Evolusi Profesi: Mengapa Profesional PR Kini Harus Memiliki Ketajaman Bisnis?

Dalam banyak hal, CCO dan komunikator senior lainnya adalah penerjemah ahli yang mendengarkan dan memberi saran kepada orang-orang bisnis. Dia juga harus bisa menjelaskan strategi dan masalah bisnis yang rumit melalui pesan yang dapat dimengerti yang menggerakkan para pemangku kepentingan untuk bertindak.

Ketika menceritakan pengalamannya kepada Nick Tzitzon, executive vice president of marketing and communications SAP, Bill McDermott -- CEO SAP, raksasa bisnis-software global – menulis bahwa untuk mendapatkan kepercayaan dari para pemimpin Anda, buktikan kepada mereka bahwa Anda memahami dasar-dasar bisnis. Beri mereka saran yang jujur, berdasarkan pada perspektif 'luar-dalam' sebenarnya.

Steve Shebik baru-baru ini dipromosikan menjadi vice chairman of Allstate Insurance dan mantan kepala keuangan sebuah perusahaan Fortune 100, mengemukakan hal yang sama ketika berbicara dengan Stacy Sharpe, Senior Vice President Corporate Relations Allstate, dan pejabat komunikasi senior lainnya.

“Sama seperti para pemimpin bisnis yang harus menjadi komunikator yang baik, komunikator harus memiliki ketajaman bisnis yang luar biasa,” kata Shebik. “Jika akan bekerja sama membuat keputusan strategis yang tepat bagi para pemangku kepentingan, kami semua memerlukan pemahaman mendalam tentang apa yang kami coba lakukan.”

Menurut Peter Marino, chief public affairs and communications officer for MillerCoors, mengutip Stephen Covey, penulis buku terlaris The 7 Habits of Highly Effective People, juga mengatakan bahwa ketajaman bisnis kini lebih penting dari sebelumnya bagi para profesional PR.

Seperti yang disarankan Covey, kata Marino, profesional di bidang komunikasi kini harus pandai mencari dulu untuk mengerti, dan kemudian dipahami. Dengan kata lain, menurut Marino, setiap profesional harus terlebih dahulu membangun pemahaman mendalam tentang masalah apa pun yang mungkin Anda coba pecahkan. Setelah Anda memiliki pemahaman itu, Anda dapat membingkai argumen Anda agar lebih dipahami. ”

Dengan asumsi yang sama, profesional PR menggunakan keahlian komunikasi mereka untuk memecahkan masalah bisnis. Karena itu, mereka harus terlebih dahulu memahami masalah tersebut sebelum mereka dapat mengajukan solusi komunikasi yang realistis.

Inilah yang disebut Matt Ragas, Ph.D., dan Ron Culp, Fellow PRSA dalam bukunya, Mastering Business for Strategic Communicators: Insights and Advice from the C-suite of Leading Brands (Emerald Publishing Limited, 2018) sebagai evolusi profesional PR dari hanya sebagai seseorang yang mengkomunikasikan pesan setelah keputusan telah dibuat, menjadi berperan sebagai penasihat bisnis. Disini tantangannya adalah bagaimana professional komunikasi mengasah ketajaman bisnisnya.

Ragas dan Culp menyebut evolusi tersebut sebagai tantangan baru bagi praktisi komunikasi. Sebab bagaimanpun menurut penelitian, para profesional komunikasi yang paling sukses tidak lagi hanya ahli komunikasi. Mereka yang berhasil adalah professional komunikasi yang juga ahli dalam bisnis. Kenapa? Tuntutan dari orang yang dilayani kini meningkat. Untuk bisa melayani sebagai penasihat terpercaya bagi kalangan C-suite misalnya dan berkolaborasi dengan para ekskutif selevelnya di seluruh perusahaan kini dibutuhkan ketajaman bisnis.

Namun hal itu bukan berarti setiap profesional PR harus mendapatkan gelar MBA atau gelar sarjana yang serupa. Yang perlu digarisbawahi adalah, seorang professional PR harus mendasarkan peran dan mengasah pemahamannya pada fungsi bisnis utama lain seperti keuangan, akuntansi, hukum dan pemerintahan, sumber daya manusia, pemasaran, dan keberlanjutan.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)