Jelang Hari Kanker Dunia yang jatuh setiap tanggal 4 Februari, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menggelar pemeriksaan mammografi gratis untuk media dan keluarga, pada hari ini (2/2) di kediaman Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Gumelar di Jakarta. Tak kurang dari 50 jurnalis dari berbagai media—yang dikoordinir oleh Forum Ngobras—ikut berpartisipasi dalam program tersebut.
Diungkapkan Linda, program edukasi dan pemeriksaan gratis terkait kanker payudara sudah digelar YKPI sejak lama. “Awalnya, tahun 2005, YKPI memiliki 1 unit mobil mammografi keliling. Sejak 2015, unit mammografi YKPI sudah dilengkapi dengan alat digital terbaru. Bus mammografi ini setiap minggu keliling ke Puskesmas-puskemas di seluruh Jakarta, bekerja sama dengan RS Kanker Dharmais untuk melakukan edukasi dan pemeriksaan mammografi gratis,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa program edukasi dan sosialisasi tentang pemeriksaan kanker payudara sejak dini sangat dibutuhkan masyarakat, termasuk media. “Sebab, 70% para penderita kanker payudara mengetahui dan datang berobat ketika mereka berada pada stadium lanjut, yakni di atas stadium tiga. Itulah pentingnya edukasi dan sosialisasi,” tandasnya.
Fakta itu, menurut Linda, berdampak pada beban biaya yang ditanggung BPJS yang mencapai lebih dari Rp 1 triliun dalam setahun. “Nah, jika kanker terdeteksi sejak stadium awal, tentu saja akan sangat mengurangi beban biaya pengobatan,” ujar Linda.
Dr. Martha Royda Manurung dari RS Kanker Dharmais selaku dokter yang bertugas dalam pemeriksaan mammografi untuk media pada hari ini, menjelaskan saat ini kanker payudara menempati urutan pertama dari 10 kanker terbanyak di Indonesia.
Sementara itu, WHO memprediksi, tahun 2030 akan terjadi ledakan insiden penyakit kanker di negara berkembang, dan kanker payudara termasuk di dalamnya.
“Sayangnya, di Indonesia adalah belum semua perempuan tahu cara mendeteksi dini kanker payudara. Umumnya gejala yang diketahui berupa benjolan, perubahan pada struktur kulit payudara misalnya ada cekungan, keluar cairan dari puting atau ukuran payudara kanan dan kiri tidak sama.
Deteksi dini dapat dilakukan dengan Periksa Payudara Sendiri (Sadari), USG, dan mammografi. Mammografi dianjurkan untuk usia lebih dari 40 tahun, dan bisa dikombinasikan dengan USG,” papar Dr. Martha.
Diimbuhkan Linda, salah satu tujuan YKPI melakukan mammografi untuk masyarakat adalah menekan kejadian kanker payudara metastasis stadium lanjut di tahun 2030. "Kami mencoba mendorong upaya promotif dan preventif bahkan melakukan edukasi sampai ke sekolah-sekolah untuk remaja putri agar sejak dini mengetahui tentang pentingnya melalukan Sadari," tutupnya.