Webinar Bangkok Bank-Permata Bank Ungkap Strategi Para Pemimpin Bisnis Menghadapi Badai Ekonomi Global

MIX.co.id - Bangkok Bank dan Permata Bank baru saja menggelar webinar bertajuk "Bersiap menghadapi tantangan di tahun 2023”. Sejumlah pembicara atau panelis dihadirkan pada webinar tersebut. Di antaranya, Tony Fernandes, Chief Executive Officer Capital A; Somruedee Chaimongkol, Chief Executive Officer Banpu; dan Pandu Patria Sjahrir, Pendiri AC Ventures sekaligus Komisaris Bursa Efek Indonesia. Webinar dimoderatori oleh Dr. Kobsak Pootrakool, Wakil Presiden Eksekutif Senior dan Direktur di Bangkok Bank.

Melalui webinar tersebut, para panelis berdiskusi tentang bagaimana ekonomi ASEAN yang beragam dan tangguh dapat menjadi tempat yang aman dari badai yang diakibatkan perlambatan ekonomi global, suku bunga tinggi, inflasi yang melonjak, dan gangguan energi dan rantai pasokan global.

Oleh karena itu, para panelis menyarankan pelaku bisnis untuk fokus dan berhati-hati dalam keuangan dan tata kelola yang baik, mengidentifikasi peluang regional yang muncul, seperti logistik dan manufaktur maju, dan menyarankan mereka dapat mengubah krisis menjadi peluang.

“Kita berada di era yang tidak pernah normal. Guna bertahan dalam jangka panjang, pelaku bisnis wajib menanamkan paradigma ‘never normal’ agar dapat memetik manfaat dari disrupsi pemikiran ini,” kata Somruedee, CEO Banpu, raksasa energi yang berbasis di Thailand.

Lebih jauh ia menjelaskan, ASEAN kini telah menjadi hub internasional bagi sektor manufakturing, didorong oleh peningkatan investasi dan pertumbuhan PDB yang stabil. ASEAN meningkatkan proses produksinya ke teknologi Industri 4.0 seperti robotika, pencetakan 3D, dan digitalisasi industri yang lebih luas.

“Hal itu memberikan peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya, mendiversifikasi rantai pasokannya, dan membangun jaringan di pasar Asia Tenggara. Diversifikasi sangat penting bagi ketahanan perusahaan dan strategi mitigasi risiko,” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Tony Fernandes, CEO Capital A, menuturkan, “Di Capital A, kami mengatasi tantangan yang ada dengan mengelola biaya. Pada dasarnya, kami memaksimalkan garis atas dan meminimalkan garis bawah. Adapun di AirAsia, kami melakukannya melalui penyesuaian tarif dan pendapatan tambahan, serta memastikan arus kas kami positif.”

Dia pun melihat dua area peluang utama untuk Capital A. “Pertama, terdapat logistik karena e-commerce merupakan peluang bagus untuk bisnis transportasi kami dan maskapai kami AirAsia. Kedua, gelembung perusahaan tekonologi telah meledak dan berarti biaya turun. Yang terpenting, bisnis yang tadinya berjalan tanpa logika bisnis, kini harus berkelanjutan dan berjalan optimal, dengan valuasi yang masuk akal, dan ini bagus untuk perusahaan digital seperti Capital A yang menghadapi persaingan irasional yang disebabkan oleh arus masuk modal besar yang disediakan oleh para venture capital,” urainya.

Sementara itu, Pandu Patria Sjahrir, Pendiri AC Ventures dan Komisaris Bursa Efek Indonesia, mengatakan, “Ekonomi digital merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perekonomian Indonesia. Meskipun tahun 2023 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perusahaan teknologi, masih ada peluang bagi mereka yang fokus pada bisnis intinya, membangun tim, dan menumbuhkan budaya tata kelola yang baik.”

Dr. Kobsak Pootrakool, Wakil Presiden Eksekutif Senior dan Direktur Bangkok Bank, menambahkan, “Bangkok Bank percaya ASEAN menyediakan tempat berlindung yang aman dari badai ekonomi yang diakibatkan perlambatan ekonomi global, kenaikan suku bunga, inflasi tinggi, rantai pasokan yang terganggu, dan geopolitik.”

Menurutnya, kawasan ASEAN akan terpengaruh sementara sampai batas tertentu oleh turbulensi ekonomi global. Asia Tenggara akan pulih dan tumbuh lebih cepat dibanding bagian dunia lainnya, termasuk sebagian besar ekonomi maju. Ekonomi utama Asia Tenggara, seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam kembali ke jalur pertumbuhan yang berkelanjutan, dan ASEAN tetap berada di jalur yang tepat untuk menjadi ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada tahun 2030. Hal itu didukung oleh pasar yang beragam, demografi positif, digitalisasi, perusahaan yang kuat, dan investasi asing yang tumbuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)