ETIKA PROFESIONAL DAN TRANSPARANSI: TREN UTAMA PR DI 2024

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Determ, di mana 300 profesional PR berpartisipasi melalui formulir online dan HARO, platform yang mendukung jurnalis untuk mendapatkan sumber informasi, ditemukan bahwa etika dan transparansi menjadi pusat perhatian.

Dalam menghadapi tahun 2024, profesi hubungan masyarakat (PR) diprediksi akan mengalami pergeseran signifikan menuju praktek yang lebih etis, transparan, dan bertanggung jawab secara sosial.

Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap isu-isu Environmental, Social, and Governance (ESG), profesional PR diprediksi akan semakin mengutamakan nilai-nilai etis dalam setiap strategi komunikasi mereka.

Hal ini tidak hanya sebatas pada komitmen terhadap bisnis yang etis, tetapi juga pada keaslian komunikasi yang sejalan dengan ekspektasi masyarakat yang lebih besar akan perilaku korporat yang bertanggung jawab.

Strategi PR yang inklusif dan bertanggung jawab sosial dianggap akan menjadi tren utama, dengan penekanan pada keragaman, kesetaraan, dan inklusi. Corporate Social Responsibility (CSR) dan advokasi karyawan menjadi bidang yang kian menonjol, mengindikasikan gerakan menuju pendekatan PR yang lebih inklusif dan yang secara aktif berkontribusi pada perhatian sosial.

Ini menandakan bahwa PR tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang mendukung diversitas dan keadilan.

Para pemimpin pemikiran dalam industri, seperti Max Shak dari Role Digital, menegaskan bahwa upaya PR akan semakin berkisar pada komunikasi yang didorong oleh tujuan. Pesan yang selaras dengan isu sosial dan lingkungan, yang mencerminkan nilai-nilai audiens, akan menjadi lebih penting. Komunikasi yang didorong oleh tujuan tidak hanya mengautentikasi identitas merek tetapi juga menciptakan koneksi yang lebih kuat dengan pemangku kepentingan.

Dengan demikian, etika profesional dalam PR bukan lagi tambahan yang opsional, melainkan inti dari praktek PR itu sendiri. Profesional diharapkan tidak hanya menjadi juru bicara bagi merek atau organisasi tetapi juga menjadi pelopor dalam mempromosikan transparansi dan tanggung jawab sosial.

Ini akan membutuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana nilai-nilai etis diintegrasikan ke dalam strategi komunikasi untuk menciptakan dampak yang positif dan berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)