MIX.co.id - Berangkat dari kebutuhan akan kualitas sinematografi untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi ide-ide melalui media film serta konten lainnya, filmmaker muda asal Bandung, Rayhan Farqi, memutuskan untuk dua rumah produksi, yakni Studio Sinema (@studiosinema) dan Small Space (@smallspacetv). Kedua rumah produksi itu dihadirkan untuk mendukung produksi karya-karya audiovisual dengan fokus yang berbeda.
Dijelaskan Farqi, Studio Sinema adalah perusahaan produksi layanan lengkap, mulai dari storyboard hingga film dengan pendekatan orisinalitas dan kreativitas. Melalui Studio Sinema, ia berkomitmen untuk menghidupkan ide-ide dengan konten sinematik berbasis naratif asli melalui kerja produksi yang dapat diandalkan.
Sementara itu, Small Space adalah platform musik yang mewadahi para seniman serta musisi untuk merilis musik dengan bahasa visual yang mereka impikan. Farqi dan tim bekerja untuk mengembangkan seni multidimensi–memadukan melodi, seni visual, dan bercerita–dari berbagai pertunjukan musik live sebagai kreator.
"Saya merasa perlu 'terjun' sekarang, karena lanskap media berubah dengan sangat cepat, antara lain memberdayakan audiens dengan pilihan-pilihan yang belum pernah ada sebelumnya. Hanya beberapa filmmaker yang telah menemukan cara untuk berbicara 'bahasa' yang berkembang dari generasi ini tanpa memudar menjadi white noise. Saya merancang diri saya untuk bekerja secara artist-friendly above all else dan tetap menganut kualitas tertinggi di setiap karya dengan ide-ide yang tidak konvensional,” ungkap Farqi.
Saat ini, Farqi merangkap sebagai Director, Cinematographer, Editor, dan Colorist. Sejak 2018, ia sudah berkarya dalam pembuatan video untuk berbagai musisi lokal ternama, termasuk Efek Rumah Kaca, Elephant Kind, Agatha Pricilla, GANGGA, Loner Lunar, Feel Koplo, White Corus, Oscar Lolang, Mojowojo, dan banyak lagi.
Sejumlah karya lainnya yang merupakan besutan Farqi adalah dokumenter dan series, termasuk mini-documentary Miss Earth Indonesia 2020, series live performance Hindia dan Feast di berbagai panggung yang mereka mainkan, limited series Loner Lunar untuk menutup album pertama mereka, aftermovie D13HARD Festival, branded video MUSAT, dan berbagai karya kolaborasi lainnya dengan pelaku seni ternama di Indonesia.
Farqi juga pernah dinobatkan sebagai Finalis dari CAP Jabar (Curated Amazing Product for Jawa Barat) serta Creative Media Award 2021 karena hasil karya dokumenter edukasionalnya terkait Penyakit Cleft Lip and Palate yang bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran. Kini, Farqi juga sedang fokus mengerjakan projek yang akan dibawa ke berbagai festival film di tahun 2023 mendatang.