MIX.co.id - Dalam gelaran “Innovation Summit Indonesia 2021”, Schneider Electric menyerukan kepada seluruh pemangku kepentingan dunia untuk mempercepat aksi iklim, antara lain dengan upaya 3-5 kali lebih besar agar dapat mencapai pembatasan kenaikan suhu bumi sampai pada level 1,5 derajat Celsius.
Diungkapkan Roberto Rossi, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, pada konferensi pers Innovation Summit Indonesia 2021 yang digelar secara virtual hari ini (2/11), “Satu-satunya roadmap yang realistis dan tercepat adalah mengombinasikan antara teknologi digital dan elektrifikasi dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk mendekarbonisasi bangunan, transportasi, dan industri, atau dikenal dengan istilah Electricity 4.0. Di Schneider Electric.”
Lebih jauh ia menegaskan, selama 15 tahun terakhir ini, Schneider telah berhasil mengatasi banyak tantangan sustainability dan mengimplementasikan solusi digital serta listrik terdepan di pabriknya. “Oleh karena itu, kami berada di posisi yang baik untuk menjadi mitra terpercaya dalam membantu pelanggan dan mitra kami melangkah lebih cepat dan lebih jauh dalam rencana aksi iklimnya,” kata Roberto.
Di Indonesia, tak sedikit perusahaan-perusahaan publik yang telah menyadari pentingnya sustainability. Bahkan, perusahaan-perusahaan publik itu memiliki komitmen untuk sustainablity, meski penerapannya baru pada tahap awal.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya sustainability yang dapat berdampak positif bagi perusahaan, Schneider menggelar berbagai upaya edukasi. Antara lain bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian RI untuk membantu perusahaan di Indonesia dalam mengimplementasikan sustainability.
Innovation Summit Indonesia yang diselenggarakan pada 3-4 November 2021 mendatang sejatinya merupakan upaya edukasi yang dilakukan Schneider dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya sustainability. Program Innovation Summit Indonesia ini juga merupakan bagian dari Innovation Summit World Tour, konferensi global Schneider Electric yang diselenggarakan di 11 negara.
Melalui program itu, Schneider Electric akan membahas langkah-langkah mengatasi tantangan iklim global dan memberikan wawasan kepada pelanggan, mitra, regulator, dan pembuat kebijakan mengenai cara-cara mengurangi emisi dengan cepat untuk mendekarbonisasi ekonomi dunia pada dekade yang menentukan ini.
Di program ini, para peserta juga dapat menyaksikan langsung berbagai inovasi digital Schneider Electric yang mendukung sustainability serta mempelajari lebih lanjut tentang Electricity 4.0 dan Nextgeneration automation.
Schneider Electric juga telah menjadi pemimpin dunia dalam efisiensi energi, pengelolaan energi, pengadaan energi terbarukan, pelaporan karbon, penilaian risiko iklim, dan dekarbonisasi rantai pasokan, serta menyediakan perangkat lunak dan layanan konsultasi kepada lebih dari 30% perusahaan Fortune 500. Di antaranya, Johnson & Johnson, Walmart, Faurecia, Kellogg, Takeda, Velux Group, Unilever, dan T-Mobile.
Sementara itu, sebagai bagian dari ambisinya untuk mendorong inovasi berkelanjutan dan membangun roadmap netzero emission, Schneider Electric membantu pelanggan di banyak sektor untuk berinovasi dan beralih ke sistem yang terbuka, dapat dioperasikan digital dan disederhanakan, serta cara berbisnis yang lebih cerdas. Di Innovation Summit Indonesia, Schneider Electric memperkenalkan inovasi digital untuk pengurangan karbon di rumah, gedung, data center, jaringan listrik, dan industri.
Ditambahkan Martin Setiawan, Business Vice President Power Products and Digital Energy Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, “Kita tidak dapat mengatasi perubahan iklim tanpa mengubah bangunan kita. Bangunan adalah landasan dekarbonisasi global yang mengkonsumsi lebih dari 50% listrik, 1/3 energi, dan menyumbang 40% emisi karbon global. Optimalisasi proses operasional dan percepatan pengambilan keputusan berbasis data real-time perlu menjadi standar industri, di samping memberikan jaminan keamanan, kenyamanan, dan kesehatan penghuni gedung. Mengingat, 90% waktu kita dihabiskan di dalam ruangan, maka bangunan masa depan harus berkelanjutan, sangat efisien, tangguh, dan people centric. Schneider Electric melalui EcoStruxure for Buildings telah merancang, membangun, dan mengelola bangunan untuk memenuhi keempat tantangan tersebut, dan menciptakan standar baru untuk bangunan masa depan.”
Sementara itu di sektor industri, Hedi Santoso, Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia & Timor Leste menekankan perlunya perubahan langkah dalam efisiensi dan kelincahan melalui kecerdasan buatan, teknologi digital twin, wawasan manusia yang didukung oleh kecerdasan analitik yang canggih, dan perangkat lunak industri agnostic.
“Untuk sepenuhnya mewujudkan janji Revolusi Industri 4.0, sektor manufaktur harus merangkul nextgeneration automation berlandaskan ‘otomasi universal’ serta mengadopsi standar terbuka secara luas untuk menciptakan inovasi dan meningkatkan efisiensi, ketahanan, produktivitas, kelincahan, dan keberlanjutan. Schneider Electric mewujudkan visi otomasi universal ini melalui solusi EcoStruxure Automation Expert, sistem otomasi industri pertama yang berpusat pada perangkat lunak dengan standar IEC61499,” tutupnya.