Bagaimana Wayfair – Perusahaan Furnitur – Meningkatkan Penjualannya di Era Pandemic?

Wayfair, pengecer furnitur dan peralatan rumah tangga online. Misi perusahaan ini adalah menjadikan belanja furnitur menjadi begitu mudah bagi pelanggannya, dan bahkan menyenangkan.

Para pengelola perusahaan ini faham bahwa mambangun basis pelanggan yang terlibat dan setia (engaged and loyal customer based) saat ini telah menjadi tujuan utama perusahaan mana pun.

Artinya, membangun relationship dengan pelanggan dan memberikan pengalaman kepada pelanggan adalah keniscyaan. Apalagi di era pada se[erti sekarang ini kerika konsumen dibanjiri dengan pesan pemasaran, sementara mereka -- karena pandemic – harus lebiha banyak tingal di rumah.

Dalam situasi seperti itu, fokus utama perusahaan adalah mengambil pendekatan terpadu dan dioptimalkan di setiap tahapan perjalanan pengalaman pelanggan.

Selama pandemi, Waffair bukan sendiri di pasar furnitur. Perusahaan menghadapi pasar yang penuh dengan pesaing termasuk, IKKEA, CB2,  Wal-mart, dan raksasa-raksana e-tailer yang menjual apa saja, salah satunya adalah Amazon.

Keberadaannya di pasar yang ramai memaksa Wayfair memutar otak dan berinovasi guna menemukan dan membuat serta menjaual  produk yang hebat, serta pemasaran yang luar biasa. Salah satu elemen dari strategi saluran optik pengecer furnitur adalah penggunaan augmented reality dalam aplikasi bermereknya, yang selanjutnya dipromosikan melalui surat langsung.

MKosnep dan palikasi ini memungkinkan pembeli furnitur dapat berbelanja langsung dari aplikasi, "View in Room" yang memungkinkan calon pembelinya menempatkan rendering 3D barang yang ingin mereka beli langsung di ruang rumah mereka secara sempurna. Jika seseorang sedang mempertimbangkan membeli kursi empuk baru untuk ruang tamunyamisalnya, mereka dapat menelusuri penawaran Wayfair, memilih salah satu yang mereka minati, dan menggunakan artificial room (AR).

Fungsi dari AR ini adalah untuk melihat perabot dalam skala besar, melihatnya dari berbagai sudut dan penempatan, dan melihat keserasiannya dengan dekorasi yang ada. Ini membantu calo pembeli mengatasi persoalan dengan cara menghindarkan konsumen dari coba-coba atau bahkan tebak-tebakan dalam prosespebelian furnitur, produk yang jarang menawarkan "coba sebelum membeli" kepada calon pembelinya.

Dalam artikel New York Times berjudul, "Before You Buy That Couch, an App Will Put It in Your Living Room," Jess Jacobs, direktur pemasaran Wayfair, membahas penggunaan AR di aplikasi perusahaan.

Dia dikutip mengatakan, "Kami menemukan bahwa orang-orang yang terlibat dengan teknologi tampilan dalam ruangan 3D di aplikasi kami lebih cenderung menambahkan item ke keranjang mereka. Beberapa pelanggan terbaik kami adalah yang terlibat dengan fitur ini."

Direct mail Wayfair, yang sering berada di kotak surat para penggerak baru, menyoroti aplikasi bermerek, serta fungsi "View in Room" yang disempurnakan AR.

Selain menawarkan kepada pembeli pertama kali dengan penawaran diskon 10% pada pesanan pertama mereka, bagian belakang surat memandu penerima tentang cara mendapatkan keuntungan dari aplikasi. Jika tertarik dengan bagian spesifik pada pengiriman, konsumen dapat memindai Kode QR, membawanya langsung ke halaman produk. Sejak saat itu, mereka dapat mengakses semua informasi tentang produk, serta menggunakan fungsi "Lihat di Ruangan", atau mereka dapat melanjutkan untuk menelusuri produk lain.

Surat yang dikirim langsung oleh Wayfair berfungsi dengan lancar dengan aplikasi, memberikan pelanggan pengalaman belanja yang mudah dan positif. Perusahaan juga menggunakan platform media sosialnya untuk melanjutkan pengalaman berbelanja yang menarik, berbagi saran dekorasi, serta menyoroti rumah pelanggan.

Jelas bahwa kampanye pemasaran yang ditingkatkan AR Wayfair ini tujuannya adalah meningkatkan pengalaman membeli furnitur dan peralatan rumah tangga bagi pelanggannya. Penggunaan optichannel yang kuat dan strategi berpikiran maju menjadikan Wayfair sebagai perusahaan yang memapu meningkatkan penjualannya di luar bisnis kesehatan, yakni bisnis furniture.

November 2020, Bloomberg melaporkan raksasa eCommerce dekorasi rumah yang berbasis di Boston, Wayfair,  mencatat hasil kuartalan pernjualan perusahaan yang "melebihi perkiraan analis. Ini menunjukkan gelombang perbaikan rumah yang terinspirasi oleh pandemi COVID-19 masih ada."

Selama Kuartal 3 2020, Wayfair mendapatkan 51 persen lebih banyak pelanggan aktif, naik menjadi 28,8 juta dari tahun sebelumnya. "Pembeli menghabiskan sedikit lebih rendah per pesanan, pada $ 243 dibandingkan dengan $ 252 selama periode yang sama tahun lalu," lapor Bloomberg.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)