Menyambut Ramadan tahun ini, lembaga kemanusiaan ASAR Humanity mendistribusikan paket bantuan pangan untuk warga Palestina. Menggandeng NGO (Non Governmental Organization) lokal di san, ASAR membagikan 100 paket bantuan pangan untuk warga dhuafa di Gaza Utara dan Tengah, Palestina, pada akhir Maret 2022.
Paket bantuan pangan tersebut berisi tepung roti, gula, minyak zaitun, biskuit, teh, dan beragam makanan ringan lainnya. Selanjutnya, relawan dari NGO lokal mengantarkan paket bantuan tersebut ke depan pintu rumah masing-masing para penerima manfaat.
Dituturkan Presiden ASAR Humanity Dicky Irawan, paket bantuan pangan untuk warga Palestina merupakan bagian dari program peduli dunia dari ASAR Humanity. Bantuan kemanusiaan tersebut secara rutin dilakukan ASAR untuk membantu warga Palestina yang hingga kini masih hidup dalam keterjajahan dan keterbatasan.
“Kami ingin Palestina bangkit. Bangkit dari penjajahan, bangkit dari keterpurukan. Bantuan pangan ini merupakan bentuk solidaritas kita umat Islam di Indonesia kepada masyarakat Palestina yang hingga kini masih terjajah,” ucap Dicky.
Melalui paket bantuan pangan itu, ia berharap, ASAR dapat sedikit menghibur umat muslin di Palestina. "Dengan demikian, mereka dapat menjalankan Ramadhan sama seperti kita di sini dengan riang dan gembira,” harap Dicky.
Aksi ASAR Humanity ini cukup dimaklumi. Mengingat, merujuk laporan Bank Dunia pada pertengahan tahun 2021 lalu, pandemi Covid-19 telah membuat perekonomian Palestina terpukul. Bahkan, sebelum pandemi pun, pertumbuhan ekonomi Palestina hanya satu persen. Sementara, kata Direktur Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Gaza, Kanthan Shankar, donasi dari luar terus menyusut.
Sebelum pandemi, Bank Dunia juga mencatat, seperempat warga Palestina hidup di bawah garis kemiskinan. Usai pandemi, angka itu diprediksi bakal meningkat. Kemiskinan di Tepi Barat diperkirakan mencapai 30 persen dan 64 persen untuk Jalur Gaza. Sementara tingkat pengangguran mencapai 38 persen.
Sementara itu, mengutip bbc.com, di jalur Gaza, sekitar 80 persen warga bergantung pada bantuan internasional. Menurut PBB, lebih dari satu juta orang di Gaza digolongkan masuk kelompok "rawan pangan sedang sampai parah".