Bagi Ronald Sipahutar, marketing adalah bagian dari jiwanya. Terbukti, meski pada awal karirnya dia berada di dunia operation perusahaan, dia malah tertarik bergabung dengan komunitas marketer terbesar di Indonesia Marketing Club. Dia kemudian bahkan aktif membesarkan komunitas ini. Tak heran kalau oleh teman-teman anggota komunitas, dia acapkali disebut sebagai Operation Marketer.
Passion-nya ini akhirnya benar-benar membawa Ronald masuk ke dunia marketing, dalam berbagai pos jabatan, mulai dari sales marketing, business development, business analyst, hingga project management di berbagai industri seperti Cigarettes Company, School, Retail, Pakan Ternak, Properti, hingga start up aplikasi transportasi online.
Dan sekarang, tepatnya pada akhir 2017 lalu, Ronald berada di posisi Region Head of Central Java & DIY Grab, setelah sebelumnya dia bertugas mengembangkan bisnis start up transportasi online itu di Jakarta. Ronald bulat meninggalkan Sinar Mas Land untuk hijrah ke Grab lantaran transportasi dinilainya sebagai industri yang massive dan long lasting. "Industri ini kompleks sekali, yakni kombinasi strong operation management, namun sebelumnya sudah lama tidak disruptif dengan teknologi," katanya.
Diakui pria yang menyelesaikan gelar masternya di Bina Nusantara (Binus) itu, sustainabilityGrowth menjadi tugasnya saat ini. "Wilayah ini tumbuh sangat cepat. Dalam satu tahun, Grab sudah menjangkau hampir seluruh kota di Jawa Tengah dan DIY. Kecepatan tumbuh ini mesti dibarengi dengan penguasaan pasar yang sustain," tandasnya.
Guna mencapai objektif itu, Ronald memilih strategi Be Local. "Artinya, kami mau jadi bagian hidup sehari-hari masyarakat. Untuk itu, apapun yang akan kami buat harus melibatkan, memberdayakan, serta mengangkat budaya-budaya lokal. Itu sebabnya, setiap masuk ke sebuah daerah, kami akan langsung mendekat dengan seluruh stake holder lokal, dari Muspida, Ojek Pangkalan, Perusahaan Taxi Local, hingga berbagai koperasi serta UMKM yang ada di sana," paparnya. Ia mencontohkan, “Be Local” lewat kerjasamanya dengan Kaesang Pangarep, putra Presiden RI Jokowi, untuk memperkenalkan aplikasi buatan Semarang bernama Madhang.