Hanya dalam waktu tiga tahun, Advan sudah mampu menempati posisi tiga besar dan menguasai 9% pangsa pasar smartphone nasional. Tidak berpuas diri, Advan terus berinovasi melalui produk-produknya. Mulai dari fitur hingga desain smartphone yang sesuai dengan kebutuhan dan tren pasar terkini.
Advan memulai debutnya di pasar smartphone pada 2015 dengan membidik pangsa pasar entry level. Di tengah ketatnya persaingan smartphone dan merangseknya brand global, Advan berhasil membuktikan bahwa merek lokal mampu bersaing dengan merek global. Bahkan, Advan adalah satu-satunya merek lokal yang mampu bersanding dengan merek global seperti Samsung, Oppo, Vivo, dan Xiaomi.
Setelah sukses masuk ke pasar entry level, Advan mencoba masuk ke segmen middle. Di tahun 2017 Advan resmi meluncurkan produk yang membidik segmen menengah, seperti G1, G1 Pro, A8, dan yang terbaru G2. Meski menantang, ini merupakan strategi Advan dalam melengkapi varian produknya yang menjangkau segmen menengah-atas. Selain itu, dengan masuk segmen menengah, Advan ingin mendapat kepercayaan konsumen, termasuk meraih kepuasan konsumen terhadap produk-produknya.
“Advan mencoba masuk ke pangsa pasar middle di harga Rp 2 juta – Rp 3 juta di tahun lalu. Ini cukup tough buat kami, karena pemain di segmen ini banyak sekali dan mereka juga bukan brand sembarangan. Di segmen ini, banyak faktor yang harus diperhatikan. Selain brand awareness, tapi juga user experience, lalu trust. Produk bagus dengan harga terjangkau bukan jaminan itu produk bisa langsung running. Jadi, perlu effort lain seperti iklan, dan sebagainya. Ini masih jadi PR (Pekerjaan Rumah--red) kami, yaitu bagaimana Advan bisa mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia dan para pengguna smartphone bisa puas menggunakan Advan,” ungkap Tjandra Lianto, Direktur Pemasaran Advan.
Diakui Tjandra, prestasi dan pencapaian yang diraih Advan dalam membesarkan produk smartphone merupakan kerja sama semua tim, baik tim sales, after sales, back office, tak terkecuali tim marketing. Tim pemasaran Advan dibentuk sejak perusahaan berdiri di tahun 2007. Tim yang terdiri dari tujuh orang ini terdiri dari markom, event, dan kreatif. Namun seiring perkembangan perusahaan, Advan menambah divisi digital yaitu konten, social media, dan komunitas. Totalnya, ada 14 orang, yakni tujuh orang di strategis dan tujuh orang lainnya di operasional.
“Bagi tim kami, yang penting bukanlah mengejar posisi, tetapi challenge-nya adalah bagaimana Advan bisa menjadi merek kebangaan konsumen Indonesia, dan konsumen bangga menggunakan produk dalam negeri. Ketika konsumen merasa puas menggunakan Advan dan merekomendasikannya ke orang lain, itu sudah menjadi prestasi bagi kami,” ujar Tjandra.
Lalu apa yang menjadi kunci sukses Advan dalam menembus pasar smartphone nasional? Pertama, kerja keras. Saat ini, jelas Tjandra, semua vendor sedang adu strategi. Advan tidak hanya berkompetisi dengan merek lokal, tetapi juga merek global. “Mereka (global—red) punya resources dan biaya cukup besar. Tetapi, dengan bujet yang minim, kami berupaya supaya tim bisa efesien dan bisa bersaing dengan mereka,” tegasnya.
Kedua, berinovasi dari sisi produk. Dalam hal ini, Advan berupaya menghadirkan produk dengan fitur yang sedang tren di pasar, tapi tetap dengan harga yang terjangkau. Ketiga, meningkatkan pelayanan di semua lini, baik di sisi penjualan, aftersales, dan lainnya. Termasuk, mencapai efesiensi dari seluruh kinerja perusahaan agar semakin bisa berlari dan berkompetisi dengan merek lain.
Dalam menyusun strategi pemasaran, tim pemasaran Advan juga melakukan program yang tepat sasaran. Di antaranya program untuk komunitas Advan di digital, perusahaan menggelar aktivitas 'kopi darat'. Lalu, membuat forum komunitas Advan. Untuk menjemput bola, selain membuat iklan TVC dan digital, Advan juga menggelar roadshow, event promo, atau kegiatan yang memudahkan konsumen mendapat produk Advan. Termasuk, kegiatan meet and great dengan duta merek Advan, Natasha Wilona.
Berbicara soal target tahun ini, Tjandra mengungkapkan, di tengah persaingan yang makin kompetitif, tahun ini tim pemasaran harus jauh lebih efektif dan efesien dibandingkan perusahaan lain. “Harapan kami, tahun ini tim bisa semakin lebih kreatif, sehingga bisa lebih berkompetisi. Untuk itu, tim harus lebih kompak. Meskipun kami tim kecil, tapi tetap harus berbobot, dibanding tim yang banyak, tapi hasilnya sama,” pungkasnya.