Era digital telah memicu Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk memanfaatkan digital sebagai salah satu channel penjualannya. Tak mengherankan jika layanan data center milik sejumlah operator selular banyak digandrungi oleh pelaku bisnis segmen UKM. Salah satunya, XL. Operator selular yang hadir di Indonesia sejak tahun 1996 itu telah memiliki layanan data center dengan 130 pelanggan korporasi. Dari angka itu, 65 persennya adalah segmen UKM.
Segmen UKM sangat meminati layanan data center yang dihadirkan oleh XL
Keseriusan XL menggarap layanan data center tak lepas dari makin tingginya kebutuhan pelanggan korporasi atas data center. Dikatakan Chief Digital Service Officer XL Yessie D. Yosetya, "Saat ini cukup banyak korporasi di Indonesia yang masih menggunakan data center yang ada di luar negeri. Di antaranya, layanan data center di Singapura. Hak itu tentu sangat disayangkan, karena banyak outgoing trafik ke luar dan ada biaya yang harus dibayar ke negara lain."
Fakta itulah yang memicu XL untuk menyediakan layanan data center berstandard tinggi. Misalnya, dengan membuat layanan data center XL berstatus Neutral Data Center, sehingga memungkinkan pengguna dapat memanfaatkan layanan data center tersebut dengan memanfaatkan fasilitas koneksi selain yang dimiliki oleh XL.
Ditambahkan Yessie, saat ini XL melalui Divisi Cloud, telah memiliki tiga data center yang dapat digunakan oleh masyarakat atau pelanggan di seluruh Indonesia. Ketiga data center XL berlokasi di Surabaya, Jakarta, dan Pekanbaru. "Ketiga data center tersebut merupakan pusat data di mana layanan cloud computing, collaction, dan Disaster Recovery Center berada," tegas Yessie, yang menyebutkan bahwa dalam satu tahun terakhit XL telah meraih tiga sertifikat internasional untuk layanan data center-nya, yakni sertifikat ISO/IEC 27001, ISO/IEC 20000-1, dan TIER III Design dari Uptime Institute, Amerika Serikat.
Keseriusan XL membesarkan bisnis di layanan data center dibuktikan juga lewat rencana XL yang akan mengembangkan Data Center barunya di Balikpapan, Kalimantan. Proyek itu dinilai XL sangat strategis, mengingat Kalimantan merupakan wilayah yang relatif bebas dari jalur gunung berapi dan gempa. Selain itu, kawasan Kalimantan terhitung pasar yang belum tergarap hingga saat ini.