Categories: Marketing Update

Marketers Harus Cermati Perubahan di Twitter

Facebook playbook

Saat Twitter membuat perubahan di Timeline, Facebook justru menggunakan strategi Twitter yang lama, yakni menggunakan algoritma yang berdampak pada tampilannya. Sebenarnya Twitter tidak ingin dibandingkan dengan Facebook, karena user Facebook yang aktif tercatat lima kali lebih banyak.

Lee Maicon, Senior VP-strategy di 360i mengungkapkan bahwa kompetitor yang cocok untuk Twitter adalah Amazon. Perusahaan e-commerce tersebut mempopulerkan mesin rekomendasi, fitur yang menampilkan konten berdasarkan behaviour user. Menurutnya, Twitter sejatinya mengaplikasikan hal yang sama. Ada kesempatan bagi marketers untuk ikut terlibat dalam percakapan mereka. Perubahan tersebut juga membantu dalam kampanye media, seperti promosi dengan menggunakan selebriti atau popularuser Twitter lainnya.

“Mereka seperti melakukan apa yang host pesta lakukan, yakni memperkenalkan orang satu sama lain,” ungkap Maicon. “Mereka harus melakukan hal yang berbeda seperti platform yang user dapat gunakan,” tegasnya.

Namun masih saja ada yang membandingkan Twitter dengan Facebook. Tampilan baru profil di Twitter memang terlihat serupa dengan Facebook, tentu saja Facebook lah yang meniru tampilan timeline Twitter.

Dengan perubahan yang baru terjadi di minggu ini, Menurut Robert Peck analis dari SunTrust Robinson Humphrey, Twitter ingin meningkatkan platform dengan tujuan agar keuntungan dari iklan bertambah. “Twitter punya panduan tersendiri yang mirip Facebook. Agar sukses mereka harus ikuti panduan tersebut”, tambahnya.

Diungkapkan Peck, masih ada kemungkinan bagi Twitter untuk mengembangkan advertising-nya. Tercatat advertising di Facebook sebanyak 5% atau satu advertising di setiap 20 posting. Sementara penetrasi advertising di Twitter kurang dari setengah angka tersebut. Ini kabar gembira untuk para advertiser yang ingin mencoba ranah baru di Twitter.

Namun beberapa marketers justru mengkhawatirkan jika Twitter meniru strategi Facebook. Misalnya mengikuti strategi membatasi organic reach, yakni jumlah orang yang melihat konten, yang berkaitan dengan page Anda melalui newsfeed atau ticker orang tersebut.

Bila Twitter benar-benar mengikuti strategi Facebook, artinya setiap post kemungkinan tidak tersebar ke setiap followers jika marketer tidak membeli ads. Bila Twitter dapat menambahkan konten di timeline, berarti Twitter juga bisa tidak menampilkan posting tertentu.

“Sebenarnya ini belum terjadi. Kami hanya memprediksi dan tidak akan kaget bila Twitter menerapkan strategi ini,” ungkap Muzzy.

Page: 1 2Lihat Semua

Shofa Tartilah

Recent Posts

ALAND Rambah Indonesia, Resmikan Gerai Perdana

MIX.co.id – ÅLAND, gerai fesyen multi merk karya desainer Korea Selatan, ekspansi ke Indonesia dengan…

1 day ago

Strategi SCGP Perkuat Pertumbuhan Bisnis di ASEAN

MIX.co.id - Penyedia solusi kemasan konsumen multinasional SCGP, yang juga bagian dari Grup Perusahaan SCG,…

1 day ago

Julo Berhasil Ungguli Perusahaan-Perusahaan Fintech di Asia Pasifik

MIX.co.id - Julo Teknologi Finansial berhasil meraih tiga penghargaan di ajang Asia FinTech Awards 2024,…

2 days ago

Nippon Paint Partisipasi dalam Pemeliharaan Infrastruktur Bangunan Milik TNI AD

MIX.co.id - Nippon Paint turut berpartisipasi dalam pemeliharaan infrastruktur bangunan, melalui pengecatan bangunan milik TNI…

2 days ago

Coway Lanjutkan Kolaborasi dengan ITB di Sektor Pengolahan Air

MIX.co.id - Perusahaan pemurni air dan udara nomor satu Korea Selatan, Coway, kembali menggandeng ITB…

2 days ago

Coca-Cola Luncurkan Kemasan Edisi Terbatas dengan Karakter Marvel

MIX.co.id - Coca-Cola berkolaborasi dengan Marvel (karakter keluaran Disney) meluncurkan Coca-Cola x Marvel: The Heroes.…

2 days ago