Tim Sukses Blue Ocean Strategy Keramik Centro

Jika Anda melintas atau mampir ke gerai bahan bangunan, Anda akan menjumpai rak display sample produk keramik lantai merek Centro. Di papan rak display yang biasanya diletakkan di pelataran toko itu, tertera merek Centro sekaligus sedikit edukasi tentang penggunaan dan jenis-jenis keramik. Rak display di gerai bahan bangunan ini menjadi andalan Centro dalam membangun awareness di awal kehadirannya pada 2008. Meskipun awalnya tim Centro kesulitan dalam meyakinkan pemilik toko untuk menerima rak display secara gratis, kini justru rak display Centro sangat diantusiasi agen. Tak kurang dari 1.300 rak display Centro telah tersebar di se-antero Nusantara.

Menariknya, berawal dari rak display keramik itu pulalah, RI-1 atau Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yodhoyono (SBY) tertarik berkunjung ke pabrik Centro, tepat pada hari Buruh, 1 Mei 2011. Menurut Jusmery Chandra, President Director Centro, ketika Presiden SBY melihat rak display di sebuah toko bahan bangunan, Presiden mengira Centro adalah buatan luar negeri—sehingga anak buahnya diperintahkan untuk menelusuri merek ini.

“Seperti kejutan ketika kami diberitahu bahwa RI-1 ingin berkunjung ke pabrik Centro. Waktu itu, saya sempat menanyakan apa yang membuat Presiden SBY memilih Centro sebagai PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang akan dikunjungi. Ternyata, rak display keramik Centro-lah yang menjadi awalnya,” tutur Jusmery. Kebetulan pula, katanya, saat itu Centro tengah melakukan ekpsor ke China. Maka jadilah rencana visit Presiden itu berada pada momen yang tepat.

Tim Marketing Centro Keramik. Tim Marketing Centro Keramik.

Sejak kehadirannya di pasar keramik nasional, Jusmery menilai kinerja Centro sangat menggembirakan. Kesuksesan itu, tak lepas dari strategi blue ocean dan agresivitas tim Centro dalam membidik pasar keramik outdoor. Ketika itu, keramik outdoor termasuk kategori baru yang belum digarap serius oleh para pemain industri keramik lantai.

Secara strategis kemudian Centro membidik semua segmen lewat produk dan merek yang berbeda. Pada masa penetrasinya, Centro membidik konsumen kelas menengah bawah lewat produk Maestro. Setahun kemudian (2009) Centro meluncurkan Master Piece untuk pasar menengah ke atas. Produk ini kemudian berhasil memancing kompetitor untuk ikut menggarap pasar keramik lantai outdoor. Leading di kategori keramik outdoor, pada 2010 Centro melengkapi product line dengan meluncurkan seri Crazy Cut, yaitu produk keramik dengan potongan-potongan unik dan tidak biasa seperti motif potongan heksagonal.

Membidik pasar high end, Crazy Cut diluncurkan melalui perhelatan “Jember Fashion Carnival” di Jakarta—karnaval melintasi kota Jakarta, dari jalan Pinangsia-Jakarta Barat, ke jalan Panglima Polim-Jakarta Selatan, jalan Percetakan Negara-Jakarta Pusat, dan berakhir di Bunderan Hotel Indonesia-Jakarta Pusat. Fashion Carnival yang biasanya diselenggarakan di kota Jember, Jawa Timur ini, menyedot perhatian publik Jakarta. Bahkan, berhasil memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

Sebagai pionir di kategori ini, Centro sukses mengusai pasar—menjadi market leader, dengan menguasai pangsa pasar 70%. Sejak masuk ke pasar, katanya, penjualan Centro rata-rata tumbuh 30% setiap tahunnya. Pertumbuhan ini, menurut Jusmery, di atas pertumbuhan pasar keramik nasional yang hanya 15%-20%. Selain itu, Centro juga sudah mengekspor 10% produksinya ke mancanegara, diantaranya ke Malaysia, Vietnam, China, Thailand, Filipina, hingga Srilanka.

Merujuk data Asosiasi Aneka Industri dan Keramik Indonesia (ASAKI), kini industri keramik nasional menempati peringkat ke-6 di dunia dengan penjualan mencapai Rp 30 triliun pada 2013. Dari market size sebesar itu, 85% masih di-supply oleh pemain lokal.

Ingin mengulang sukses di pasar keramik outdoor, pada 2014 Centro mulai serius membesarkan pasar keramik indoor. Maklum saja, dari total pasar keramik nasional, produk keramik indoor memiliki kontribusi yang tinggi, yakni mencapai 70%. "Tahun ini, kami menargetkan pertumbuhan penjualan Centro mencapai 30%, dengan produksi 15 juta meter persegi dan omset Rp 500 miliar," ia mematok target.

Jusmery meyakini keberhasilan Centro mengembangkan pasar keramik outdoor adalah berkat timnya yang senantiasa solid dan kompak. Ia lalu bercerita ada tiga divisi utama yang mendukung kesuksesan Centro. Pertama adalah Divisi Marketing yang pimpinannya dirangkap oleh Jusmery sendiri sebagai Marketing Director, dan didampingi Marketing Manager, Suripto. Divisi ini terdiri dari dua tim, yaitu tim Arsitek (dikepalai Bayu) bertugas mendesain perwajahan toko, display toko, hingga aneka pameran nasional maupun internasional yang diikuti Centro; dan tim Merchandising (dikomandoi Eko) bertugas mendistribusikan rak display Centro, hingga memastikan contoh keramik Centro terpajang baik di rak display yang tersebar di ribuan toko.

Divisi berikutnya adalah Sales yang dipimpin oleh seorang Sales Director Puji Astusti. Divisi Sales dibagi tiga kelompok, yaitu Tim Keagenan yang mengurus dan menggarap agen-agen keramik Centro di seluruh Indonesia—kini sudah berjumlah 67 agen. Di tim tersebut ada Santi, Wirya, dan Yayat. Kemudian, ada tim Proyek dan Modern Market, yang dikomdoi oleh James.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)