MIX.co.id - Tim Communications (Comms) Unilever Indonesia baru saja dinobatkan sebagai “CorComm Team of The Year-Journalist Choice” untuk kategori Consumer Goods di ajang penghargaan “Indonesia PR of The Year 2023” yang digelar Majalah MIX Marketing Communication.
Sebagai latar belakang, Tim Comms Unilever Indonesia memiliki peran dan tanggung jawab yang cukup komprehensif. Mulai dari Internal Communication, Leadership Communication, menjaga aspek reputasi dalam issue management, hingga External Communication yang meliputi Corporate Communication, advisor untuk strategi komunikasi semua brand Unilever, hingga Sustainability Communication untuk mensinergikan komunikasi dari seluruh inisiatif keberlanjutan Perusahaan.
Terkait penghargaan yang diterima, menjadi tim pilihan jurnalis di tengah deretan tim Communications dari industri yang sama, bukanlah perkara mudah. Mengingat, di era digital seperti sekarang, tuntutan jurnalis atau media semakin dinamis. Mulai dari informasi yang berkualitas, kecepatan merespon, hingga sentuhan personal yang humanis.
Keberhasilan Tim Comms Unilever menjadi media darling, menurut Head of Communication PT Unilever Indonesia, Tbk. Kristy Nelwan, karena Unilever senantiasa menempatkan jurnalis atau media sebagai partner. Sebagai partner, maka Unilever menerapkan prinsip Equity dalam membangun hubungan dengan media.
“Prinsip Equity ini artinya, kami berusaha memahami tantangan yang dihadapi oleh rekan-rekan media. Sebagai praktisi komunikasi, kami senantiasa memahami bahwa ada tantangan yang berbeda yang dihadapi media seiring dengan perubahan zaman. Prinsip Equity ini tak sekadar memahami tantangan, tetapi juga memahami kebutuhan media, yang setiap eranya pasti berkembang,” papar Kristy.
Untuk memahami tantangan dan kebutuhan media, salah satu caranya adalah dengan membangun komunikasi yang intens. “Kami memilih banyak ngobrol dengan teman-teman media dalam setiap kesempatan, untuk memahami tantangan dan kebutuhan mereka. Mulai dari pertanyaan sederhana, seperti target berita yang harus mereka capai dalam setiap deadline-nya, hingga obrolan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan,” ia mengungkapkan.
Jika pemahaman sudah tercipta, maka dengan sendirinya, trust akan terbangun. Selanjutnya, bermodal trust, maka media pun akan memahami tantangan dan kebutuhan yang dihadapi oleh Tim Comms Unilever. Dia mencontohkan, “Saat ini, media selalu ingin mendapat jawaban sangat cepat. Namun, berkat prinsip Equity dan trust yang sudah terbangun, akhirnya kami bisa bernegosiasi. Dalam kerangka negosiasi itu, kami memberikan pemahaman kepada media bahwa sebagai perusahaan terbuka, maka ada proses internal yang harus dilalui, termasuk proses verfikasi data demi informasi yang akurat.”
Di sisi lain, Tim Unilever juga berusaha untuk mempercepat proses di internal agar dapat segera menjawab kebutuhan media. “Beruntung, para spokesperson di Unilever turut mendukung dan memahami kebutuhan media. Sebab, kami juga turut mengedukasi dan memberikan pemahaman kepada internal, dalam hal ini para spokesperson bahwa salah satu kebutuhan media saat ini adalah kecepatan memperoleh informasi maupun data,” jelasnya.
Berikutnya, agar hubungan baik yang tercipta bersifat jangka panjang, maka evaluasi secara berkala jadi penentunya. “Untuk evaluasi harian, mingguan, hingga bulanan, kami memiliki tools dan tim khusus. Antara lain, mengukur apakah key message tersampaikan melalui informasi yang sudah diberikan kepada media. Setelah hasil evaluasi diperoleh, maka kami akan melakukan perbaikan jika memang ada yang perlu diperbaiki. Evaluasi tidak hanya dilakukan pada media konvensional, tapi juga media sosial,” ucap Kristy.
Sejatinya, interaksi yang baik dengan media juga dapat terciptakan ketika perusahaan menggelar event, antara lain konferensi pers. Biasanya, Tim Unilever menjadikan event sebagai momen untuk semakin mendekatkan diri kepada media, termasuk memahami tuntutan informasi yang tengah media butuhkan sebagai bahan penulisan.
Dalam konteks itu, diakui Kristy, kehadiran media bukan menjadi parameter yang utama. “Kami tidak lagi menjadikan kehadiran media yang banyak sebagai kesuksesan. Namun, outcome jadi parameternya. Pada saat event, kami juga memikirkan kebaruan informasi seperti apa yang bisa media dapatkan dari kami. Terkait hal ini, kami juga harus mampu menghadirkan speaker yang trusted, valuable, dan engaging,” pungkasnya.