Stigma negatif yang sudah telanjur lekat tertanam di benak konsumen tentang teknologi nuklir memang menjadi PR—Pekerjaan Rumah—bagi Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), lembaga pemerintah non kementerian yang bertugas melaksanakan tugas pemerintah di bidang penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan iptek nuklir.
Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto mengungkapkan, “Upaya komunikasi yang terintegrasi dan berkelanjutan terhadap publik perlu kami lakukan guna mengubah stigma negatif akan kekhawatiran masyarakat akan teknologi nuklir, Terutama, terkait rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Selain itu, kami juga ingin mengomunikasikan bahwa teknologi nuklir tak hanya untuk PLTN, tapi dapat juga dimanfaatkan untuk kesehatan, pertanian, pertenakan, dan lainnya."
Tahun 2013 lalu, mengambil momentum hari jadi BATAN yang ke-55, BATAN menggelar aktivasi bertajuk “Atomos Day” di Tennis Indoor Senayan pada 29 November - 1 Desember 2013. Aktivasi digelar dalam bentuk seminar, pameran produk dan jasa teknologi nuklir, pameran interaktif sains nuklir dan foto teknologi nuklir, ICT nuklir, serta pameran sejarah dan masa depan nuklir. Dalam kesempatan itu, BATAN juga menggelar kegiatan funbike, aerobik, flashmob, dan games.
Hasilnya, merujuk program evaluasi yang digelar BATAN pada 2013 lalu, dengan menggandeng perusahaan survei independen PT Iconesia Solusi Prioritas, menunjukkan 60,4 persen responden dari 34 provinsi setuju pengembangan iptek nuklir di bidang energi atau pembangunan PLTN, di bidang kesehatan 42,8 persen, peternakan 30 persen, dan pangan 29,5 persen. Adapun responden yang tidak setuju hanya mencapai 28,5 persen.
Bicara media komunikasi yang paling efektif digunakan untuk berkampanye, ternyata hasilnya 60,2 persen responden mendapat sumber informasi nuklir dari media televisi, situs online 15,9 persen, media cetak 15 persen, roadshow ke sekolah dan kampus 6,1 persen, dan radio 5,8 persen.
Aneka kanal komunikasi pun diintegrasikan untuk mengkomunikasikan pesan positif “Nuklir untuk Kesejahteraan”. Di lini atas atau Above the Line, BATAN menggunakan seluruh media konvensional. Mulai dari iklan di media televisi dalam bentuk loose spot di media-media nasional, menggelar talkshow di radio, hingga memasang advertorial di media cetak untuk menyampaikan pesan positif tentang teknologi nuklir. Sebelumnya, iklan BATAN yang tayang di televisi memanfaatkan brand ambassador Dewi Yull dan comedian Gogon.
Sementara itu, di lini bawah atau Below the Line, BATAN rutin melakukan roadshow ke sekolah-sekolah lewat program “Nuklir Goes to School”. Untuk tahun 2014 ini misanya, BATAN fokus melakukan raodshow ke wilayah Bangka Belitung. Lantaran, wilayah tersebut merupakan wilayah potensial untuk eksplorasi mineral radioaktif.
Menggandeng komunitas juga menjadi cara efektif BATAN dalam meminimalisir stigma negatif. Untuk itu, BATAN bekerja sama dengan Komunitas Muda Nuklir Nasional atau KOMMUN untuk mengomunikasikan pesan-pesan “Nuklir untuk Kesejahteraan”. BATAN juga selalu mendukung setiap kegiatan KOMMUN seputar sosialisasi iptek nuklir untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.