Banyak pembisnis atau marketers sukses memiliki satu kesamaan : mereka memahami pentinynya personal public relations (personal PR). Dalam artikelnya yang berjudul Improving Personal Public Relations, Ken Makovsky, sebagaimana dilansir dari situs www.forbes.com, public relations bukanlah sebuah pilihan. Setiap orang pasti akan berhubungan dengan masyarakat, terlepas dari baik atau buruknya hubungan yang terjalin tersebut. Namun setiap manusia pasti memiliki hubungan dengan masyarakat -baik diinginkan maupun tidak. PR berkaitan tidak hanya dengan organisasi-oraganisasi namun juga bagaimana kita menampilkan diri kita.
Para pemimpin bisnis yang cerdas telah lama memahami bahwa menaruh nama Anda di hadapan umum bukanlah sebuah isu mengenai ego, namun merupakan teknik marketing yang valid. Bagaimana pun juga, PR adalah mengenai kredibilitas, dan cara terbaik untuk mencapainya adalah dengan menggandeng pihak ketiga untuk meng-endorse pesan-pesan Anda. Membuat atau meningkatkan reputasi memerlukan minimal dua atau tiga tahun, dan sebuah rencana harus dikembangkan serta diperbarui agar dapat berjalan sukses.
Lanskap di dunia digital yang baru ini telah menggandakan kesempatan-kesempatan secara signifikan -termasuk tantangan-tantangan – bagi para senior manager saat ini. Namun, menurut salah satu artikel di Forbes, kurang dari sepertiga CEO di 500 perusahaan paling laris di Amerika memanfaatkan kekuatan membangun-reputasi dari sosial media.
Makovsky menganggap bahwa fakta tersebut menarik, mengingat bahwa sosial media memungkinkan para senior manager untuk membuat, memilih, serta mempublikasikan konten mereka sendiri. Mereka juga dapat menargetkan dan berkomunikasi secara langsung dengan para stakeholders melalui blog, papan bulletin, tweet dan sebagainya. Para senior manager juga dapat memperluas jangkauan dari valuable content melaluivideo, gambar dan hashtag. Meskipun demikian, endorsement masih tetap berdatangan, contohnya, pada LinkedIn dari teman dan rekan kerja.
Beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh para senior manager atau pengusaha ketika hendak menggunakan strategi personal PR di hadapan klien dan konsumen:
- Identifikasi topik-topik yang ingin anda bicarakan: Apakah topik yang Anda bicarakan berkaitan dengan manajemen, produk atau servis? Berkonsentrasilah pada areah keahlian Anda. Pastikan pula bahwa pesan yang Anda sampaikan dapat menarik audiens. Sebuah rancangan topik yang fokus akan mencapai hasil yang memuaskan lebih cepat dibandingkan rencana yang tidak fokus.
- Target audiens: Kenali dengan pasti kepada siapa target Anda ingin mengkomunikasikan pesan-pesan tersebut (target audiens). Sekali lagi, Anda harus fokus. Menggunakan sebuah kutipan dari The Wall Street Journal memang membuat konten Anda terlihat hebat, namun hal ini akan menjadi lebih efektif ketika muncul di dalam kolom marketing, tergantung kepada siapa yang ingin Anda raih.
- Berlatih teknik-teknik: publikasi personal, kesempatan berbicara, aktivitas komunitas, presentasi di depan banyak direktur, dan mencetak ulang serta distribusi artikel dan pidato merupakan cara yang efektif untuk melatih personal PR.
- Membuat wawancara media: Sebab, baik media tradisional dan digital butuh konten dan ahli yang dapat menginterpretasikannya serta memberikan insight tambahan. Di sinilah Anda dapat tampil menunjukkan keahlian diri Anda.
- Identifikasi semua outlets yang paling tertarik pada isu Anda: Marketers harus memastikan bahwa target audiens mereka sudah mencakup media-media bisnis umum dan mereka-mereka yang fokus pada isu terkait.
- Membangun sebuah rapport dengan penyedia konten. Gali apa yang menjadi minat terkini mereka dan cerita-cerita apa yang akan mereka tulis di masa yang akan datang untuk melihat apakah Anda dapat memberikan komentar atau ide artikel kepada mereka.
- Berbicara di depan audiens yang dibidik: carilah tiga hingga empat kesempatan setiap tahunnya untuk berbicara di depan audines yang Anda anggap penting bagi Anda dan bisnis Anda. Hubungi mereka-mereka yang terlibat, tentukan kriteria mereka untuk menjadi pembicara dan panelis, identifikasi sebuah niche untuk diri Anda, lalu kirimkan sebuah proposal kepada mereka.
Kepercayaan merupakan salah satu “must-haves” terpenting ketika berbicara mengenai membangun dan mempertahankan reputasi suatu perusahaan. Mustahil untuk membangun kepercayaan tersebut tanpa adanya sebuah kampanye PR yang bijaksana, koheren, dan proaktif.