“Tangan Dingin” Brian Marshal Membangun Bisnis Sirclo

Membangun bisnis startup tak pernah menjadi target utama dalam perjalanan karirnya. Sebaliknya, meneruskan sekolah S2 dan S3 justru menjadi cita-cita Brian Marshal pada saat duduk di bangku kuliah Nanyang Technological University (NTU), Singapura. Perubahan itu dipicu oleh pergaulannya di Perhimpunan Pelajar Indonesia di NTU.

Sebagai anggota, bahkan pernah menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di NTU, Brian banyak bersahabat dengan mahasiswa Indonesia. “Ada 600 mahasiswa Indonesia di NTU. Itu artinya, 3% masahasiswa NTU adalah orang Indonesia. Pergaulan di komunitas inilah yang membuat saya mulai berpikir untuk menjadi profesional,” cerita Brian.

Selepas lulus NTU, pria yang masuk NTU melalui jalur beasiswa prestasi itu, memutuskan untuk bergabung dengan Price Waterhouse Coopers (PWC) sebagai Data Analyst. Hampir dua tahun bekerja di sana, pria yang pernah menjadi juara Olimpiade Computer Science itu mulai goyah. “Saya mulai mempertimbangkan untuk pulang ke Indonesia,” ucapnya.

Keputusan pulang kampung tak lepas dari minat Brian terhadap bisnis startup. Diakuinya, tahun 2010 menjadi periode awal bermunculannya startup di Indonesia. Tak sedikit teman-temannya sesama perantau memilih pulang ke Indonesia untuk membangun bisnis startup atau bekerja di perusahaan startup. Brian pun turut kepincut dengan dunia startup.

Tahun 2013, ia pun memberanikan diri pulang ke Tanah Air, dengan meninggalkan perusahaan bergengsi PWC. Berbekal pengalamannya sebagai Data Analyst, Brian mulai melakukan riset sekaligus analisis pasar untuk menentukan startup jenis apa yang harus ia bangun.

“Nah, saya lihat, banyak teman memilih membuat produk atau brand lokal untuk kemudian dijual melalui Blackberry dan Facebook. Mereka pun banyak yang sukses. Dengan perkembangan bisnis yang makin besar, mereka memerlukan website sendiri yang juga memiliki fungsi online store,” ia memaparkan.

Sayangnya, masalah yang harus dihadapi teman-teman Brian adalah proses pembuatan website yang sangat lama, sekitar 2-3 bulan. Selain itu, dibutuhkan biaya besar senilai Rp 20 juta hingga Rp 30 juta untuk membuat website, karena harus datang ke agensi.

Insight itulah yang menjadi ide awal bagi Brian untuk mendirikan Sirclo. “Saya pikir, mengapa saya tidak bantu mereka saja membuat website yang berfungsi juga sebagai online store. Nilai lebih yang saya tawarkan adalah membuat website secepat membuat blog di Blogspot maupun WordPress, dengan harga sewa yang terjangkau, yakni Rp 250 ribu hingga Rp 1 jutaan per bulan,” tandasnya.

Juni 2013, Brian memutuskan mendirikan Sirclo, startup yang menawarkan solusi bagi brand terkait eCommerce. Layanan awal yang dihadirkan adalah Sirclo Store yang menyasar segmen UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Diungkapkan pria kelahiran Bandung, 29 Maret 1989 itu, Sirclo berawal hanya dengan modal Rp 200 jutaan. “Waktu itu, kami hanya berlima dan bekantor di kamar kos saya,” lanjutnya.

Tak butuh waktu lama, tahun 2014, kerja keras Brian mulai membuahkan hasil. Investor besar yang juga memberikan pendanaan kepada Traveloka dan Tokopedia, yakni East Ventures, mulai melirik dan memberikan pendanaan kepada Sirclo. Tahun 2015-2016, Sirclo sudah berhasil menjadi platform eCommerce lokal nomor satu di Indonesia. Layanan Sirclo Store pun sudah dimanfaatkan 100 brand lokal.

Tak puas, ia pun melirik market yang lebih besar, yakni brand-brand dari perusahaan besar. “Saya mulai mencari insight kebutuhan para pengelola merek dari perusahaan-perusahaan besar. Dengan banyaknya marketplace di Indonesia, para pengelola merek ingin menjual produknya di hampir semua market place. Kendalanya, mereka harus bisa check stock, update data produk mereka di hampir semua market place, hingga mengemas produk pesanan,” urainya.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)