Demi memperkuat komitmennya terhadap pemberdayaan ekonomi perempuan, pada momen Bulan Perempuan Internasional, Visa melakukan kemitraan baru dengan dua partner-nya, Hand In Hand International dan IFundWomen. Melalui kemitraan tersebut, Visa akan menyediakan program edukasi dan pendanaan bagi pelaku usaha perempuan di seluruh dunia. Objektifnya, untuk membantu mereka membangun dan mengembangkan bisnis.
"Saat ini, jumlah pelaku usaha perempuan di seluruh dunia meningkat lebih cepat dibandingkan jumlah pelaku usaha laki-laki, di mana ada lebih dari 250 juta perempuan yang menjalani usaha sendiri di seluruh dunia. Perempuan semakin berperan dalam menggerakkan perekonomian di seluruh dunia, termasuk menciptakan lapangan kerja baru," ungkap Al Kelly, CEO dan Chairman Visa.
Lebih lanjut ia menegaskan, Visa berkomitmen memanfaatkan kekuatan jaringan, merek, dan sumber daya finansialnya untuk mendukung pelaku usaha perempuan dalam mengejar impian mereka. Termasuk, pelaku usaha perempuan di Indonesia.
IFundWomen merupakan platform pendanaan dan edukasi yang menyediakan akses permodalan melalui bantuan dana dan crowdfunding, pelatihan dengan para ahli, dan jaringan pelaku usaha perempuan. "Kemitraan baru Visa bersama dengan IFundWomen bertujuan membantu para pelaku usaha perempuan mendapatkan pendanaan yang dibutuhkan melalui serangkaian kompetisi pendanaan," lanjutnya.
Sementara itu, sebagai bagian dari misi perusahaan untuk mendorong pelaku usaha, bisnis, dan perekonomian, Visa meluncurkan kemitraan tiga tahun dengan Hand in Hand International, organisasi nirlaba global yang berfokus pada pengembangan ekonomi di Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah, dengan nilai kerja sama sebesar US$ 2,4 juta. Kemitraan Visa dan Hand in Hand International bertujuan menyediakan edukasi bisnis dan memperluas akses terhadap layanan keuangan ke lebih dari 10.000 usaha mikro di Kenya, yang mana 75% usaha mikro dikelola oleh perempuan.
"Kemitraan ini diharapkan akan memajukan pemberdayaan ekonomi perempuan, yang memiliki manfaat yang berlipat dan mendorong pertumbuhan ekonomi serta hasil pembangunan yang lebih baik," ucap Al Kelly.
Bagaimana dengan Indonesia? Dijawab Riko Abdurrahman, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, program pemberdayaan perempuan juga sudah gencar diinisiasi Visa di Indonesia melalui program Literasi Keuangan #IbuBerbagiBijak. “Sejak tahun 2017, program literasi keuangan #IbuBerbagiBijak telah digelar. Program ini didukung Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dan telah menjangkau raturan ribu perempuan di seluruh Indonesia."
Tahun lalu, Visa Indonesia menggelar pelatihan #IbuBerbagiBijak yang menyasar para pelaku usaha perempuan di Bandung dan Yogyakarta. "Para pelaku usaha perempuan yang saya jumpai saat pelatihan tersebut mengaku kesulitan mengakses permodalan untuk mendanai, menjalankan, dan mengembangkan bisnis mereka. Berkaca dari hal tersebut, tahun ini kami berencana memperluas manfaat #IbuBerbagiBijak tidak hanya seputar manajemen keuangan, tetapi juga sharing strategi memperoleh akses permodalan bagi pelaku usaha perempuan untuk membantu mereka mengembangkan bisnisnya,” cerita Riko.
Sampai saat ini, Visa telah mewujudkan komitmen jangka panjang untuk memberdayakan perempuan melalui serangkaian kemitraan, program, dan sponsor. Inisiasi terbaru Visa itu di antaranya, kemitraan dengan Female Founder Collective yang didirikan oleh Rebecca Minkoff yang telah memasuki tahun kedua; menyalurkan bantuan dana senilai US$ 20 juta kepada Women’s World Banking untuk membantu pelaku usaha mikro dan kecil yang dikelola oleh perempuan dalam mengakses permodalan dan mengembangkan bisnis mereka; meluncurkan program pemberdayaan pelaku usaha perempuan, She’s Next, Empowered by Visa, yang meliputi sejumlah pelatihan di New York, Atlanta, Toronto, hingga Cape Town saat penyelenggaraan World Economic Forum di Afrika Selatan.