Dalam ajang PR of The Year 2025, salah satu peserta menyisipkan Doa Harian dalam komunikasi internal. Sentuhan spiritual sederhana yang justru menguatkan ikatan emosional, membangun kepercayaan, dan menanamkan nilai secara konsisten.
.

.
Kepercayaan bukan lagi opsi tambahan dalam komunikasi strategis global. Ia telah menjadi fondasi utama yang menentukan keberhasilan hubungan antara institusi dan para pemangku kepentingan, khususnya di tingkat lokal.
Namun di banyak wilayah dunia—khususnya Asia, Afrika, dan kawasan Pasifik—kepercayaan tidak lahir dari retorika, melainkan dari hubungan yang nyata.
Hubungan yang tumbuh melalui kehadiran, keterlibatan, dan pengakuan atas nilai-nilai lokal.
Selama bertahun-tahun, banyak praktisi komunikasi global datang dengan strategi brilian dan dokumen perencanaan yang impresif.
Tapi, seperti yang ditegaskan oleh Alaimo (2025), “Relationships are critical in this part of the world (Asia Pacific), and practitioners who attempt to work in the region without firmly establishing them are likely to be thwarted at every turn” (p. 195).
Dalam konteks seperti ini, hubungan lokal adalah fondasi dari efektivitas komunikasi.
Salah satu contoh nyata datang dari program komunikasi internal yang dirancang untuk menjangkau karyawan lapangan—pekerja yang tidak duduk di kantor, yang tidak membaca email harian, tapi tetap menjadi wajah dari perusahaan di mata publik.
Pekerja seperti Awak Mobil Tangki (AMT), yang bekerja dalam shift panjang, penuh risiko, dan seringkali jauh dari akses informasi strategis.
Melalui inisiatif satu halaman sederhana yang ditempel di rest area dan dikirim via WhatsApp internal setiap bulan, komunikasi mulai hidup kembali.
Di dalamnya, terselip rubrik-rubrik yang bukan hanya informatif,...