Tahun 2016, pendapatan iklan di Asia Pasifik mencatat pertumbuhan 4,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan kenaikan itu, jumlah belanja iklan di Asia Pasifik pada sepanjang tahun lalu telah menyentuh angka $ 139 miliar. Tahun 2021, angkabya diprediksi bisa mencapai $ 182 miliat. Demikian data belanja iklan Asia Pasifik yang dirilis IHS Markit.
Analisis terbaru IHS Markit yang meliputi negara-negara di Asia Pasifik–termasuk Australia, Cina, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, dan Korea Selatan–menyebutkan bahwa kawasan Asia Pasifik telah memberikan kontribusi sepertiga dari total pendapatan iklan di dunia atau global.
Dijelaskan Qingzhen Chen, Analis Senior IHS Markit, “Pasar iklan Asia Pasifik tahun lalu, didukung oleh kinerja yang kuat dari media TV tradisional dan pertumbuhan secara online yang cepat. Hal itu dipicu oleh munculnya krlas menengah dan adopsi perangkat mobile yang cepat di segmen yang lebih muda pasar negara berkembang.”
Faktor-faktor tersebut, lanjutnya, akan terus mendorong pertumbuhan belanja iklan dalam jangka panjang. “Sebaliknya, pertumbuhan belanja iklan di negara-negara maju seperti Australia dan Jepang terus dominan karena didorong oleh inovasi, pengukuran pemirsa yang lebih baik, dan adopsi digital dari media tradisional melalui akses out-of-home,” tegasnya.
Analisis IHS Markit juga menunjukkan bahwa Media TV tradisional telah mendominasi belanja iklan Asia Pasifik pada tahun 2016, yakni sekitar 39%. “Selain itu, media TV tradisional masih tetap merupakan generator pendapatan yang penting di Asia Pasifik,” lanjutnya.
Bagaimana dengan belanja iklan online? Dijawab Analis IHS Markit Kia Ling Teoh, belanja iklan online terus menunjukkan pertumbuhan yang cepat dengan CAGR sebesar 301 persen antara 2011 dan 2016. Pasar iklan online diperkirakan akan tumbuh pada CAGR sebesar 11,9 persen antara 2016 hingga 2021,” ucapnya.
“Meskipun pertumbuhannya double digit, pendapatan iklan online masih kecil dibandingkan dengan media TV tradisional. Kurangnya konektivitas dan infrastruktur broadband menjadi faktor pemicu mengapa belanja iklan online di Asia Pasifik masih minim. Berdasarkan negara, Cina terus memimpin belanja iklan online yang ada di wilayah Asia Pasifik, dengan menyumbang 63,1% dari total pendapatan iklan secara online,” kata Kia Ling Teoh.
Sementara itu, dari pertumbuhan belanja iklan di Asia Pasifik, ternyata Indonesia menempati posisi nomor tiga setelah Filipina dan India. Pertumbuhan belanja iklan di Indonesia pada tahun 2016 lalu mendekati 9%. Adapun Filipina mencapai pertumbuhan 14% dan India mendekati 13%.
MIX.co.id - Tahun 2023, Indonesia berhasil merajai pasar kopi modern di Asia Tenggara. Demikian Laporan…
MIX.co.id - Platform kredit digital inovatif asal Indonesia, JULO, berkolaborasi dengan Qoala dan Sompo meluncurkan…
1. Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Presiden World Water Council Loïc Fauchon (ketiga kiri),…
MIX.co.id - Program AIA Healthiest Schools Competition, yang baru saja berlangsung, telah diikuti oleh 145…
MIX.co.id - Merujuk National Sleep Foundation, kejadian insomnia di seluruh dunia mencapai 67% dari 1.508…
MIX.co.id - Survei Usaha Kecil Asia-Pasifik yang dirilis CPA Australia terhadap 4.222 pemilik atau manajer…