MIX.co.id – Penggunaan PLTS Atap (solaruv) mengalami peningkatan tajam. Hingga Juli 2021, menurut data di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tercatat ada 4.028 pengguna. Sementara di tahun 2018 jumlahnya hanya 351 pengguna. Hal ini berarti jumlah pengguna PLTS Atap mengalami lonjakan 10 kali lipat lebih dalam tiga tahun terakhir.
Ke depan, diyakini akan terus berkembang seiring terbitnya Permenko 7 Tahun 2021 di mana pengembangan PLTS Atap menjadi salah satu program strategis nasional dalam mencapai target bauran energi 23% pada tahun 2025.
Dengan semakin berkembangnya PLTS Atap, Kementerian ESDM sebagai regulator berupaya untuk semakin memberikan perlindungan bagi konsumen solaruv melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2021, telah ditetapkan ketentuan standarisasi produk modul fotovoltaik silikon kristalin berupa kewajiban Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk-produk yang beredar di Indonesia.
Gurihnya pasar PLTS Atap di Tanah Air yang ditandai dengan tingginya permintaan (demand) konsumen mendorong sejumlah pemain berlomba untuk menggarapnya. Salah satunya PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia, perusahaan penyedia jasa solusi sistem PLTS Atap nasional dengan merek Utomo SolaRUV.
Keunggulan Utomo SolaRUV adalah produknya telah dilengkapi SNI dan bahkan menjadi pionir. “Kami sangat senang menjadi pionir pencantuman sertifikat SNI di produk pembangkit listrik tenaga matahari,” ujar Anthony Utomo, Managing Director PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia kepada media pada Kamis (16/9), di Jakarta.
“Dengan SNI yang menempel di produk-produk Utomo SolaRUV, pengguna bisa yakin dan memiliki kepastian performa sehingga bisa membedakan mana produk yang abal-abal dan mana yang sudah sesuai standar,” imbuhnya.
PT Frina Lestari Nusantara, produsen plastik untuk PLTS Terapung, menggunakan PLTS Atap sebesar 518.4 kWp dari Utomo SolaRUV.
Untuk menunjang kinerja perusahaan, kata Fransisca Harlijanto selaku Direktur PT Frina Lestari Nusantara, pihaknya menggunakan PLTS Atap dari Utomo SolaRUV yang sudah mendapat sertifikat SNI pertama di Indonesia.
“Tentu saja secara langsung memberikan kepercayaan bahwa energi listrik yang dihasilkan akan konsisten dan stabil sehingga bisa menghemat pengeluaran pembayaran listrik PLN,” aku Fransisca.
Strategi menetrasi pasar ditempuh Utomo SolaRUV dengan cara mengembangan gerai (outlet) Juragan Atap Energi Surya melalui kemitraan dengan pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Juragan Atap Energi Surya adalah gerakan pemberdayaan untuk penciptaan UMKM Energi, dengan tujuan penyedia tenaga, penyedia jasa dan maintenance terlatih guna pemanfaatan peluang usaha di bidang energi terbarukan dan katalisator penciptaan tenaga kerja hijau (green jobs).
Menurut Anthony, program gerai Juragan Atap Energi Surya sudah berjalan di Bali dan ke depan akan dikembangkan ke wilayah Jawa Timur dan Jakarta.
“Outlet Juragan Atap Energi Surya akan kami fokuskan di tiga wilayah, yakni Bali Jawa Timur, dan Jakarta karena ketiga wilayah itu mindset untuk menggunakan solaruv cukup tinggi,” kata Anthony tandas. ()