Hasilnya, kesuksesan Malika tidak hanya membawa dampak positif bagi kehidupan para petani. Namun, juga telah membuka kesempatan bagi para ibu untuk berkembang dan tidak terbatas pada urusan domestik.
Memberdayakan perempuan diyakini Unilever dapat membawa kebaikan bagi komunitas secara keseluruhan untuk makin mengukuhkan pemberdayaan komunitas petani. Untuk itu, Yayasan Unilever Indonesia kemudian menggandeng mitra-mitra lokal seperti PERSADA, Spektra, dan ASSPUK dan untuk menjalankan Program Pemberdayaan Perempuan Saraswati yang saat ini menyertakan tiga aspek pembangunan. Yaitu, Pengembangan Diri, Pengembangan Ekonomi dan Sosial, dan Pengembangan Organisasi yang mendorong terbentuknya Kelompok Usaha Bersama (KUB), Lembaga Keuangan Perempuan (LKP), dan Kelompok Wanita Tani (KWT).
Selanjutnya, di tahun 2014, program Pemberdayaan Perempuan Saraswati diperkaya menjadi program yang terintegrasi dari aspek Sosial-Ekonomi-Lingkungan yang selaras dengan Unilever Sustainable Living Plan. Obyektifnya, guna menciptakan inclusive business model untuk memperkuat UKM dari para kelompok perempuan tersebut.
Program Pemberdayaan Perempuan Saraswati telah tersebar di Bantul dan Kulon Progo, Ngawi, Pacitan, Pekalongan, dan Banjarnegara. Hingga tahun 2014, Yayasan Unielver Indonesia telah membina 90 kelompok petani perempuan, meliputi 3.300 perempuan yang tergabung dalam termasuk 10 Kelompok Usaha Bersama (KUB), Kelompok Wanita Tani (KWT), dan Lembaga Keuangan Perempuan (LKP).
“Kami berharap Program Pemberdayaan Perempuan Saraswati yang telah berjalan selama hampir 10 tahun dapat terus memberdayakan perempuan sebagai usaha dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera,” harap Sinta.
Program CSR yang kedua adalah Pasar Sehat Berdaya. Obyektif dari program Pasar Sehat Berdaya adalah untuk mewujudkan pasar tradisional yang sehat, bersih, dan higienis melalui kemandirian komunitas pasar. Tujuan tersebut akan dicapai dengan membina perilaku pedagang, pengelola, dan pengunjung pasar. Program Pasar Sehat Berdaya, sampai saat ini, telah diimplementasikan di 35 pasar yang tersebar dari Medan, DKI Jakarta, Bekasi, DI Yogyakarta, Nganjuk, Probolinggo, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Blitar, Malang, Denpasar, dan Makassar. Tahun 2015 ini, Unielver telah berhasil memberi edukasi serta keterampilan pengelolaan bisnis kepada 13.684 pedagang pasar yang tersebar di 35 pasar di Indonesia. Program Pasar Sehat Berdaya menjadi penting, lantaran sebagai salah satu channel tradisional, kontribusinya terhadap bisnis perusahaan mencapai 19%.
Demi menginspirasi publik dalam menjalankan program Pasar Sehat Berdaya di Indonesia, Yayasan Unilver Indonesia merilis buku berjudul "Pasar Sehat Berdaya: Wajah Baru Pasar Tradisional". Ditambahkan Sinta, buku tersebut dihadirkan untuk menggugah para pengelola pasar tradisional untuk melakukan pembenahan atau revitalisasi. "Harapannya, pasar tradisional yang dikenal selama ini sebagai pasar kumuh dan kotor, akan bisa berubah menjadi pasar yang bersih, sehat, dan nyaman untuk dikunjungi masyarakat," ungkapnya.
Proyek “Bank Sampah” menjadi program CSR andalan Unilever berikutnya. Program Bank Sampah merupakan suatu sistem pengelolaan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan serta aktif di dalamnya. Melalui sistem bank itu, Unilever akan menampung, memilah, dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar. Termasuk, mengolah sampah bekas kemasan produk-produk Unielver. Dengan demikian, masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dari menabung sampah.
Sampai tahun 2014, sistem bank sampah telah bekembang di 10 kota besar di Indonesia. Antara lain, di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Denpasar, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, dan Manado. Total bank sampah binaan Unilever telah mencapai 976 bank sampah, dengan 35.756 anggota atau nasabah. Dengan angka itu, Unilever bersama warga telah berhasil mengumpulkan hingga 2.135 ton sampah.
Unilever pertama kali memperkenalkan sistem pilah sampah dan penghijauan pada 2001 melalui program Green and Clean. Pada tahun 2008, program Green and Clean yang menjadi cikal bakal program "Bank Sampah" kemudian berkembang dengan mulai membentuk sistem bank sampah yang dijalankan secara efektif di berbagai daerah.
Selanjutnya, demi memaksilkan program Bank Sampah, Unilever pun meluncurkan Buku Panduan Sistem Bank Sampah. Buku tersebut, diharapkan Sinta, dapat menginspirasi masyarakat, sehingga terbentuk tatanan atau sistem pengelolaan sampah yang lebih baik di masyarakat. Hasilnya, sistem Bank Sampah Unilever pun telah mendapatkan sejumlah penghargaan. Di antaranya, Green Leadership Asia Responsible Entrepreneurs Award, Best CSR in Gold Stevie Award, dan Runner up MDGs Award di kategori ‘Clean Water Access and Basic Sanitation'.