjadi hal yang difokuskan Kemenkominfo untuk membentuk ruang digital yang sehat dan ramah.

“Selain menyediakan atau membangun infrastruktur internet, Kemenkominfo juga berusaha membangun lingkungan yang ramah agar aktivitas digital berjalan dengan baik. Oleh karena itu, membangun rasa toleransi merupakan hal yang sangat kami usahakan saat ini melalui literasi digital,” tandas Bambang.

Dia juga menekankan bahwa kondisi toleransi yang rendah menyebabkan munculnya penyakit digital seperti hate speech, cyberbullying, dan penyebaran hoaks. “Ingat, internet dan sosial media adalah ranah publik yang dapat dilihat oleh semua orang. Kebanyakan netizen menganggap dunia siber berbeda dengan dunia nyata, jadi tidak perlu etika di sana. Padahal ketika di dunia maya dan nyata sama, maka di ranah hukum juga sama. Oleh karena itu, Biasakan Tabayyun sebelum menyebarkan informasi ataupun berkomunikasi di ruang digital,” jelasnya.

Sesi dilanjutkan dengan pemaparan dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry, Dr. Ir. Dirhamsyah, M.T., IPU. Dalam materinya mengenai peluang dan tantangan dalam transformasi digital pada perguruan tinggi, Dirhamsyah menyebut, “Sebagai user (pengguna), literasi digital, Islam, dan kita harus bisa diwujudkan dalam satu kesatuan yang utuh. Bahwa memahami dan memaknai empat pilar literasi digital dapat mengacu kepada petunjuk dan pedoman yang bukan sekedar bersumber dari pengetahuan umum semata, tapi juga merujuk kepada pengetahuan Islam.”

Sesi pemaparan materi terakhir dibawakan oleh Kepala Bidang Layanan E-government Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Aceh Hendri Dermawan, S.Kom mengenai kolaborasi pemerintahan Aceh dan masyarakat dalam mewujudkan internet positif.

Menurut Hendri, usaha yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan internet positif tidak akan mencapai titik maksimal bila tidak adanya andil dari masyarakat. “Kita tahu bahwa untuk mewujudkan ini tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tapi juga menjadi tugas kita semua, baik di dunia pendidikan, bisnis, atau masyarakat sekalipun. Oleh sebab itu, tugas kita ke depannya adalah berkolaborasi untuk mengantar masyarakat Aceh masuk ke ruang digital yang baik,” tandasnya.

Hendri kembali menegaskan bahwa kolaborasi yang dilakukan ini tidak hanya berdampak pada peningkatan literasi digital, namun juga berdampak pada hal lainnya. “Kolaborasi para pemangku kepentingan di Aceh dalam rangka menuju internet yang positif menjadi hal yang harus kita lakukan agar pencapaian literasi digital di Aceh semakin cepat. Melalui upaya ini juga mungkin kita dapat meningkatkan ekonomi di aceh,” yakinnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)