Para pakar dan praktisi di industri Public Relation di kawasan Asia Tenggara yang tergabung ke dalam ASEAN Public Relation Network (APRN) secara resmi menandatangani friendship agreement dengan Australia yang diwakili oleh Public Relation Institute Australia (PRIA) pada Selasa, (16/6) di Kampus London School of Public Relation (LSPR) Jakarta. Menurut President of APRN Prita Kemal Gani, lewat kerjasamana ini kedua region bisa saling belajar terutama soal standarisasi praktik PR dan sertifikasi, karena itu yang menjadi focus dari APRN kini.
Lebih dari itu, sebut Prita, nantinya akan ada kegiatan seputar pertukaran sumberdaya manusia, budaya hingga berbagai hal terkait akademis. “Kerjasama antara APRN dan PRIA melingkupi bidang yang cukup luas karena kerjasamanya ini juga akan mendukung para akademisi dan praktisi PR meningkatkan kompetensinya,” katanya.
Bentuk kerjasama yang berdurasi tiga tahun ini diharapkan dapat mendukung berbagai program yang telah disusun APRN guna menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang akan mulai berlaku pada 31 Desember nanti, khususnya di bidang public relation. “Sertifikasi para praktisi PR serta pengetahuan seputar kode etik hingga kemampuan berbahasa inggris yang baik adalah salah satu dasar mengapa kita melakukan kerjasama dengan Australia (PRIA),” imbuh Prita.
Dikatakan Prita, Australia adalah tetangga terdekat ASEAN khususnya Indonesia, maka bentuk aliansi yang kita miliki dengan PRIA akan membawa dampak yang saling menguntungkan bagi professional PR di ASEAN karena ini akan memungkinkan kita untuk memiliki berbagai cara saling bekerjasama meningkatkan kompetensi. Dalam eksekusinya, bentuk kerjasama tersebut akan seputar pertukaran pengetahuan dan pengalaman, pertukaran informasi dan penelitian gabungan, konsultasi teknis (memberi masukan teknis dalam memberikan saran tentang penghargaan dan apresiasi), pertukaran keahlian hingga pengaturan kelas, konferensi, symposium, seminar, pertemuan dan diskusi.
Sambungnya, kompetensi yang dimiliki oleh praktisi PR di Indonesia rata – rata sudah sangat baik. Namun, dengan tingkat persaingan global yang semakin massif dan akan diberlakukannya MEA 2015 tidak bisa kita pungkiri kita harus upgrade kemampuan serta memiliki sertifikasi industry PR agar kita juga bisa bekerja di berbagai negara di kawasan negara Asia Tenggara.
Kerjasama tersebut ditandatangani oleh President of APRN Prita Kemal Gani dan Hon Secretary Public Relation Institute of Australia Arthur Delbridge. Menurut Prita, kerjasama ini menjadi salah satu pondasi dalam cetak biru MEA 2015 bahwa disebutkan Masyarakat Ekonomi ASEAN akan membentuk ASEAN dengan beberapa karakteristik utama, yakni pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi merata dan kawasan terintegrasi dengan ekonomi global. “Dan Public Relation memiliki peranan penting dalam mendorong kesuksesan negara – negara Asia Tenggara tersebut,” tegas Prita.
Dalam kesepakatan tersebut, ungkap Prita, harus juga dilihat sebagai peluang bagi Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi karena angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi di kawasan ASEAN. Kemudian, sambung Prita, dalam beberapa tahun terakhir kelas menengah di Indonesia tumbuh pesat. Pertumbuhan tersebut (kelas menengah) mengindikasikan semakin banyaknya sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraannya.
“Setelah penandatanganan ini, maka Indonesia harus menyiapkan sumberdaya manusianya sehingga bukan hanya memenuhi standar kompetensi nasional tapi juga memenuhi kebutuhan internasional. “selama tiga tahun ke depan, APRN dan PRIA akan langsung mengadakan berbagai pertemuan untuk diskusi membicarakan seputar industry, praktisi, regional stakeholder dan juga kode etik para pihak terkait. *
