MIX.co.id - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School (STIE - IBS) Jakarta kembali menggelar wisuda secara hybrid (offline dan online) di tahun ini. Digelar pada akhir November ini (20/11), sebanyak 307 wisudawan dari berbagai program studi jenjang sarjana strata 1 dan strata 2 menjalani prosesi wisuda ke-14 Tahun Akademik 2020/2021.
Kendati wisuda dilakukan secara hybrid, tidak mengurangi khidmatnya prosesi pelantikan wisudawan. Program wisuda hybrid ini dibuka dan dipimpin langsung oleh Ketua Senat Prof Dr. Djokosantoso Moeljono di ruang Auditorium Rachmat Saleh LPPI Kemang, Jakarta Selatan.
Peserta yang hadir hanya perwakilan wisudawan dengan tetap mengikuti protokoler kesehatan dalam upaya pencegahan penularan covid-19. Wisudawan duduk di barisan depan dengan jarak minimal satu meter serta diwajibkan menggunakan masker dan mematuhi protokol kesehatan.
Ketua STIE-IBS Dr. Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono, SH.,LL.M. menyampaikan bahwa dari 307 wisudawan yang dilantik terdapat wisudawan dari berbagai kota di luar pulau Jawa, mulai dari ujung timur Indonesia, yaitu Kupang, Waingapu, Maumere, Gorontalo, Baubau, Bandar Lampung, Bangka, dan Natuna. Hal ini tentunya menggambarkan bahwa mahasiswa dan alumni STIE Indonesia Banking School telah tersebar dan diharapkan dapat berkiprah dalam berbagai bidang untuk memajukan daerah asalnya masing-masing.
"Wisuda secara hybrid, dengan menggabungkan metode online dan offline telah dua kali dilaksanakan di tengah situasi pandemi Covid-19 masih berlangsung. Kami tetap menyelenggaraakan wisuda ini sebagai bentuk komitmen IBS untuk melepas para mahasiswa yang telah berhasil menuntaskan perkuliahannya dan akan terjun ke masyarakat untuk mengabdi bagi negeri. Kami mengharapkan para sarjana dan magister yang diwisuda memiliki integritas yang tinggi dan pengetahuan yang luas di bidang ekonomi," harapnya.
Pada wisuda kali ini, Dr. Kusumaningtuti S. Soetiono juga memberikan penghargaan kepada Wisudawan Terbaik dan Berprestasi, baik dari jenjang Sarjana (S-1) maupun Pascasarjana (S-2).
Orasi ilmiah dengan tema "Memasuki Era Transformasi ekonomi dalam Era Digital" disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, SE, MBA. Dalam orasinya, ia menegaskan bahwa pandemi Covid-19 telah melebarkan ketimpangan di kelompok yang paling rentan, seperti anak muda dan perempuan, termasuk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Antara lain, karena kehilangan pendapatan atau kehilangan pekerjaan, termasuk kesulitan menjalankan bisnis bagi UMKM.
"Selain ketimpangan ekonomi pada kelompok yang paling rentan, ada juga sejumlah tantangan yang harus dihadapi di masa pandemi, seperti privasi data, praktik peminjaman online, hingga kesulitan akses ke infrastruktur digital," ucapnya.
Untuk menghadapi hal itu, lanjutnya, Indonesia perlu fokus pada keuangan digital dan inklusi keuangan. Indonesia juga harus mampu menjadi ekonomi yang produktif, sustainable, dan inklusif. "Itu semua tergantung bagaimana kita memanfaatkan digitalisasi," kata Dody
Di dalam langkah pengembangan ekonomi digital, maka Bank Indonesia harus turut berperan dalam menerapkan ekosistem keuangan digital yang kondusif dan akseleratif. "Untuk itu, kami punya blue print yang berbasis digital untuk menavigasi perkembangan ekonomi digital," ucapnya.
Lebih jauh ia menuturkan, ada lima pilar dalam blue print tersebut, yakni mendorong inklusi keuangan, mendukung digitalisasi perbankan melalui open banking, perlu adanya jaminan interlinkage antara fintech dan perbankan guna hindari kasus zero banking, menyeimbangkan antara inovasi dengan stabilitas, dan menjamin kepentingan nasional dalam ekonomi digital.
Sementara itu, sambutan utama dalam wisuda STIE IBS...