“Juara Social Media 2012: Indonesia Most Favorable Brand”, demikian judul piagam penghargaan yang diterima Iskandar Hartojo, General Manager Corporate Risk Management & Business Development FIF, pada malam penghargaan Social Media Award yang digelar Majalah SWA. Pada malam itu, FIF menjadi jawara di kategori Leasing menyusul prestasi perusahaan dari grup Astra ini sebagai brandleasing yang dibincangkan publik di dunia digital. Bagi Iskandar dan kawan-kawan, penghargaan tersebut merupakan kejutan tersendiri. “Kami tidak pernah menyangka akan memperoleh penghargaan seperti ini,” ungkapnya.
Menurut Project Manager Business Development FIF Andika Sugiarto, yang ditugasi mengepalai proyek Social Media FIF, menjadi pemenang bukanlah tujuan utama. “Melalui social media, pada intinya FIF ingin menciptakan engagement dan percakapan dua arah, baik antaran brand dengan konsumen maupun antara konsumen dengan konsumen. Selain itu, kami berharap dapat memperoleh customer insight sehingga program marketing komunikasi maupun produk dapat disesuaikan dengan hasil insight tersebut,” papar Andika.
Sepertinya lumrah kalau tim Social Media FIF terkejut dengan apresiasi yang diterimanya lantaran dari sisi usia, FIF masih tergolong bayi. Usianya belum genap setahun. Baru pertengahan 2011 lalu FIF Club—demikian nama akun social media Facebook dan Twitter FIF—diluncurkan ke publik. Sebetulnya sebelumnya FIF sudah memiliki akun Facebook dan Twitter, namun yang memilikinya adalah masing-masing kantor cabang. Penggarapannya pun belum seserius sekarang.
Menyadari khayalak sasaran FIF adalah anak muda usia 17-24 tahun yang begitu aktif di social media, maka sejak tahun lalu FIF memutuskan serius menggarap social media dansegeramenyusunTim Social Media. “Tim diambil dari dedicated person departemen yang berbeda,” terang Iskandar.
Ada empat departemen yang dilibatkan dalam project ini, yaitu Departement Business Development (BD) yang terdiri dari Iskandar, Iwan, dan Andika; Department Customer Relationship Managament (CRM) yang terdiri dari Herlin dan Pamela; Department Marketing Communication (Marcom) yang terdiri dari Theresia dan Sari; dan Departement Corporate Communication (Corcom) Kartika.
Menurut Andika, masing-masing anggota tim dari departemen yang berbeda memiliki peran dan tugas yang berbeda pula. Di dalam project itu, tim BD bertugas memastikan berjalannya proses project management, mulai dari perencanaan hingga implementasi proyek. Sementara tim Markom, bertugas mengatur dan memastikan lay out desain akun sosial media FIF sudah benar dan dapat meningkatkan brand value perusahaan. Harapannya, dengan desain dan gaya komunikasi yang baik, FIF dapat lebih dikenal di dunia social media.
Lantas, bagaimana strategi FIF menciptakan perbincangan (conversation) di akun social media-nya? Menurut Andhika, langkah pertama yang dilakukan adalah mengenalkan akun FIF Club kepada kalangan internal, dalam hal ini Telkomsel mengenalkan FIF Club kepada seluruh karyawan FIF yang tersebar di 700 kantor perwakilan FIF di seluruh Indonesia. “Kami buat aktivasi kontes foto bertajuk ‘Satu FIF-Ku’. Kami mengundang 153 cabang itu untuk berpartisipasi mengirimkan foto-foto tim yang menggambarkan kekompakan dan kebersamaan tim. Tentu saja, merekaharus begabung dulu dengan akun FIF Club,” urai Andika sambil menambahkan bahwa FIF Club sudah memiliki lebih dari 20 ribu fanspage dan 400 ribu-an follower.
Sebagai tim dadakan tentu saja perbedaan pendapat tak terhindarkan. Mengingat, adanya perbedaan kepentingan. Oleh karena itu, demi menghindari konflik, tim FIF selalu melihat kembali tujuan dari proyek social media ini. “Dengan demikian, kami bisa melihat kepentingan apa yang harus didahulukan. Hal tersebut senantiasa dilakukan pada setiap meeting dengan tim,” ucap Andika.
Bicara soal ide, setiap personil diwajibkan untuk menawarkan ide-ide segar nan baru demi kesuksesan proyek social media FIF. Ada banyak cara yang dilakukan tim dalam membuahkan ide-ide kreatif. Mulai dari membaca buku atau riset terbaru dari Nielsen, McKinsey, Forrester, Saling Silang, dan lembaga riset marketing lainnya, hingga mengikuti seminar atau training dari lembaga-lembaga marketing dan internet.