THE HUGE YOUNG MUSLIM MARKET

Terhadap bisnis apa pun yang serius akan strategi pengembangannya, angka-angka ini memberitahukan segala hal mengenai pentingnya segmen Gen M(uslim). Di seluruh dunia, terdapat 1,6 miliar Muslim usia muda yang berkembang sangat cepat. Satu di antara tiga muslim berusia di bawah 15 tahun, dua di antara tiga berusia di bawah 30 tahun. Jumlah tersebut melebihi satu milyar orang, yang berkontribusi 14% dari populasi dunia. Di 81 negara, populasi Muslim akan melebihi 1 juta orang. Lebih dari 60% Muslim hidup di Asia dan 500 juta Muslim hidup sebagai minoritas di seluruh dunia. Di tempat-tempat seperti India—walau pun sekarang mereka adalah minoritas, mereka semakin banyak yang berada di kelas ekonomi menengah.

Pew Research Center on Religion and Public Life menyebutkan bahwa dalam 40 tahun ke depan, jumlah Muslim diekspektasi akan meningkat sebesar 73% dibandingkan 1,6 miliar muslim pada 2010, menjadi 2,8 miliar pada 2050. Dan pada 2030 sendiri Muslim akan berkontribusi sebanyak 26,5% dari populasi dunia.

Data tersebut disampaikan oleh OgilvyNoor, konsultan branding dan pelayanan komunikasi global yang berhubungan dengan pangsa muslim bersamaan dengan peluncuran buku “Generation M: Young Muslims Changing the World” yang ditulis oleh Wakil Presidennya, Shelina Janmohamed. Buku tersebut membahas mengenai peningkatan tren konsumerisme global yang berfokus kepada generasi Muslim. Hal ini berkaitan semakin bertambahnya jumlah populasi Muslim dan peranannya yang penting bagi perekonomian dunia.

Sang penulis buku, Shelina Janmohamed, menyebutkan, “Indonesia adalah salah satu pusat pergerakan Generasi Muslim. Hal ini sejalan dengan kondisi di mana Indonesia, secara rutin, menempati posisi atas dari prediksi pertumbuhan global. Dari sisi komersial dan kreatif, tanda-tanda pengaruh Generasi M di sekitar lingkungannya dan di tingkat global secara keseluruhan sudah semakin terlihat di mana-mana.”

Di Indonesia, pertumbuhan konsumerisme Muslim telah terlihat bergerak naik sejak sekitar lima tahun yang lalu. Dari 750,000 usaha kecil dan menegah di bidang fesyen di Indonesia, 30% berada di dalam industri fesyen Muslim. Sedangkan dalam sektor pariwisata, Kementerian Pariwisata telah mencatat kenaikan wisatawan Muslim ke Indonesia dan terdapat peningkatan sebanyak 10% dari tahun 2014 ke 2015. Dalam jangka panjang, Indonesia menargetkan kedatangan 5 juta wisatawan Muslim ke Indonesia pada 2019 atau meningkat dua kali lipat dari target 2016. Rencana ambisius ini dilakukan untuk memaksimalkan upaya Indonesia untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dari pasar Muslim yang selama ini baru bisa menarik 1,2% dari total market share total dunia dari pariwisata halal, di saat Malaysia dan Thailand masing-masing telah mendapatkan 25% dan 24% pada tahun lalu.

Dalam bukunya, Shelina mencatat lebih dari 90% konsumen muslim mengatakan konsumsi mereka terpengaruh kepercayaannya. Karena itu tidak heran kalau bisnis, produk dan brand yang melibatkan konsumen Muslim telah menarik perhatian yang sangat besar. Industri makanan halal dan gaya hidup, diestimasi memberikan kontribusi $1,8 triliun pada 2014, dan diprediksi akan meningkat ke $2,6 triliun pada 2020. Keuangan Islam juga diprediksi akan meningkat dari $1,3 triliun menjadi $2,6 trilliun.

Level teratas produk yang benar-benar dianggap harus dipatuhi kesesuaiannya dengan syariah adalah produk makanan, diary product, minuman dan perawatan mulut. Di bawahnya, kategori yang kesesuaiannya terhadap syariah dipandang penting adalah asesoris fesyen, perawatan kulit dan rambut, fashionapparel, regular finance dan bodycare. Pada level ketiga terdapat airlines, travel, asuransi, dan pembiayaan.

Siapakah sebenarnya Gen M ini? Mereka adalah generasi muslim masa depan yang memiliki keyakinan terhadap iman baik dan modern. Mereka merupakan pahlawan atas kehidupannya sendiri, menciptakan masa depannya dengan cara mereka sendiri. Mereka bangga menjadi muslim dan menjadi bagian dari komunitas besar yang penting. Mereka takut dan patuh kepada Tuhan, namun juga percaya terhadap kekuatan uang.

Keimanan merupakan hal fundamental yang menjadi alasan saya waktu mulai bisnis ini, yang memungkinkan saya untuk melakukan proses belajar seumur hidup dan memungkinkan orang lain mendapat manfaat,” ujar Hajera Memon, Founder Shade 7 Publishing, Qur’an Pop Up Book pertama di dunia seperti yang ditampilkan di dalam buku Shelina. (Nurur R. Bintari)

Nurur R. Bintari

Recent Posts

Agoda Rilis Destinasi Favorit untuk Slow Travel di Asia

MIX.co.id – Istilah slow travel belakangan menjadi tren. Dalam lima tahun terakhir, menurut Google Trends,…

31 mins ago

GrabAds Dongkrak Bisnis Matjib Korean Food

MIX.co.id – Kristia Rachmawati, pemilik usaha Matjib Korean Food, sukses mengembangkan bisnis kulinernya di Bali.…

37 mins ago

Begini Upaya Zurich dan PJI Persiapkan Generasi Muda Memasuki Dunia Bisnis

MIX.co.id - Zurich Indonesia, Z Zurich Foundation, dan Prestasi Junior Indonesia (PJI) menggelar ‘Regional Student…

4 hours ago

Pentingnya Mengukur Efektivitas Kampanye Brand di Media Luar Griya

MIX.co.id - Laporan Statista mengungkapkan, belanja iklan Media Luar Griya atau Out-of-Home (MLG/OOH) di Asia…

11 hours ago

Tecno Spark 20 Pro+ Raih Penghargaan Platinum di “MUSE Design Award 2024”

MIX.co.id - Usai diluncurkan pada Februari 2024 lalu, Tecno Spark 20 Pro+ yang merupakan salah…

1 day ago

Airscream UK Hadir di JIVE Expo 2024, Ajak Pengunjung ‘Scream Out Load’

MIX.co.id – Airscream UK, merek vape atau rokok elektrik asal Briston, Inggris, semakin agresif meningkatkan…

2 days ago