Babab Dito, Pria di Balik Lahirnya Merek Tongsis

Siapa yang tak kenal tongsis, alias tongkat narsis? Siapa sangka, produk inovatif yang digemari oleh masyarakat Indonesia, terutama para pecinta selfie, dilahirkan oleh seorang anak muda Indonesia. Adalah Anindito Respati Giyardani, yang akrab disapa Babab Dito, pria lulusan Hukum Universitas Parahyangan yang berhasil melahirkan tongsis.

Diceritakan Babab Dito, "Awal hadirnya ide ini ketika saya berjalan-jalan ke Bangkok tahun 2012 lalu. Di sana, saya dan teman-teman ingin selfie, tapi yang terlihat hanya wajah saja. Latar belakang suasana Bangkok yang dikunjungi tidak terlihat. Saat itu, saya lihat ada mono pod untuk produk camera pocket. Akhirnya, saya coba dengan smartphone dan rupanya sesuai harapan, semua latar belakang foto terlihat."

Sejak itulah, 2012, Babab Dito memutuskan untuk menghadirkan brand Tongkat Ajaib untuk para pecinta selfie. "Sejatinya, inovasi tidak harus berasal dari sesuatu yang belum ada. Akan tetapi, dengan memaksimalkan sesuatu yang sudah ada sebelumnya untuk kemudian menghasilkan fungsi yang baru dan diterima oleh market, maka itu sudah bisa disebut sebagai inovasi," jelas Babab Dito, hari ini (14/3), di sela-sela talkshow Kino Youth Innovator 2017.

Rupanya, merek Tongkat Ajaib kurang disambut positif oleh pasar. Babab Dito kemudian melakukan gerak cepat dengan me-rebranding-nya menjadi Tongsis, kependekan dari Tongkat Narsis. "Setelah itu, saya mulai mengedukasi market lewat media digital dan komunitas. Kebetulan saya juga anggota dari komunitas Front Pembela Narsis dan iPhonesia. Saya pun mulai membagi-bagi gratis kepada mereka untuk meminta mem-posting hasil jepretan dari tongsis mereka," lanjutnya.

Merek Tongsis makin berkibar dan viral ketika foto sang ibu negara Republik Indonesia, Ani Yudhoyono, yang sedang bertongsis ria berhasil menjadi pemenang kompetisi foto. Sejak saat itu permintaan Tongsis pun terus meningkat. "Bahkan, ada produsen ponsel yang memesan Tongsis hingga 30 ribu unit untuk keperluan promosi bundling mereka," ia mengisahkan.

Sayangnya, mulai 2014, pria kelahiran 22 Maret 1981 itu memutuskan untuk stop produksi. Lantaran, produk yang sama dari luar negeri menawarkan harga yang sangat murah dengan kapasitas produksi yang sangat besar. "Tahun 2013, saya hanya mematenkan merek Tongsis, namun tidak mematenkan desain produknya. Ini pelajaran bagi saya bahwa hak karta cipta, termasuk paten merek dan desain produk itu sangat penting," ungkap Babab Dito yang mengaku baru menerima sertifikasi paten di tahun ini, padahal ia telah mengurus paten merek Tongsis sejak 2013 lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)