Judul Buku : Transform or Disappear: A Journey of an Organization and Mindset Transformation
Pengarang : Teguh Poeradisastra dan Tim SWA Media
Penerbit : PT Swasembada Media Bisnis
Cetakan : Pertama, Februari, 2024
Tebal : ix + 282 halaman
Teguh Sri Pambudi
Every company has a story.
Itulah ungkapan yang selalu sahih dilekatkan pada setiap perusahaan. Begitu pun PT Bank Negara Indonesia (BNI). Terutama sewaktu badai pandemi Covid-19 menerjang. Pada puncak pandemi, kondisi keuangan salah satu bank BUMN terbesar ini mengalami tekanan luar biasa. Pada akhir tahun 2020, rasio Non-Performing Loan (NPL) BNI meningkat menjadi 4,3%, jauh di atas rata-rata industri sebesar 2,5%. Loan at Risk (LaR), atau kondisi kredit yang berpotensi bermasalah, melonjak hingga 28,7%, tertinggi di antara bank besar lainnya. Penurunan ini berdampak langsung pada laba bersih perusahaan, yang anjlok sebesar 80%, dari Rp15,5 triliun pada 2019 menjadi hanya Rp3,3 triliun. Begitu pun Return on Equity (RoE), merosot tajam, dari 14% menjadi hanya 2,9%.
Realitas ini menjadi sinyal bahwa kondisi sungguh tidak baik-baik saja. Pandemi memang memukul. Namun, pandemi adalah pisau yang mengiris lapisan demi lapisan sehingga mengungkap keadaan BNI yang sebenarnya, yang jauh dari kata baik. Lantas, bagaimana BNI menjawab permasalahan yang ada?
Buku Transform or Disappear: A Journey of an Organization and Mindset Transformation adalah kisah transformatif yang membedah bagaimana salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia menghadapi tantangan besar melalui perubahan yang menyeluruh pada budaya organisasi, strategi bisnis, dan pola pikir. Ditulis dengan narasi yang kuat oleh Teguh Poeradisastra dan tim SWA Media Group, buku ini tidak hanya menceritakan perjalanan BNI di tengah badai pandemi dan disrupsi digital, tetapi juga menyajikan wawasan mendalam tentang strategi yang digunakan bank ini untuk bertahan, berkembang, dan tetap relevan di industri perbankan yang semakin kompetitif. Apa yang dilakukan?
Sejalan dengan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) BUMN, transformasi BNI dimulai dengan pengembangan kerangka kerja RACE (Risk Culture, Agile, Collaborative, Execution-Oriented). Pendekatan ini menjadi fondasi setiap inisiatif strategis yang dijalankan. Risk Culture menekankan pentingnya kesadaran risiko di seluruh lapisan organisasi, memastikan bahwa semua keputusan diambil dengan prinsip kehati-hatian yang kuat. Agile menggambarkan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, terlihat dari percepatan pengembangan layanan digital selama pandemi.
Selanjutnya, Collaborative menekankan pentingnya kerja sama lintas fungsi untuk menciptakan solusi yang terintegrasi. Sementara itu, Execution-Oriented memastikan setiap rencana strategis dijalankan dengan disiplin dan konsistensi. Seluruh nilai ini tidak hanya sekadar konsep, tetapi diterjemahkan dalam tindakan nyata yang melibatkan seluruh lapisan organisasi, dari jajaran direksi hingga Hi-Movers, sebutan untuk para pegawai BNI.
Terdiri dari 10 bab yang dikemas dalam 282 halaman, buku ini memberikan uraian mendalam tentang berbagai aspek transformasi BNI yang menggunakan kerangka tersebut. Setiap bab menawarkan perspektif unik tentang tantangan, strategi, dan implementasi yang dilakukan bank BUMN ini untuk bangkit dari krisis. Melalui bab-bab ini, pembaca diajak untuk memahami bahwa transformasi tidak pernah menjadi perjalanan yang mudah. Buku ini menggambarkan bagaimana BNI menghadapi tantangan internal seperti silo mentality dan kurangnya sales culture, serta eksternal seperti persaingan dari bank digital dan fintech.
