MIX.co.id - Dalam lima tahun terakhir Indonesian Basketball League (IBL), tepatnya sejak kepemimpinan Junas Miradiarsyah mulai dari 2020 hingga sekarang, IBL berhasil menorehkan sejumlah pencapaian. Hal itu tidaklah mudah, mengingat Covid-19 pernah melanda.
Deretan pencapaian tersebut, antara lain liga nasional pertama yang berhasil bangkit dari Covid-19. IBL lolos dari jurang kehancuran masa Covid-19, bahkan bangkit lebih tinggi. IBL menjadi kompetisi nasional pertama yang menghadirkan kembali kompetisi dan dokumen protokol kesehatan ajang olahraga yang menjadi panduan bagi banyak cabang olahraga di Indonesia dengan konsep penyelenggaraan Bubble (2021).
Pencapaian kedua, IBL dengan jumlah peserta tertinggi. Setelah masa kemunduran dengan berkurangnya jumlah peserta di 2019 (9 peserta dari 12), IBL mencapai angka peserta tertinggi dari 10 menjadi 16 setelah era Covid-19. Dengan demikian, muncul kepercayaan dari berbagai sektor usaha baru. Jumlah 16 peserta ini merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah (2022).
Pencapaian ketiga, IBL dengan periode kompetisi dan jumlah pertandingan tertinggi. Dari periode kompetisi IBL sebelumnya dengan durasi 3,5 bulan, saat ini telah menjadi 6,5 bulan. Selain itu, jumlah pertandingan dari 97 pertandingan di babak reguler, menjadi 240 di babak reguler. Ini merupakan kompetisi dengan periode terpanjang sekaligus jumlah pertandingan terbanyak sepanjang sejarah (2023).
Pencapaian keempat, revolusioner konsep Home & Away pertama untuk bola basket. Setelah 20 tahun lebih kompetisi IBL berjalan dengan konsep series, saat ini melakukan revolusi format dengan Home & Away, dimana konsep kali ini membuktikan bola basket bukan hanya kompetisi, tetapi juga berupaya membangun industri secara konkrit (2024).
Pencapaian kelima, hadirnya Kategori Pemain Baru. Penggunaan pemain asing sebanyak 3 pemain dan adanya kategori naturalisasi kemudian heritage (keturunan), membuat liga IBL ‘naik kelas’ dengan semakin banyaknya pemain dengan kualitas yang sangat tinggi. Begitu pula persaingan pemain lokal (2024).
CEO Indonesian Basketball League (IBL), Junas Miradiarsyah mengakui bahwa perjalanan membangun industri memang masih panjang. Namun, dengan adanya berbagai indikator peningkatan ini terlihat bahwa IBL mulai menemukan jalan yang tepat dan di tangan yang tepat. Ditambah dengan adanya dukungan dan majunya organisasi PP PERBASI saat ini dan juga kehadiran FIBA di Indonesia serta program-program untuk memasyarakatkan bola basket di Indonesia. Oleh karena itu, IBL seharusnya percaya diri dan berfokus pada perjalanan menuju puncak yang lebih tinggi.
“Lewat melakukan breaktrough-menggelar IBL secara profesional, me-manage sport event, kita meyakinkan industri untuk melihat potensi besar yang ada dan turut terlibat sekaligus berpartisipasi dalam menghidupkan lebih besar olahraga bola basket ini. Artinya, harus kompetitif, begitu menghibur, sekaligus menggagas standar baru penyelenggaraan acara olahraga," ucapnya.
Sementara itu, pemain basket Pelita Jaya, Andakara Prastawa, mengungkapkan, “IBL sangat baik penyelenggaraannya dan pertandingannya pun semakin banyak. Di tingkat SMA dan Kampus, juga level pertandingannya meningkat. Menurut saya ini akan memunculkan banyak bakat baru dan tentu saja bagus untuk perkembangan olahraga bola basket Indonesia. Sebagai atlet olahraga bola basket, kini bisa dibilang sudah bisa menjadi profesi menjanjikan dengan masa depan yang sangat baik.”