Event olahraga bisa menjadi wahana untuk memasarkan potensi wisata. Hal inilah yang dilakukan Provinsi Banten, yakni memanfaatkan pesta olahraga Asian Games 2018 untuk menawarkan potensi wisata “Banten 7 Wonders” sebagai destinasi wisata kepada para wisatawan.
Ditulis Oleh: W. Setiawan
Tak lama lagi penyelenggaraan Asian Games 2018 dimulai. Event yang digelar di Jakarta dan Palembang selama 18 Agustus – 2 September 2018 ini diprediksi akan dibanjiri para wisatawan mancanegara (wisman), terutama wisatawan dari negara-negara peserta. Kementerian Pariwisata memprediksi, sedikitnya ada 150.000 wisman datang untuk menyaksikan Asian Games. Mereka hadir untuk memberi support bagi tim olahragawan negara masing-masing saat berlaga.
“Ini momen yang bagus untuk menjual wisata Banten 7 Wonder ke mancanegara,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Eneng Nurcahyati. “Kami optimistis bisa menjual paket wisata Banten. Apalagi Banten masuk dalam paket hot deals wisata menyambut Asian Games,” imbuhnya.
“Banten 7 Wonder” adalah destinasi wisata unggulan karena memiliki keindahan wisata yang mempesona (wonderful). Ke-7 destinasi wisata tersebut meliputi Banten Lama, Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Sangiang, Suku Baduy, Pulau Umang, Gunung Krakatau, dan Rawa Dano. Kesemuanya masuk dalam program hot deals wisata dengan harga promo dan sudah included dengan tempat menginap (hotel), transportasi, pemandu, dan fasilitas akomodasi lain. Point of sales hot deals tersebar di berbagai tempat, mulai bandara, travel agent, hotel, hingga online melalui aplikasi mobile pada Google Play Store dengan nama “hot deals 365” yang bisa diakses dimana dan kapan saja untuk lebih memaksimalkan promosi.
Sangat wajar kalau Banten antusias memasarkan potensi wisatanya kepada wisman maupun wisatawan Nusantara (wisnus). Hal ini lantaran Banten kaya dengan potensi wisata. Data di Dinas Pariwisata Provinsi Banten menyebutkan, terdapat204 obyek dan daya tarik wisata (ODTW) berada di Banten dengan rincian 84 objek wisata alam, 34 wisata sejarah dan budaya, 24 wisata buatan, 9 objek wisata living culture, dan 48 wisata atraksi kesenian.
Provinsi yang terletak di ujung Jawa ini memiliki beragam spot destinasi, mulai wisata budaya, sejarah, hingga wisata religi. Keberadaan cagar budaya masa lalu yang terhampar dari Tangerang Selatan hingga Banten Lama melalui peninggalan situs sejarah menjadi destinasi yang menarik untuk mengungkap sejarah perkembangan budaya Banten pada zaman dulu. Banten juga memiliki semua atraksi yang ada, khususnya atraksi budaya, diantaranya Seba Baduy, Seren Taun, Panjang Mulud, Pencak Silat, Terbang Gede, Angklung Buhun, serta Lebaran Betawi.
Tidak hanya itu. Lokasi yang tak jauh dari ibukota menjadikan Banten sebagai destinasi wisata warga Jakarta untuk berwisata pantai dan pulau karena keindahannya, seperti Pantai Anyer, Pantai Carita, Pantai Karang Bolong, Pantai Sawarna, serta kawasan Tanjung Lesung. Kekayaan potensi tersebut memiliki daya dongkrak bagi pembangunan daerah di Banten.
Potensi tersebut tidak akan ‘tersentuh’ oleh wisatawan apabila promosi wisata tidak gencar dilakukan. Oleh sebab itu, Dinas Pariwisata Banten sejak beberapa tahun lalu gencar mempromosikan branding pariwisata “Exiciting Banten” dengan menggandeng pihak terkait, seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) hingga melibatkan komunitas Genberasi Pesona Indonesia (GenPI) yang ada di Banten.
Menurut Eneng, strategi destinasi branding Banten dilakukan secara sinergi antara pelaku usaha industri wisata, pemerintah provinsi, dan masyarakat setempat. Untuk memajukan wisata budaya misalnya, pelaku perjalanan wisata menambahkan paket wisata tradisi dan seni budaya, Hotel-hotel agar dapat menampilkan pentas seni di hotelnya, dan sanggar budaya dapat mengemas paket-paket pentas seni yang bisa dinikmati wisatawan yang berkunjung.
