Berawal dari produksi daging dan ayam olahan bermerek So Good, PT So Good Food memperluas produknya ke berbagai kategori, mulai dari susu segar siap minum, ritel (toko) khusus yang menjual produk daging segar yang belum diolah, hingga restoran siap saji. PT So Good Food—dulu dikenal dengan nama Japfa, bahkan sudah memperluas pasar produk daging atau ayam olahannya ke luar negeri.
Di tahun 2011 lalu, total pendapatan So Good Food tumbuh 60% dibandingkan 2010—pertumbuhan ini berada di atas rata-rata pertumbuhan pasar.
Tak hanya sukses beranak pinak menghasilkan banyak produk, So Good Food juga berhasil mengantarkan produk-produk keluarannya menempati posisi marketleader. Jika So Good sukses menjadi pemimpin pasar chickennugget, So Nice menjadi marketleader di pasar sosis siap saji, maka Real Good berhasil menjadi marketleader di pasar susu bantal.
Menurut Denny Gumulya, Head of Marketing PT So Good Food, menggungkapkan, merek-merek So Good Food berhasil membukukan pertumbuhan revenue yang menggembirakan. Pada tahun lalu misalnya, total pendapatan So Good Food tumbuh 60% dibandingkan 2010—growth ini berada di atas pertumbuhan pasar. Diakui Denny, kontribusi terbesar pendapatan So Good Food berasal dari So-Nice (sekitar 40%). Untuk menjaga momentum pertumbuhan bisnisnya, So Good Food saat ini tengah berusaha mendongkrak penjualan So Good dan menggarap pasar baru dengan meluncurkan So-Fresh. “Ini challenge untuk tim kami dalam mensukseskan semua brand yang ada di bawah bendera So Good Food,” ujar Denny.
Tentu saja tidak akan ada keberhasilan tanpa kerja keras dan kekompakan tim yang dibarengi pula dengan keberanian tim dalam berkreasi sekaligus kecepatan dalam mengambil keputusan. Manajemen memang memberikan kebebasan kepada tim So Good Food untuk merumuskan sekaligus mengeksekusi kreativitas. Konsekuensinya, jika plan sudah disepakati bersama, maka tim harus menghadapi bersama tantangan apapun.
“Kalaupun pada akhirnya, kami tidak mampu mencapai target yang dipatok di awal, maka kami akan memperbaikinya dengan menjalankan plan lainnya. Itu sebabnya, jika ada beberapa plan yang berbeda, kami tampung semuanya. Plan yang dianggap paling cocok akan dieksekusi lebih dahulu. Jika plan tersebut tidak berhasil, tinggal ganti dengan plan lainnya yang sudah siap,” papar Denny, yang senantiasa menyelipkan humor di sela-sela wawancara.
Selain itu, kecepatan juga menjadi kunci penentu sukses tim So Good Food dalam menjawab kebutuhan pasar, melayani persaingan pasar, sekaligus menghadapi agresivitas pesaing. Dalam mengambil keputusan menyangkut strategi komunikasi atau pemasaran misalnya, tim ini tidak mensyaratkan rapat dan birokrasi. Bagi mereka, pertemuan informal sudah cukup untuk mengambil keputusan. “Tentu saja kecepatan ini juga dibarengi dengan prinsip selalu berpikir positif bahwa kami bisa berhasil. Itu sebabnya, kami yakin So Good akan kembali berjaya,” yakin Denny, yang mantan atlet sepeda.
Menyadari clutter-nya media konvensional, So Good menyiasatinya dengan penggunaan key word message agariklandanpesannya mudah diingat. Keywordmessage ini antara lain, “Tinggal Lep” untuk brand Sozzis; “SMS, Semua Makan So Nice” untuk merek So Nice; dan “Nyot Nyot Dikenyot” untuk merek Real Good.
1 thought on “Kuncinya Kekompakan, Kecepatan, dan Kebebasan”