Sebagai anak usaha baru, PT KAI Commuter menyadari betul, untuk melayani para komuter pengguna kereta api listrik di kawasan Jabodetabek yang jumlahnya lebih dari setengah juta orang setiap hari itu dibutuhkan anggota tim yang berjiwa melayani, sanggup bergerak cepat, dan mampu mengikuti perubahan. Maka inilah tim sukses revitalisasi perkeretaapian di kawasan Jabodetabek itu.
Tahun lalu boleh dibilang menjadi milestones penting perjalanan perkeretaapian Indonesia. Pada 2013 PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengeksekusi beberapa tahapan penting dalam revitalisasi sistem perkeretaapian Indonesia—yang sejatinya sudah digodok sejak 2008. Tahun ini pula PT KAI menata ulang wajah setiap stasiun di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), menambah armada kereta, memberlakukan e-ticketing, dan mulai mengomersialkan gerbong kereta sebagai media placement untuk iklan.
Mengeksekusi program revitalisasi pada sistem yang sudah mengakar merupakan pekerjaan besar. Apalagi yang direvitalisasi adalah sistem perkeretaapian nasional yang melibatkan stakeholders yang sangat banyak dan beragam. Tantangan utamanya, menghadapi resistensi masyarakat yang selama ini diuntungkan oleh sistem yang ada: penumpang yang apriori terhadap rencana besar itu, para pedagang di area stasiun yang merasa dirugikan karena kiosnya harus digusur untuk pembenahan fasilitas stasiun, rambu-rambu Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) yang harus dipatuhi dalam proses “pembersihan dan pembenahan” stasiun itu, para simpatisan pedagang yang tergusur, dan lain-lain.
Untuk memuluskan revitalisasi ini—agar PT KAI dapat lincah bergerak memberikan layanan kepada penumpang dan mengoptimalkan kegiatan usahanya, menurut Commerce & Corporate Communication Director PT KAI Commuter Jabodetabek Makmur Syaheran, KAI mendirikan anak usaha baru PT KAI Commuter Jabodetabek. Sedangkan penataan ulang stasiun-stasiun di wilayah Jabodetabek—yang berjumlah 63 stasiun, PT KAI menyerahkan pelaksanaannya kepada KAI DAOP I. PT KAI juga kemudian mendirikan Direktorat Komersial pada Mei 2013 lalu. Tak lupa, sejak awal PT KAI Commuter Jabodetabek men-set up misi barunya, yaitu production base menuju customer base—untuk memenuhi kebutuhan para customer, dalam hal ini para komuter.
Sebagai anak usaha baru, PT KAI Commuter lalu bergerak cepat. Mereka menyadari betul untuk melayani para komuter dengan baik, dibutuhkan anggota tim yang memiliki jiwa melayani, sanggup bergerak cepat, dan mampu mengikuti perubahan. Di bawah komando Makmur Syaheran, Direktorat Layanan dan Usaha PT KAI Commuter Jabodetabek dibagi menjadi lima kelompok: Tim Penjualan/Bisnis yang dikawal oleh Devri Bawinto sebagai General Manager, Tim Pelayanan Pelanggan yang dikepalai Mega Rusiandi sebagai General Manager, Tim Penjualan e-Ticketing yang diketuai Eko Benhart sebagai Manager, Tim Business Development yang dipimpin Rumi Jalil selaku Manager, dan Tim Corporate Communication yang dikepalai Eva Chairunisa selaku Manager.
“Saat ini, tim kami tak kurang dari 50-an orang yang masih muda-muda. Jumlah tersebut belum termasuk tim yang ditugaskan di stasiun. Setiap stasiun tak kurang dari 15 personil ditugaskan di sana untuk melayani penumpang,” Makmur mengungkapkan.