Bab 7, “Channel Transformation” menjadi salah satu bab yang menarik dari buku ini. Bab ini membahas inisiatif-inisiatif strategis yang bertujuan mendekatkan BNI dengan nasabah melalui diversifikasi outlet dan digitalisasi layanan. Perubahan ini didorong oleh perkembangan perilaku konsumen yang semakin mengandalkan teknologi digital, terutama selama masa pandemi.
Salah satu inovasi menarik yang dibahas adalah pengembangan banking cafe, yang menggabungkan konsep perbankan dengan kenyamanan sebuah kafe. Hal ini menciptakan pengalaman baru bagi nasabah, memungkinkan mereka untuk bertransaksi dengan lebih santai tanpa harus mengantri di kantor cabang tradisional. Inisiatif ini mencerminkan bagaimana BNI merespons kebutuhan generasi milenial dan Gen Z yang digital savvy, yang lebih menyukai pengalaman layanan yang modern dan personal.
Buku ini juga menggambarkan transformasi digital yang dilakukan BNI melalui pengembangan mobile banking baru yang lebih user-friendly dan kaya fitur. Dengan aplikasi ini, nasabah dapat melakukan berbagai transaksi, mulai dari pembayaran hingga investasi, secara cepat dan aman. Digitalisasi tidak hanya meningkatkan kenyamanan nasabah, tetapi juga efisiensi operasional BNI, yang kini lebih fokus pada layanan berbasis teknologi.
Yang menarik, transformasi channel ini juga mencakup inovasi dalam layanan e-banking untuk segmen wholesale banking. Dengan memperkenalkan solusi yang lebih komprehensif untuk perusahaan besar, BNI berhasil memperkuat posisinya di pasar korporasi. Buku ini memberikan detail tentang bagaimana teknologi digunakan untuk menciptakan layanan yang seamless dan sesuai dengan kebutuhan spesifik nasabah korporasi.
Seperti pepatah mengatakan “proses tak mengkhianati hasil”, buah transformasi yang dilakukan BNI sangat signifikan. Pada tahun 2023, Return on Equity (RoE) melonjak menjadi 15,2%, menunjukkan pemulihan luar biasa dari masa-masa sulit sebelumnya. Rasio Loan at Risk (LaR) juga berhasil ditekan menjadi hanya 12%, menandakan perbaikan kualitas portofolio kredit. Sementara di tingkat global, BNI mendapatkan pengakuan dengan masuk dalam daftar “TIME World’s Best Companies 2024”, sebuah pencapaian yang mengukuhkan keberhasilan transformasi ini. Pada Desember 2024, BNI pun berhasil meraih penghargaan “Outstanding Banking Transformation of the Year” dari CNBC Indonesia Awards 2024.
Buku ini sendiri memiliki beberapa kelebihan yang menonjol. Antara lain, pertama, narasi yang komprehensif dan terstruktur: disajikan perjalanan transformasi BNI secara sistematis, memudahkan pembaca untuk mengikuti setiap langkah perubahan yang dilakukan. Kedua, data dan fakta yang kuat. Dilengkapi dengan statistik dan grafik, pembaca diberikan konteks yang mendalam dan mendukung setiap argumen yang disajikan.
Ketiga, kisah nyata dan inspiratif. Tidak hanya membahas teori, ditampilkan juga pengalaman nyata dari berbagai individu di BNI, membuatnya lebih relatable dan menginspirasi. Dan keempat, fokus pada transformasi berkelanjutan. Buku ini menekankan pentingnya keberlanjutan dalam setiap inisiatif transformasi, menjadikannya panduan yang relevan bagi organisasi lainnya.
Pada akhirnya, tampak jelas bahwa Transform or Disappear bukan hanya dokumentasi perjalanan sebuah korporasi, tetapi juga sumber inspirasi bagi organisasi lain yang ingin belajar dari keberhasilan transformasi BNI. Dengan membedah aspek-aspek penting seperti RACE dan Channel Transformation, pembaca bisa memetik pelajaran berharga bagaimana BNI menolak rebah di tengah terjangan masalah, melainkan beradaptasi dan berinovasi agar terus tumbuh dan relevan di dunia yang terus bergerak.
Every company has a story. Ini adalah kisah BNI yang memilih bertransformasi alih-alih rebah dan akhirnya lenyap lantaran tergagap-gagap menghadapi perubahan. (*)
*Peresensi adalah peminat bisnis dan penulis buku