Soal event Asian Games 2018, diakui, menjadi momen “menjual” potensi wisata Banten untuk menjaring wisatawan. Istilahnya, merupakan program action dari program destinasi wisata sebelumnya yang telah dilakukan Dinas Pariwisata bersama pihak terkait, seperti edukasi, branding, hingga promosi (attraction).
Di tataran branding, dilakukan melalui strategi edukasi dengan memasang spanduk di bandara Soekarno-Hatta, menyebarkan leaflet di biro travel dan hotel-hotel. Termasuk pula manfaatkan media digital melalui website www.disbudpar.bantenprov.go.id, dan akun sosial media facebook: visitbanten@7wondersbanten, twitter @visitbanten_id dan #ayokebanten @visitbanten_id, serta instagram visitbanten.id. Edukasi ini makin impactfull karena slogan “Exiciting Banten” akan bersinergi dengan branding Wonderful Indonesia yang kini juga tengah gencar melakukan edukasi, baik tingkat regional maupun global.
Belum cukup dengan strategi ini, pihaknya menggandeng GenPI untuk mengedukasikan wisata Banten melalui channelsocialmedia. GenPI adalah netizen muda Indonesia yang ditunjuk Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan untuk membantu mempromosikan destinasi wisata daerah masing-masing. Dengan kerjasama ini, anggota komunitas GenPI kaan menggunggah infomasi tempat-tempat wisata di daerah mereka ke media sosial masing-masing. Hal ini juga merupakan wujud kepedulian anggota komunitas GenPI mengenalkan wisata Banten ke khalayak, baik lokal, regional, maupun global.
Selain menggandeng GenPI, Disbudpar Banten juga menyelenggarakan kegiatan aktivasi atau attraction sebagai magnet untuk menggaet wisatawan. Pada tahun ini, menurut Eneng, ada dua festival besar untuk menggaet wisatawan, yakni Festival Pesona Tanjung Lesung dan Rhino Cross Triathlon yang akan digelar pada September mendatang. Sebelumnya, Seba Baduy diselenggarakn pada Maret-April 2018. “Keduanya akan digelar berbarengan agar lebih mengangkat pariwisata Banten. Kita sajikan menu utamanya sport tourism, di sisi lain kemasan budaya, hingga kuliner juga bisa dinikmati nanti di rangkaian festival,” paparnya.
Pada tahun lalu beberapa aktivasi untuk program destinasi wisata adalah Festival Cisadane Tangerang Kota, Konser Situs Budaya Bersama Iwan Fals dengan seri konser Situs Budaya Banten-Baduy, Festival Karawitan Muda di Kota Cilegon, Pengibaran Bendera Bawah Laut Tanjung Lesung, Festival Anyer Krakatau Culture, Festival Tanjung Lesung, Festival Sawarna, dan Festival Surosoan.
Tentu saja, aspek pendukung destinasi seperti kelengkapan fasilitas dan sarana akomodasi menjadi hal penting untuk untuk bisa menggaet wisatawan. Ketersediaan hotel maupun restoran sedapat mungkin dipenuhi di lokasi wisata dengan menggaet investor. Minat investor untuk berinvestasi di sektor pariwisata cenderung meningkat. Pada triwulan I 2016 investasi pariwisata sektor hotel dan restoran sebanyak 18 proyek dengan realisasi Rp. 70,4 miliar. Sedangkan pada 2017 triwulan I, sudah 25 proyek dengan realisasi Rp. 189,4 miliar.
Melalui serangkaian aktivitas edukasi, promo, branding, hingga attraction yang dilakukan, Dinas Pariwisata bersama pihak terkait optimistis bakal sukses menggaet wisatawan. Tahun ini, pihaknya menargetkan 15,1 juta wisatawan berkunjung ke Banten, meningkat dibandingkan realisasi kunjungan wisatawan pada tahun lalu sebanyak 14,7 juta. Target tersebut semakin optimis terwujud dengan adanya momen Asian Games. “Dengan dukungan dari Kemenpar, maka kami semakin percaya diri dalam menjual paket-paket wisata Banten saat digelar Asian Games 2018,” tandas Eneng Nurcahyati. *