The New Salt n Pepper Marketing Team

Sempat postpone dari aktivasi pemasaran selama tiga tahun, tahun ini tim marketing Salt n Pepper kembali merangsek pasar. Di bawah komando Dian Agustine Nuriman, mereka memulainya lagi dengan program-program brandawareness Salt n Pepper. Dian ingin memperkuat positioning Salt n Pepper sebagai brand fashion paraprofesionalpria. Apa saja yang dilakukannya?

Tiga tahun nyaris tanpa aktivasi, mulai tahun ini Salt n Pepper kembali massif menggelar aktivasi komunikasi marketing. Selain untuk memperkuat brand awareness, merek fesyen lokal yang hadir sejak 2002 silam itu menargetkan kenaikan penjualan pada tahun politik ini. Tidak mudah tentunya, mengingat kondisi ritel juga sedang melesu.

Adalah Dian Agustine Nuriman, yang berpengalaman sebagai konsultan, trainer, sekaligus dosen komunikasi, didaulat manajemen untuk memimpin Divisi Marketing Salt n Pepper. Dipercaya menduduki posisi GM Marketing Salt n Pepper, ia harus membenahi empat unit di bawah departemennya. Keempat unit tersebut adalah Visual Merchandiser, Marketing Communication, Digital Communication, dan e-Commerce.

Diterangkan Dian, tahun ini, keempat unit tersebut kembali diaktifkan. Masing-masing unit didorong untuk memiliki peran yang dapat mencapai dua objektif yang ditargetkan manajemen, yakni memperkuat brand awareness sebagai brandfashion untuk para profesional pria, dan meningkatkan penjualan.

Unit Visual Merchandiser terdiri dari tiga orang bertanggung jawab menangani penampilan gerai (visual store) Salt n Pepper yang jumlahnya mencapai lebih dari 50 gerai di seluruh Indonesia. “Selain gerai mandiri, tampilan Salt n Pepper yang hadir di dalam department store seperti Sogo, Metro, Centro, AEON, hingga Parkson, juga menjadi tanggung jawab tim Visual Merchandiser,” kata perempuan kelahiran 38 tahun silam itu menuturkan.

Selanjutnya, unit Marketing Communication bertugas menangani Above the Line (ATL), Below the Line (BTL), Public Relations (PR), Sales & Promotion, hingga Promotion Tools. Adapun tim DigitalCommunication bertanggung jawab untuk semua program yang terkait media sosial, Website, hingga aplikasi Salt n Pepper.

“Jika sebelumnya fungsi Website Salt n Pepper hanya sebagai store, maka saat ini, kami tengah merancang dua Website yang khusus untuk brand dan corporate,” ujar Dian, yang menyebutkan bahwa konsep yang diusung digital communication Salt n Pepper adalah mensinergikan atau mengintegrasikan antara kegiatan online dan offline.

Terakhir, pada unit e-Commerce, tim bertanggung jawab atas semua kegiatan e-Commerce Salt n Pepper di berbagai market place. “Saat ini, kami memang hadir di sejumlah market place seperti Zalora dan Lazada, dimana Salt n Pepper memiliki officialstore di sana, hingga Blibli, Tokopedia, Bukalapak, JD.ID, dan Zilingo,” terangnya.

Diakui Dian, untuk kembali mengambil langkah agresif di pasar, dibutuhkan keyakinan yang kuat di dalam internal tim. Oleh karena itu, langkah awal yang dilakukan perempuan yang tengah mengambil gelar doktor di Universitas Padjajaran itu adalah memberikan pemahaman kepada seluruh tim di Departemen Marketing maupun departemen lainnya bahwa sudah saatnya Salt n Pepper massif membangun brand.

“Agar dapat bersaing dengan produk-produk fashion yang dijual di situs belanja online, yang notabene menawarkan harga lebih murah, maka satu-satunya caranya adalah memperkuat brand Salt n Pepper lewat berbagai identitas merek serta keunggulannya. Artinya, yang dijual bukan lagi produk baju, tetapi yang dijual adalah brand Salt n Pepper. Oleh karena itu, meski brand Salt n Pepper sudah kuat di segmen pria dan profesional, namun me-maintainbrand tetap harus dilakukan,” paparnya.

Enam pria yang merupakan anggota tim marketing Salt n Pepper diberikan pemahaman tentang pentingnya kekuatan ekuitas merek yang dapat berujung pada loyalitas dan pertumbuhan penjualan. Bersama Yudi, Adit, Heru, Herli, Nino, dan Roni, ia mulai merancang sekaligus mengeksekusi strategi marketing komunikasi untuk Salt n Pepper.

Dua kampanye besar yang tengah dipersiapkan tim marketing Salt n Pepper adalah kampanye Ramadan dan pasca Ramadan. “Ramadan merupakan peak season yang menyumbang pendapatan tertinggi dibanding musim lainnya. Oleh karena itu, mereka sudah menyiapkannya mulai dari sekarang,” ia menambahkan.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)