TIM SUKSES MARCOMM WINGS FOOD

Sebagai tim baru, Divisi Marketing Communication berhasil membuktikan kinerjanya sehingga manajemen Wings Food akhirnya menerapkan pola yang sama untuk membangun brand produk lainnya. Siapa saja tim sukses ini?

Meski sudah beberapa kali mewawancari manajemen Wings Food—sejak perusahaan ini membuka diri kepada media, baru awal tahun ini tim MIX berkesempatan mengunjungi markas perusahaan toiletries lokal terbesar di Indonesia itu. Permohonan wawancara kepada Wings dijawab dengan undangan untuk datang langsung ke kantor Wings di Cakung, Jakarta Timur sebagai lokasi wawancara.

Undangan yang tidak biasa dari perusahaan kakap yang men-deliver aneka produk dari hulu ke hilir ini itu makin memperkuat persepsi kami bahwa kini Wings Group semakin cair terhadap media. Wings membuktikan komitmennya untuk menjadi perusahaan yang lebih terbuka kepada publik dengan menghadirkan Divisi Marketing Communication pada akhir 2014 lalu. Dan untuk pos baru itu, Aristo Kristandyo dipercaya untuk mengisinya.

Pada kesempatan kami menyambangi kantornya, Aristo bercerita bahwa dulu tim Marketing Wings hanya terdiri dari dua fungsi, yakni fungsi produk atau brand management dan fungsi marketing support yang merencanakan dan mengeksekusi program Above the Line dan Below the Line (event). Setelah ada pos baru, maka fungsi marketing bertambah menjadi empat. "Dua fungsi baru adalah Public Relations (PR) yang mengurusi Marketing PR dan Researchand Development yang terkait dengan riset marketing," terang Aristo Kristandyo, yang kini menjabat sebagai Group Head of Marketing Bevarages Wings Food.

Keempat fungsi tersebut baru lengkap diisi oleh personil pada 2015. Fungsi brand management kategori beverages diisi oleh Aristo sebagai Team Product Managers; Firdaus Hassanudin sebagai Head of Marketing Research; Gabriella da Silva sebagai Head of Marketing PR. Sementara di fungsi Marketing Support ada Antonius Jupri sebagai Head of Marketing Support Food & Beverages, Taswin Taruna sebagai Head of Marketing Support Pabric Care, dan Head of Marketing Support Personal Care and Power Drink.

Langkah pertama yang dilakukan tim baru ini adalah mengevaluasi upaya marketing sejumlah produk Wings Food, termasuk energy drink dalam kemasan cup Power F. "Dulu, marketingsupport untuk produk-produknya Wings hanya dengan memanfaatkan TV Commercial (TVC)," ungkapnya.

Setelah ditelaah, tim pun memutuskan menggabungkan tiga kanal komunikasi untuk kampanye Power F, yakni melalui TVC, Radio Ad, dan aktivasi merek bertajuk Gebrak Power F. "Kami menggelar kegiatan di setiap titik selama satu minggu, misalnya terminal, pasar, dan area pabrik. Kami dekati langsung konsumennya. Sementara itu, sebelum dan sesudah event, kami menggunakan radio lokal untuk (amplifikasi event-nya). Intinya, iklan TV yang sudah di-remake dan disesuaikan komunikasinya harus bisa diterima di radio lokal. Nah, di radio kami bukan hanya woro-woro, tapi juga mengamplifikasi event. Untuk salespromotion, kami juga sudah menyiapkan ketersediaan produk maupun POS di sekitar wilayah itu," lanjutnya.

Penggunaan multi channel juga dilakukan untuk peluncuran perdana produk Teh Javana mengingat tidak mudah untuk masuk sebagai pendatang baru di pasar Ready To Drink Tea (RTD Tea) Indonesia yang sudah dipenuhi pemain lama. Jadi, lanjutnya, juga diperlukan brand story yang kuat untuk content-nya. Wings, lanjutnya, memanfaatkan sejumlah kanal komunikasi yang terintegrasi mulai dari TV Commercial, radio, media cetak, PR activity, hingga digital. Untuk mempercepat proses brand awareness, Wings juga menggunakan brand ambassador artis muda Maudy Ayunda.

Strategi pemasaran Teh Javana dan Power F ini dinilai oleh manajemen cukup sukses sehingga mereka makin percaya akan keempat fungsi dalam Department Marketing Communications. Akhirnya, yang memanfaatkan jasa tim Marketing Communication bukan hanya kategori produk food dan beverages, namun juga kategori produk lainnya, yakni kategori Personal Care dan Fabric Care & Household. "Bahkan, untuk kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) juga tim kami yang melakukan. Termasuk, membuat internal news letter. Ke depan, kami berharap Wings bisa menjalankan the real PR dan the real CSR," tambah Gabriella.

Diakui Aristo, sukses tim dalam mencapai Return of Investment (ROI), PR Value, dan objektif yang dipatok—sebagai salah satu KPI (Key Performance Indicator)--adalah karena dua faktor. Yakni, adanya kepercayaan atau trust di dalam tim dan sense of chemistry antar sesama personil tim. Dua faktor itu pula yang membuat atmosfer kerja makin nyaman.

"Saya percaya teman-teman sudah mampu menjadi dirinya sendiri. Itulah yang membuat mereka bertahan dengan tugas yang begitu padat. Mereka juga punya passion yang jelas, sehingga mereka dapat menaklukkan diri sendiri karena haarus bekerja di area Cakung, yang notabene lokasi kantor yang tidak bergengsi," urai Aristo.

Diimbuhkan Gabriella, kunci sukses tim lainnya adalah faktor leadership. "Pak Aristo yang familyman mampu membuat para personil-nya nyaman bekerja, bahkan bercerita apa saja sebagai sebuah keluarga besar. Ia pun sangat cair sehingga tidak menciptakan jarak atau birokrasi ketika hars berkomunikasi maupun berkoordinasi. Hal itulah yang membuat kami pun bekerja dengan memakai hati dan passion," terangnya.

Saking cairnya tim, diakui Aristo, hampir jarang dilakukan rapat formal. Artinya, rapat informal lewat makan siang bersama di luar lebih sering dilakukan tim. "Makan siang di luar itu pula yang menjadi momen bagi kami untuk hang out bersama. Sejatinya, dengan rapat informal, personil juga bebas dan tidak kaku untuk mengemukakan pendapat maupun ide segar mereka," tandasnya. * (Dwi Wulandari)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)