Begini Inisiatif P&G untuk Kurangi Emisi Karbon

Merujuk data ourworldindata.org, hanya 6 persen atau sekitar 500 juta ton sampah plastik yang diproses untuk daur ulang. Tak heran, jika isu sampah plastik masih menjadi perhatian utama, terutama di Indonesia.

Sementara itu, berbagai inisiatif dan seruan untuk mengajak masyarakat meminimalisir penggunaan kantong plastik hingga memilih produk-produk yang lebih ramah lingkungan telah bermunculan. Salah satunya, inisiatif yang datang dari Procter & Gamble (P&G), perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) berskala global.

Baru-baru ini, P&G menegaskan kembali komitmen dan visi berkelanjutannya untuk menetralisasi dan mengurangi tingkat emisi karbon sebanyak 50 persen pada 2030 mendatang. P&G Global memiliki komitmen terkait keberlanjutan lingkungan sejak 2010 lalu sebagai salah satu fokus pilar dalam program Citizenship.

Melalui komitmen itu, dalam satu dekade ke depan, P&G di seluruh dunia akan mengurangi separuh emisi gas rumah kaca pada proses produksi, meningkatkan efisiensi energi, membuat kemasan produk yang 100 persen bisa didaur ulang, dan menggunakan 100 persen listrik terbarukan secara global.

Untuk mencapai target tersebut, P&G mengurangi penggunaan air dan palm oil serta menerapkan proses produksi dan operasional usaha yang eco-friendly. Data terbaru P&G menunjukkan, hingga Agustus 2020, setengah dari target komitmen sudah terlampaui. P&G telah berhasil mengurangi 25 persen efek rumah kaca, mengurangi 21 persen penggunaan energi, dan meningkatkan kesadaran mendaur ulang kemasan bekas barang-barang kebutuhan hingga 92 persen.

Bagaimana dengan Indonesia? Diungkapkan Senior Director P&G Indonesia Bharath Seshadri, di Indonesia, P&G pun turut melaksanakan komitmen menjaga kelestarian lingkungan. Selama lebih dari 30 tahun berada di Indonesia, P&G selalu memastikan setiap aktivitas yang dilakukan mempertimbangkan aspek lingkungan yang berkelanjutan, baik dari produksi, packaging, supply produk, pemasaran, dan lain-lain.

"Untuk mendukung sustainability di proses produksi, P&G Indonesia menerapkan prinsip responsible consumption dengan program perbaikan berkelanjutan seperti efisiensi penggunaan air dan energi di dalam kegiatan sehari-hari di pabrik, serta menerapkan zero waste to landfill. Khusus pengurangan energi, sejak 2012, plant (pabrik) di Karawang sudah berhasil mengurangi energy footprint lebih dari 90 persen dengan pengurangan year-on-year (YoY) sebesar 9 persen dari tahun sebelumnya," paparnya.

Lebih jauh ia menegaskan, pabrik P&G di Karawang telah tersertifikasi Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) dari US Green Building Council sejak berdiri di 2012 hingga sekarang. "Kami akan menerapkan prinsip yang sama untuk pengembangan pabrik ke depannya. Jika tidak ada aktivitas pergerakan di dalam ruangan, sensor akan mendeteksi dan lampu otomatis mati. 21% dari air yang digunakan untuk keseluruhan produksi di pabrik dan untuk kegiatan operasional merupakan hasil daur ulang,” Barath menjekaskan.

Bahkan, dalam proses produksi, plant Karawang tidak lagi memakai solar sebagai bahan bakar mesin boiler. Akan tetapi, telah beralih menggunakan gas bumi dari Perusahaan Gas Negara (PGN) yang memiliki emisi CO2 yang jauh lebih rendah disbanding solar.

"Selain itu, plant Karawang juga memiliki kew garden yang berisi tanaman herbal dan dimanfaatkan untuk dalam proses pembuatan essence untuk sampo atau pewangi pakaian sebagai bagian dari program penghijauan di dalam lingkungan pabrik," tuturnya.

Sementara itu, Corporate Communications P&G Indonesia Dinda Kusuma Wardani mengatakan, sudah ada beberapa inovasi brand yang dilaksanakan di Indonesia, seperti pengurangan plastik pada kemasan sachet dan botol dengan packaging innovation program.

“Di 2021, recycle sampah plastik dari laut untuk kemasan sampo akan mulai diperkenalkan. Saat ini, P&G tengah berupaya mencari partner daur ulang yang dapat memproduksi kemasan dari plastik daur ulang ini sesuai standar brand P&G,” tegas Dinda.

Selanjutnya, untuk membawa dampak yang lebih besar, P&G Indonesia juga bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyediakan segregated waste bin di sekolah-sekolah. Tujuannya, mempermudah proses reduce, reuse, dan recycle sampah. Saat ini, sudah ada 41 sekolah yang memiliki segregated waste bin dari P&G. Karyawan-karyawan di plant Karawang aktif terlibat dalam kegiatan pelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekosistem seperti menanam pohon dan bersih-bersih sungai secara rutin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)