Layanan medis terkait infertilitas, terutama bayi tabung, rupanya makin diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal itu ditunjukkan dari terus bertumbuhnya pasien di Tanah Air yang menggunakan layanan medis terkait bayi tabung. Dalam setahun, pertumbuhannya mencapai 25%. Bahkan, potensial marketnya diprediksi mencapai 200 ribu pasien. Demikian diungkapkan Dr. Ivan Sini, CEO Morula IVF Indonesia—salah satu unit bisnis dari Bunda Medik.
“Meski potensial marketnya mencapai 200 ribu pasien, namun sampai tahun 2015 silam, jumlah pasien yang mengikuti treatment bayi tabung di Indoensia baru mencapai 6.000. Adapun sepertiganya atau 2.000 pasien bayi tabung dikontribusi oleh kami, Morula. Dari 2.000 siklus bayi tabung yang kami tangani, Morula IVF Jakarta memang mendominasi,” tegas Dr. Ivan, yang menyebutkan bahwa Morula IVF Indonesia sudah memiliki lima cabang di Indonesia, yakni Jakarta, Depok, Padang, Bandung, dan Surbaya.
Kinerja positif kembali ditunjukkan Morula IVF Indonesia di tahun 2016 ini. Ya, hingga Oktober 2016, total pasien bayi tabung di Morula IVF Indonesia mencapai 3.000, sedangkan 2.700-2.800 disumbang oleh Morula IVF Jakarta. Adapun dari total angka itu, 7-8%-nya adalah pasien dari luar negeri seperti Australia, Prancis, dan negara-negara di Eropa.
Tak mengherankan, jika Morula IVF Indonesia yang merupakan pionir di pelayanan infertilitas serta sudah berusia 18 tahun itu, masih menempati posisi market leader. Sukses tersebut tak lantas membuat manajemen Morula IVF Indonsia berpuas diri. Tiga tahun ke depan, Morula IVF Indonesia telah mematok 10 ribu pasien bayi tabung, dengan kontribusi pasien dari luar negeri mencapai 15-20%.
Guna mencapai target tersebut, sejumlah strategi dilancarkan. Pertama adalah dengan selalu menghadirkan teknologi terkini terkait layanan bayi tabung. Antara lain, tahun ini Morula IVF Jakarta menghadirkan teknologi PGS (Pre Implantation Genetic Screening) yang merupakan teknologi pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Kedua, meningkatkan mutu layanan dengan stadard internasional. Hal itu dibuktikan dengan didapatnya sertifikat berstandard internasional, Reproductive Technology Accreditation Committe Code Practice (RTAC) dari The Joint Accreditation System of Australia and New Zealand pada Agustus 2016. “Perolehan sertifikasi itu merupakan upaya kami untuk selalu memberikan yang terbaik kepada pasien. Yaitu, memberikan standard layanan berskala internasional seperti RTAC,” tambah Direktur Utama Bunda Medik Nanik Indriani, SE.
Ketiga, Morula IVF Indonesia juga giat melakukan edukasi terkait isu bayi tabung. Mulai dari edukasi ke media, pasien, komunitas, hingga para dokter. Antara lain, lewat bentuk penyelenggaraan seminar tentang infertilitas maupun media gathering. Bahkan, Morula IVF Indonesia juga sudah memiliki komunitas Morula Survival, yang terdiri dari mereka yang pernah mengikuti treatment bayi tabung. Mereka juga turut aktif mengedukasi para pasien infertilitas, termasuk menjadi influencer terkait layanan infertilitas.
Keempat, Morula IVF Indonesia memperluas cabangnya ke berbagai kota di Indonesia. Tahun ini misalnya, Morula IVF Indonesia siap membuka cabang di daerah Makassar dan Pontianak.