Ini Tantangan Terberat Praktisi Public Relations Tahun 2018

 

Isu terbesarnya yang menjadi tantangan terberat bagi professional public relations adalah makin kuatnya peran pemasaran digital atau pemasaran media sosial. Ini memunculkan kecemburuan profesi karena ketika semakin banyak merek yang menggunakan strategi konten pemasaran (content marketing), ada kekhawatiran bahwa pekerjaan itu bisa menggantikan peran public relations.

Tahun 2002, Al dan Laura Ries, ayah dan anak yang berprofesi sebagai konsultan pemasaran, menulis sebuah buku laris yang berjudul "The Fall of Advertising & the Rise of PR.” Menurut mereka, PR memiliki kredibilitas, sedangkan periklanan tidak. Saran mereka adalah bahwa sebuah kampanye pemasaran harus dimulai dengan publisitas dan beralih ke periklanan hanya setelah tujuan PR tercapai.

Beberapa perusahaan PR melihat kesempatan untuk meningkatkan posisinya di mata klien mereka dengan menyatakan bahwa public relations bukan hanya penyedia layanan, namun juga memberikan saran strategis kepada manajemen senior. Akan tetapi, skeptisisme terhadap gagasan tersebut justru muncul di lingkungan industri PR sendiri.

Dorothy Crenshaw, presiden Stanton Crenshaw, sebuah perusahaan PR independen yang berbasis di New York misalnya, mengatakan bahwa banyak koleganya menderita "kecemburuan konsultan" dengan mengatakan bahwa PR bukanlah ilmu yang eksak. Perusahaan PR memang bisa membentuk atau menciptakan buzz tentang sebuah produk, tapi tidak selalu. Syarat PR bisa menciptakan buzz adalah "Anda harus memiliki cerita yang legitimate."

Bagaimana pun saat ini para pengelola merek dituntut untuk mempertanggungjawabkan setiap rupiah yang dikeluarkan sebanding dengan pendapatan yang mereka terima dari hasil penjualan. Di sisi lain, ketika publik semakin berusaha untuk menghindariiklan konvensiional, peneglola mereka berusaha keras untuk mencari alternative dengan menawarkan cerita yang sebenarnya iklan namun secara kreatif cerita itu membuat pemirsanya tidak merasa itu sebenarnya iklan (native advertising).

Dalam banyak hal, (apalagi bila dilihat dari istilahnya), ada anggapan bahwa itu adalah pekerjaan periklanan. Para CEO dan CMO – bahkan di sebagian praktisi PR sendiri karena meganggap bahwa PR bukan melulu berhubungan dengan media -- tidak menyadari bahwa validasi pihak ketiga dan pers adalah satu-satunya cara yang kuat untuk mendapatkan ceritera perusahaan tentang Anda.

Disinilah tantangan praktisi PR yang paling krusial di tahun 2018 ini. Profesional PR perlu benar-benar meningkatkan upaya mereka, pertama, meyakinkan klien atau klien potensial bahwa sejatinya PR mampu menghasilkan sesuatu, termasuk penjualan sehingga tidak mengecewakan klien. Kedua, harus meningkatkan kemampuan diri dalam pemasaran digital. Ketiga, masalah mendasar dengan iklan adalah kredibilitas. Ini adalah penempatan berbayar. Itulah yang mempengaruhi pemasaran influencer sehingga yang harus dijaga adalah kredibilitas dari influencer tadi.

Fragmentasi media dapat dilihat dari ledakan dalam cara orang mencari berita dan hiburan. Orang kini banyak yang beralih ke situs web, TV kabel, dan media sosial. Konsekuensi dari proliferasi media adalah bahwa konten asli menjadi lebih diminati. Oleh karena itu sejatinya bila materi yang ditulis atau diproduksi PR dengan baik bisa lebih mudah ditayangkan.

Penelitian mahasiswa saya di LSPR tentang media relations CSR yang dilakukan salah satu perusahaan farmasi mendapati banyaknya materi yang dibagikan PR diterbitkan oleh beberapa situs atau surat kabar lokal yang hampir tidak diedit. Wartawan jmenjadi sangat bergantung pada umpan informasi dan produk dari industri PR.

Konsekuensinya adalah praktisi PR harus memperhatikan konten dan penulisan konten yang dibagikan kepada media. Ini karena produk berita yang media selain mencerminkan kualitas media, juga mencerminkan kualitas pemberi informasi. Ini sekaligus mencerminkan dan mempengaruhi kredbilitas praktisi PR sebagai pemasok informasi bagi media.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)