Dalam lanskap dunia yang semakin digital dan beragam, kepemimpinan di bidang Public Relations (PR) kini bukan hanya tentang merancang narasi yang menarik. Lebih dari itu, pentingnya memiliki kecerdasan kontekstual—kemampuan untuk memahami dan beradaptasi dengan perubahan nilai, tren, dan persepsi masyarakat—menjadi kunci sukses dalam dunia PR.
Ini bukan hanya tentang bagaimana menyampaikan informasi, tetapi bagaimana informasi tersebut dipahami dan direspon oleh masyarakat yang kini semakin dinamis.
Kepemimpinan dalam bidang Public Relations (PR) bukanlah semata tentang keterampilan komunikasi dan kemampuan untuk menciptakan narasi yang menarik. Terutama dalam dunia yang semakin digital, kepemimpinan PR harus dianggap sebagai disiplin yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang kecerdasan kontekstual.
Kecerdasan kontekstual merujuk pada kemampuan untuk mengenali, memahami, dan beradaptasi dengan lingkungan dan situasi tertentu. Dalam konteks PR, ini mencakup pemahaman tentang nilai-nilai masyarakat, tren sosial, politik dan ekonomi, dan bagaimana faktor-faktor ini dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap suatu organisasi atau merek.
Dalam era digital, kecerdasan kontekstual menjadi semakin penting seiring dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan informasi untuk disebarluaskan dan dikonsumsi dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya. Kini, PR harus memahami bagaimana narasi yang mereka ciptakan dapat dipahami dan direspon oleh masyarakat yang semakin beragam dan kompleks.
Namun, pemahaman kontekstual saja tidak cukup. Kepemimpinan PR juga harus mampu merespon dan beradaptasi dengan perubahan kontekstual dengan cepat dan tepat. Ini memerlukan pemahaman tentang bagaimana informasi dan persepsi dapat berubah seiring waktu, serta bagaimana narasi yang dibuat oleh PR dapat dipengaruhi oleh perubahan ini.
Sementara itu, kecerdasan kontekstual juga memerlukan empati - kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain. Dalam PR, ini berarti mampu memahami kekhawatiran, harapan, dan aspirasi masyarakat, dan bagaimana perasaan ini dapat mempengaruhi interaksi mereka dengan organisasi atau merek.
Jadi, kepemimpinan dalam PR tidak hanya tentang penciptaan narasi yang menarik, tetapi juga tentang pemahaman dan adaptasi terhadap konteks yang berubah-ubah dan kompleks. Ini adalah disiplin yang membutuhkan kecerdasan kontekstual yang tajam, serta kemampuan untuk merespon dan beradaptasi dengan perubahan kontekstual dengan cepat dan tepat. Dalam dunia yang semakin digital dan kompleks, ini adalah kualitas yang semakin penting untuk sukses dalam bidang PR.
Sumber: Willis, P. (2019). From knowing to doing: Reflexivity, leadership and public relations. Public Relations Review, 101780. doi:10.1016/j.pubrev.2019.05.001