Lisa Irawati, Marketer di Balik Big Data Sampoerna

Belasan tahun berkutat dengan analisis data menjadikan Lisa Irawati paham betul tentang perilaku konsumen Indonesia. Maklum saja, sejak mengawali karir di PT HM. Sampoerna Tbk., Lisa memulai karirnya sebagai Marketing Intelligent Executive di Consumer Insight and Marketing Intelligence Department. Dengan posisinya itu, keseharian Lisa tentu saja tak lepas dari analisis data perilaku konsumen Indonesia, tertutama konsumen rokok.

Lisa Irawati Lisa Irawati, Head Marketing Services and Strategic Planning PT HM. Sampoerna Tbk.

Tepat di tahun 2000, Lisa pun dipercaya menangani market research untuk pasar global. Kala itu, Sampoerna memang tengah mengincar pasar Brazil, Vietnam, Malaysia, Taiwan, Myanmar, dan sebagainya. Enam tahun kemudian, 2006, Lisa ditugaskan kembali untuk menangani market research untuk pasar Indonesia.

Selanjutnya, karir Lisa di Sampoerna kian melejit. Persis di tahun 2010, Lisa dipercaya untuk memimpin Divisi Marketing Services dan Strategic Planning Sampoerna. Dengan posisinya sebagai Head Marketing Services and Strategic Planning, Lisa bersentuhan dengan marketing information and strategic planning and budgeting, new product development, media and direct communications, hingga marketing public relations and compliance.

Salah satu inovasi anyar yang ditawarkan Lisa dan tim adalah Skyview. Sejak tahun 2013 lalu, Lisa bersama tim memulai proyek Skyview yang mengadopsi Big Data. Diklaim sebagai satu-satunya perusahaan di Indonesia yang mengadopsi Big Data, proyek Skyview melibatkan manajemen dari semua informasi yang tersedia di Sampoerna, baik dari internal maupun eksternal. Antara lain, penjualan ritel, perilaku pembelian konsumen & insight, amplifikasi komunikasi mulut ke mulut, percakapan digital, liputan media, dan sebagainya.

“Dengan mengelola seluruh data tersebut plus dengan bantuan inovasi digital, Skyview dapat memberikan solusi bisnis bagi Sampoerna. Setelah meyakinkan management, tak membutuhkan waktu lama, kami langsung men-develop proyek Skyview pada Januari 2014. Pada kwartal ketiga 2014, kami sudah uji coba Skyview di sejumlah kota. Di antaranya, Bandung, Cirebon, Tegal, Tasik, dan Sukabumi. Awal tahun 2015 ini, Skyview sudah kami jalankan secara efektif di seluruh Indonesia,” ungkap Lisa.

Sejatinya, selain mampu menghemat waktu 50% bagi tim marketing dalam membuat report, Skyview dapat merancang strategi marketing yang fokus dan efektif sesuai market yang dibidik. “Lewat Skyview, tim marketing di area misalnya, dapat memilih media atau contact point yang tepat, merancang strategi marketing yang efektif untuk di outlet, hingga membaca dinamika pasar yang tengah terjadi,” katanya.

Alhasil, dengan Skyview, Lisa mampu menawarkan solusi yang menyediakan jalan pintas dalam proses bisnis sekaligus membuat proses pengambilan keputusan lebih cepat, efektif dan seefesien mungkin. Sukses di Indonesia, Philip Morris pun memutuskan untuk menjadikan proyek Skyview—yang berasal dari inisiatif tim Indonesia—sebagai global solution untuk negara-negara lainnya. “Dalam waktu dekat, Rusia akan mengadopsi Skyview ini,” tutup Lisa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)