Konten kuliner di sosial media mendapat perhatian tinggi dari lintas generasi. Terbukti sebagian besar (54%) dari mereka mendapat informasi tentang food dan kuliner dari sosial media, sebanyak 45% dari review Youtuber, dan 25% dari reviewselebgram.
Hal itu terungkap dalam laporan riset Indonesia F&B Market Research 2021 “Indonesian Eating Out Behavior in New Normal” yang dirilis oleh konsultan pemasaran Deka Insights dan perusahaan teknologi edukasi bisnis kuliner Foodizz. Riset berlangsung secara daring dan wawancara selama Juli-Agustus 2021 terhadap 1.000 orang responden dari kalangan generasi Z (18-24 tahun), generasi Y (25-44 tahun) dan generasi generasi X dan baby boomers (di atas 45 tahun) yang tersebar di Jakarta, Bandung, Medan, Makasar, dan Surabaya.
Sebagian besar responden (52%) menjelajahi (brows) tentang kuliner/food/restoran/cooking di sosial media, mengungguli brows tentang lifestyle yang hanya mencapai 51% dari responden. Diikuti brows tentang entertainment dan gossip (39%), hobby (game, gardening) sebesar 34%.
Menurut CEO Foodizz Rex Marindo, temuan ini memberi insight bahwa kuliner memiliki peluang pasar yang sangat potensial. Kuliner juga menjadi sektor usaha yang paling tangguh menghadapi pandemik seperti sekarang, meski pada awalnya sempat terimbas, namun kemudian dapat bangkit kembali.
Riset juga mengungkap adanya korelasi antara masing-masing generasi dengan sosial media yang diakses. Hasilnya, generasi Z paling tinggi mengakses social media Facebook (89%), diikuti Youtube (86%), Instagram (82%), Tiktok (31%), dan Twitter (17%).
Berbeda dengan generasi Y yang lebih banyak mengases sosial media Youtube (86%), Facebook (84%), Instagram (62%), Tiktok (22%), dan Twitter (5%). Sedangkan generasi X dan baby boomers, akses sosial media tertinggi tertuju pada Facebook (65%), Youtube (63%), Instagram (30%), Tiktok (8%), dan Twitter (5%).
Fakta ini memberi insight bagi pelaku kuliner tentang platform sosial media yang efektif mengedukasi dan mempromosikan produknya terkait target konsumen yang ingin dibidik. Jika produk kuliner itu ingin membidik generasi Y, maka platform sosial media yang efektif untuk promo adalah Youtube dan Facebook. Begitu pula terhadap produk kuliner yang membidik target konsumen generasi Z, maka Youtube dan Facebook menjadi channel efektik untuk edukasi dan promo produk. Sedangkan kuliner yang membidik target konsumen generasi generasi X dan baby boomers, sama hallnya dengan generasi lainnya, Youtube dan Facebook menjadi channel efektik untuk edukasi dan promo produk.
“Ini akan sangat penting untuk menjadi pertimbangan, menjadi insight dan informasi dimana kita bisa menyusun strategi 3 bulan ke depan khususnya di 2022,” kata Rex Marindo pada acara Special Kopdar Foodizz online baru-baru ini.
Riset juga mengungkap tentang partner saat makan (dine in). Hasilnya, generasi Y lebih memilih makan bersama keluarga (66%). Sedangkan generasi Z sebagian besar memlih makan bersama teman (78%). Makan bersama anak adalah jawaban tertinggi (32%) yang dipilih generasi X dan baby boomers.
Menurutnya, hasil riset ini diharapkan bisa menjadi referensi, inspirasi dan ide untuk biar mempersiapkan bisnis kuliner dengan lebih baik ke depannya.
“Melalui Foodizz kami berharap akan banyak pengusaha kuliner yang muncul, berkembang dan bertahan sehingga akan makin banyak lapangan pekerjaan yang di buka dan bisa memberi dampak perbaikan ekonomi masyarakat karena bisnis kuliner adalah salah satu bisnis yang bisa cepat di eksekusi tanpa harus spesifik memiliki keahlian atau pendidikan khusus,” tandas Rex Marindo.