Pasar pelumas (lubricant) di Tanah Air memang kurang bersahabat dalam dua hingga tiga tahu nterakhir ini. Hal itu disebabkan kondisi ekonomi yang memang tidak kondusif. Meski demikian, PT Shell Indonesia masih menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan.
Terbukti, menurut Director of Lubricant PT Shell Indonesia Dian Andyasuri, kinerja penjualan Shell di Tanah Air masih bertumbuh. “Tahun 2015 lalu, penjualan kami tumbuh cukup doninan. Tahun 2016 ini, kami berharap pertumbuhan yang dominan kembali terjadi,” katanya.
Sebagi wujud komitmen Shell menggarap pasar pelumas di Indonesia, Shell November 2015 lalu telah meresmikan pabrik pelumasnya—yang senilai US$ 200 juta—di Marunda Center, Bekasi.
Komitmen Shell di Indonesia, kembali diwujudkan di awal tahun 2016 ini. Antara lain, dengan menggelar “Shell Indonesia Technologi Conference 2016” pada 17-18 Februari 2016.
Diterangkan Dian, forum tersebut merupakan bentuk apresiasi Shell kepada pelanggan B2B (Business to Business) atau korporasi, yang notabene merupakan segmen penting bagi Shell. Forum tersebut dihadiri oleh 150 peserta yang terdiri dari para pimpinan perusahaan terkemuka Indonesia dan juga para manajer dari berbagai industri—yang merupakan pelanggan B2B Shell.
“Forum tersebut akan membantu pelaku bisnis untuk memahami bagaimana tantangan energi yang dihadapi dunia, termasuk Indonesia. Di forum itu, peserta juga dapat mengetahui kepemimpinan Shell dalam hal Teknologi di bidang energy, termasuk pelumas yang dapat meningkatkan kinerja bisnis. Melalui forum ini, kami ingin men-support bisnis pelanggan B2B Shell dengan memberikan solusi bisnis berbasis teknologi,” tegas Dian.
Sejatinya, solusi yang ditawarkan Shell—lewat kolaborasi Shell dengan beberapa pelanggan B2B-nya—sudah terbukti berhasil menciptakan efesiensi bisnis. Contohnya, efesiensi berupa penghematan biaya operasional.
Dr. Andrew Hepher, Vice President Shell Global Commercial Technology, mencontohkan kolaborasi Shell yang sudah membuahkan hasil. Di antaranya, kerja sama Shell dengan sebuah perusahaan kontruksi di Indonesia, yang telah menghasilkan penghematan sebesar US$ 22.915 per tahun. Hal itu karena masa penggantian pelumas dapat diperpanjang hingga 500 jam berkat penggunaan Shell Rimula R4 X.
Contoh sukses lainnya adalah kolaborasi Shell dan Pama, perusahaan pertambangan. Melalui kolaborasi itu, Pama mampu menghemat US$ 220.000 setahun, karena perpanjangan waktu penggantian pelumas hingga 6.000 jam pada mesin hidrolik dengan menggunakan pelumas Tellus S3M 46 pada mesin hidroliknya.
“Selain berkolaborasi dengan para pelanggan kami dari berbagai industri, Shell juga melakukan kerja sama teknis dengan para penggiat dunia balap international, kelompok akademisi, serta kalangan industri yang menjadikan Shell tetap terdepan dalam bidang teknologi,” tutup Andrew.