Rahasia Sukses Perry Mengembangkan Destinasi Wisata Bandung

Perry Tristianto, Komisaris dan Pendiri Perisai Utama Group Perry Tristianto, Komisaris dan Pendiri Perisai Utama Group

Tak hanya memiliki daya tarik bagi wisatawan lokal, Bandung juga menjadi magnit wisatawan regional, bahkan internasional. Tak heran, pada awal tahun ini Bandung terpilih sebagai tujuan wisata terfavorit di ASEAN, urutan kelima di Asia Pasifik, dan urutan ke-21 di seluruh dunia. Pamor Bandung makin moncer, ketika Konferensi Asia Afrika ke-60 dilangsungkan di sana.

Tak mengherankan pula jika jumlah wisatawan ke obyek-obyek wisata di Kabupaten Bandung terus terdongkrak tiap tahunnya. Selama libur Lebaran tahun ini misalnya, jumlah wisatawan ke Bandung naik cukup signifikan, yakni mencapai 20 ribu. Padahal pada tahun lalu jumlahnya hanya 17 ribu.

Potensi Bandung sebagai salah satu kota destinasi wisata rupanya telah diendus sejak lama oleh Perry Tristianto. Pria yang mengawali kiprahnya dengan terjun ke bisnis t-shirt ini pada 1995 memilih fokus pada target market wisatawan lewat produk destinasi wisata. Bagi Perry, wisatawan merupakan segmen yang menjanjikan karena memiliki spending berkali lipat.

Anda barangkali familiar dengan beberapa produk destinasi wisata Bandung seperti wisata belanja fesyen di FOS (Factory Outlet Store), agrowisata strawberry di All About Strawberry, wisata berkuda di De Ranch, wisata kuliner tahu di Tahu Susu Lembang, wisata kuliner sosis di Rumah Sosis, hingga wisata pasar terapung Floating Market Lembang. Sebagian besar destinasi wisata besutan Perry termasuk pionir alias yang pertama dibuat di Bandung yang kemudian diikuti oleh banyak follower. Dan hebatnya, produk destinasi wisata yang dihadirkan Perry ini rata-rata berhasil menjadi ikon kota Bandung dan menciptakan traffic wisatawan yang tinggi.

Dalam wawancaranya dengan MIX, pria kelahiran 55 tahun silam yang dikenal sebagai Raja FO itu bersedia berbagi rahasia suksesnya membangun destinasi wisata. Katanya, ada tiga kunci utama yang membuat produk destinasi wisatanya sukses, yaitu brand experience, ambiance, dan human touch lewat layanan yang menyentuh hati wisatawan. Simak wawancara Perry Tristianto, Komisaris sekaligus Pendiri Perisai Utama Group, dengan Jurnalis Majalah MIX Dwi Wulandari, tentang sepak terjangnya dalam mengembangkan bisnis destinasi wisatanya di Bandung.

Bagaimana Anda mengawali bisnis di Bandung?
Saya mulai usaha tahun 1988 dengan berjualan kaos bertema music di Bandung. Tahun 1990 saya mulai punya toko. Bisnis kaos ini saya pilih karena sebelumnya saya bekerja di perusahaan kaset dan punya network toko kaset di seluruh Indonesia. Target marketnya adalah para pendengar musik. Setelah itu, saya melihat segmen wisatawan merupakan pasar yang potensial di Bandung. Sejak saat itu hingga sekarang, saya hanya fokus pada target market wisatawan bersama keluaganya. Lokasi yang saya pilih pun fokus di Bandung. Wisatawan mancanegara yang datang ke Bandung banyak dari Singapura, Malaysia, dan Arab. Arab menarik, karena anaknya banyak.

Mengapa pilih segmen wisatawan? Mengapa harus Bandung?
Pilihan saya pada segmen wisatawan, karena spending wisatawan itu tinggi. Mereka datang ke Bandung pasti bawa oleh-oleh, karena kultur orang Indonesia kan seperti itu. Di tengah suasana happy saat berlibur serta belum tentu punya waktu lagi untuk kembali ke Bandung, maka wisatawan senantiasa berbelanja hingga dua atau tiga kali lipat.

Sementara itu, untuk pilihan Bandung, karena saya sudah khatam betul (mengenal seluk beluk) tentang Bandung. Mulai dari karakter market-nya, kompetisinya, regulasinya, pemerintah, hingga LSM di sana. Market insight seperti ini menjadi penting bagi kelangsungan bisnis saya ke depannya.

Apa saja konsep destinasi wisata yang sudah Anda lahirkan?
Meski bisnis Factory Outlet (FO) sudah saya mulai tahun 1995, baru pada 1999 saya meluncurkan brand FOS. Konsep FO itupun kemudian banyak diikuti, hingga menjamur di kota Bandung. Ketika sudah banyak follower, maka cara saya keluar dari clutter adalah dengan mencari sekaligus menyajikan konsep destinasi wisata yang baru dengan memanfaatkan momentum dan tren terkini.

Selanjutnya, pada 2004 saya luncurkan All About Strawberry. Konsepnya wisata strawberry dengan memberikan experience tentang bagaimana orang memetik buah strawberry di kebun strawberry. Wisatawan bisa mengkonsumsinya langsung. Termasuk, menikmati menu-menu berbau berbahan dasar Strawberry di restoran di sana. Wisatawan juga bisa membawa pulang strawberry dan souvenir berbau strawberry sebagai oleh-oleh. Alasan saya meluncurkan All About Strawberry karena saat itu sedang terjadi tren strawberry. Bahkan, saat itu sedang tayang sinetron Strawberry yang dibintangi oleh Rachel Maryam.

Selanjutnya, ketika lagi-lagi konsep wisata strawberry diikuti, saya mencoba menawarkan konsep baru, Rumah Sosis di Bandung, pada 2007-2008. Resto tersebut dihadirkan dengan brand experience berupa tempat bermain atau rekreasi anak-anak. Resto-nya tentu saja yang berbau sosis. Waktu itu, belum ada yang menawarkan konsep seperti itu. Setelah itu, follower-nya pun makin banyak.

Pages: 1 2
Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)