Kalau Anda tinggal di sekitar Jabodetabek dan penggemar “berat” makanan martabak, nama Orins pasti ring the bell. Kemungkinan besar Anda mengenal Martabak Pizza Orins. Tahun lalu camilan ini menjadi favorit konsumen Go Food, layanan antar makanan dari ojek online Go-Jek. Martabak Orins mendapatkan penghargaan sebagai “All Time Favorite Martabak” dan “Most Enjoyable Quick Bites” versi Go-Foodies Selections dari Go Food.
Dalam dua tahun terakhir Martabak Orins memang menjadi hits di Jabodetabek karena Unique Selling Proposition (USP)-nya yang signifikan dibandingkan existing martabak di pasar. Martabak Orins kulitnya lebih tipis, topping-nya lebih tebal, beraneka rasa, ukurannya bervariasi (empat size dari kecil hingga jumbo) dan harganya terjangkau (affordable) oleh berbagai kalangan.
Adalah Sonny Arca Adryanto, mantan pegawai Ditjen Pajak Kementrian Keuangan Republik Indonesia, yang berada di balik sukses Martabak Orins. Bersama istri tercinta yang juga berkarir di kantor yang sama, Sonny bereksperimen mengembangkan berbagai produk makanan khas Indonesia—di antaranya jamur krispi—sebelum akhirnya mantap mengembangkan martabak pizza . “Passion kami ada di dunia usaha ternyata,” tutur Sonny yang kemudian melepaskan pekerjaannya sebagai Pegawai Negeri Sipil dan total menjadi wirausahawan, menyusul keputusan yang sama dengan sang istri.
Martabak Orins hadir pertama kali di pasar pada 2011. Dua tahun kemudian Sonny berhasil mengembangkan gerainya menjadi empat. Setahun berselang, Sonny menambah tiga cabang lagi. Pertumbuhan bisnis Martabak Orins yang pesat terjadi pada 2015 bersamaan dengan mulai maraknya jasa layanan antar makanan online seperti Go Food dan GrabFood. Pada dua tahun lalu itu, Sonny sukses menambah 10 cabang, hingga saat ini Orins memiliki 19 gerai di Jabodetabek.
Meskipun banyak pihak yang mengajukan waralaba Martabak Orins, Sonny mengaku belum siap membesarkan bisnisnya dengan konsep franchise. Alih-alih waralaba, Sonny lebih tertarik memperluas pasarnya dengan membuka cabang di kota-kota besar seperti Bandung dan Surabaya. (Lis Hendriani)