Berawal dari perusahaan start-up yang lahir 3,5 tahun silam, tepatnya pada Agustus 2011, kini Tiket.com menjelma menjadi perusahaan dengan lebih dari 200 karyawan, rata-rata pertumbuhan omset 400% per tahun, dan jumlah transaksi 5.000-7.000 per hari. Jumlah tersebut bisa membengkak menjadi 19.000 transaksi per hari jika Tiket.com menggelar promo.
Atas prestasi tersebut, tahun ini Tiket.com menyabet penghargaan “Indonesia Net Promoter Score & Net Emotional Value 2015” untuk kategori Ticket Portal dari majalah bisnis terkemuka Indonesia Majalah SWA. Selain itu, baru-baru ini Tiket.com juga memperoleh kepercayaan dari Garuda Indonesia sebagai partner pertama—dan masih satu-satunya—yang memiliki koneksi langsung dengan sistem penjualan onlineflagship carrier Garuda Indonesia.
Sukses Tiket.com ini tak lepas dari tangan dingin empat anak muda yang memiliki visi membangun sebuah sistem yang lebih simple untuk berjualan tiket secara online.Co-Founder yang kini menjabat sebagai Chief Technology Officer Natali Ardianto mengisahkan bahwa ketika awal melangkah, mereka memilih strategi Zero Marketing alias tanpa modal untuk membesarkan Tiket.com. “Kami hanya mengandalkan social media sebagai kanal marketing komunikasi sekaligus penjualan,” katanya.
Dalam milestone Tiket.com, Natali Ardianto mencatat proyek pertama yang sukses adalah penjualan tiket online konser musik Big Bang pada 2012. Bayangkan, dalam tempo sepuluh menit, Tiket.com berhasil menjual 6.000 tiket konser boy band asal Korea tersebut. Sukses penjualan tiket konser, start-up ini kemudian menjajal produk tiket lain, yaitu untuk penerbangan, hotel, kereta, event, dan rental mobil.
Seiring dengan berkembangnya bisnis Tiket.com, start-up ini pun kemudian mendirikan divisi Marketing. Gaery Undarsa, salah satu pendiri yang kini menjabat sebagai Managing Director, ditunjukmengomandani divisi yang bertugas menangani promotion, online marketing, social media, hingga PublicRelations (PR).
Gaery Udarsa kemudian meng-hire Nikita Hadi sebagai Assisten ManagerPromotion Tiket.com yang bertugas merancang segala bentuk promosi yang ditawarkan untuk end user maupun korporat (partnership). Nikita dibantu oleh Desima Reny Aritonang sebagai Promotion Executive. Sementara itu, untuk urusan online marketing dan social media, Gaery meng-hire Daniel Suryo yang menempati posisi Online Marketing Specialist. Selanjutnya, untuk menangani divisi PublicRelations, Gaery mengangkat Olivia Hutagalung dan Yosi Marhayati sebagai PR Executive.
Dalam wawancara keroyokan dengan Natali Ardianto, Olivia Hutagalung, dan Yosi Mathayati, terungkap bahwa seiring dengan perkembangan bisnis—di mana perusahaan ini kemudian mendapat suntikan dana dari investor dan mendapat pinjaman dari bank (bankable), perusahaan ini pun kemudian mengalokasikan budget khusus untuk beriklan di stasiun televisi yang bisa menjangkau khalayak lebih massal. Menurut Natali, ini karena ada tantangan dari kompetitor yang juga mulai ramai memanfaatkan TV Commercial (TVC). “Sejak 2014 kami memang sudah memiliki bujet marketing komunikasi yang cukup besar. Bahkan, pada 2014 kami membuat TVC Tiket.com untuk membangun image,” ungkap Natali sambil mengklaim bahwa Tiket.com merupakan start-up yang memiliki cash flow yang sangat sehat.
Selain mulai berkampanye via TVC, Tiket.com juga memanfaatkan media cetak dan radio, dan tetap gencar di social media, termasuk membaut iklan video di YouTube. Untuk menciptakan word of mouth, Tiket.com juga menggandeng komunitas bloggertraveler dan penulis pariwisata.
Pada kesempatan wawancara dengan Tim Marketing Tiket.com, Olivia menceritakan riuh-rendahnya bisnis online yang tiba-tiba saja membesar ini. “Agar setiap rencana berjalan dengan suskes, tim marketing harus berkoordinasi dengan seluruh tim di Tiket.com. Berkoordinasi dengan tim teknis, dengan tim customerservices, dan tim legal. Kami juga dituntut untuk men-charge idea dengan selalu mengamati setiap pergerakan pasar dan kompetitor. Termasuk, membaca studi kasus dari brand-brand yang sukses di luar negeri,” ujar Olivia.
Untuk mengelola bisnis dengan omset yang terus membesar ini, Tiket.com menghadirkan anak-anak muda yang kompak dan memiliki passion yang sama dalam membesarkan perusahaan. ScrumMeeting—istilah yang digunakan Natali Ardianto untuk rapat rutin harian mereka—yaitu pertemuan selama 5-10 menit yang digelar pada pagi hari dan diikuti oleh seluruh tim Tiket.com, menjadi salah satu wadah koordinasi antartim yang dianggap efektif karena di sana setiap anggota tim memberikan report singkat base on data. Rapat ini juga memungkinkan masing-masing anggota tim mengetahui apa yang sedang dikerjakan oleh masing-masing.
Sebagai perusahaan start-up yang kian membesar jumlah karyawannya, tidak bisa dihindari adanya perbedaan pendapat. Itu sebabnya, katanya, di Tiket.com meeting dibuat berjenjang. “Meeting untuk internaldivision dilakukan setiap Selasa, untuk level manager dilakukan pada Rabu, sedangkan meetinglevel direktur dilakukan pada Kamis. Itu artinya, jika terjadi deadlock di meeting internal division, maka deadlock tersebut akan di bawa ke meeting level manager. Jika di meeting level manager masih terjadi deadlock, maka akan dibawa ke meeting level direktur. Jika di sana masih terjadi deadlock, maka kami akan melakukan voting,” tutur Natali.
Bekerja di industi belanja online yang serba real time, memang hampir membuat seluruh anggota tim selalu sibuk. Namun, tim Tiket.com memiliki cara tersendiri untuk mengendurkan urat ketegangan. “Kami punya program Jumat Ceria, di mana manajemen menyajikan camilan sore seperti podeng, somay, atau yang lainnya. Di sana menjadi ajang kami untuk saling mengakrabkan diri, termasuk brainstorming. Bahkan, setiap Kamis sore, perusahaan memfasilitasi seluruh karyawan perempuannya untuk senam Zumba di kantor, dan futsal dekat kantor untuk seluruh karyawan pria,” tutup Yosi Marhayati. *