2013, Tingkat Belanja Konsumen Indonesia Masih Tinggi

Hasil survei Nielsen memprediksi, daya beli konsumen Indonesia akan tetap kuat di sepanjang tahun 2013. Hal tersebut terbukti seiring dengan semakin tingginya populasi kelas menengah di Indonesia, serta peluang pertumbuhan bisnis yang dinilai masih sangat besar.

Melalui survei yang bertajuk “Global Consumer Confidence and Spending Intentions”, Managing Director Nielsen Indonesia Catherine Eddy, menjelaskan, peluang bisnis yang masih terbuka sangat luas antara lain terdiri dari industri penyedia jasa keuangan, produsen barang konsumsi dan jasa, juga perusahaan teknologi. Meskipun kondisi ekonomi global masih menunjukkan ketidakpastian, lingkungan politik dan ekonomi Indonesia yang stabil justru meyakinkan konsumen untuk membelanjakan uangnya.

Tingginya tingkat daya beli konsumen Indonesia, salah satunya dipengaruhi oleh stabilitas politik dan ekonomi dalam negeri.

"Kami memperkirakan bahwa pembelanjaan konsumen akan tetap kuat seiring dengan semakin makmurnya konsumen Indonesia dan semakin majunya kebutuhan mereka. Penyedia jasa keuangan adalah salah satu bisnis yang berpotensi sangat besar di tahun ini, terutama untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan solusi pengelolaan kekayaan. Dan kunci untuk merebut hati konsumen tetap terletak pada kemampuan pebisnis untuk mengenali kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi," papar Catherine di kantor Nielsen, hari ini (6/2).

Survei tersebut juga menunjukkan, dari 5000 koresponden Indonesia, 98 persen diantaranya menyatakan bahwa mereka memiliki dana cadangan yang siap untuk dibelanjakan. Dana cadangan tersebut merupakan uang tunai yang dimiliki konsumen di luar dari uang yang mereka simpan dalam bentuk tabungan di bank, investasi, maupun dana pensiun.

“Satu dari tiga koresponden Indonesia yang memiliki dana cadangan, mengatakan mereka akan menggunakan dana tersebut untuk liburan atau jalan-jalan. Dan sebanyak 75% dari mereka memiliki kecenderungan yang kuat untuk menyimpan dana cadangannya dalam bentuk tabungan, saham atau reksa dana (30%), dan dana pensiun (19%). Hal ini membuktikan bahwa konsumen Indonesia memiliki kemampuan yang baik untuk menabung juga untuk berbelanja,” jelas Catherine.

Dari survei yang dilakukan pada 10-27 november 2012 lalu dengan total koresponden lebih dari 29 ribu konsumen online di 58 negara di seluruh Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Amerika Utara, Timur Tengah, dan Afrika ini, memperlihatkan bahwa untuk kawasan Asia Pasifik, optimisme konsumen Indonesia akan ketersediaan dana cadangan (uang tunai-red) untuk dibelanjakan berada di posisi teratas dengan total indeks 80%, diikuti oleh Filipina (77%), India (76%), dan Cina (66%).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)