MIX.co.id – Industri halal menjanjikan potensi yang menggiurkan. Menurut data The Global Islamic Economy, terdapat 1,9 miliar masyarakat muslim yang mengkonsumsi produk halal dengan nilai sebesar 2 triliun dolar AS sepanjang tahun 2021. Potensi pasar global pada industri halal ini akan terus mengalami lonjakan dan diperkirakan nilanya mencapai 4,9 triliun dolar AS pada 2030 mendatang.
Hal ini menjadikan sertifikat halal sebagai salah satu faktor penting bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) di Indonesia.
Untuk mendorong UMKM lokal berkiprah di market lokal, regional maupun global, PT Bank Central Asia Tbk. melalui program Bakti BCA memberikan lebih dari 1.000 sertifikat halal gratis kepada pelaku UMKM di tahun 2023 bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama.
“Tahun 2023 kami berikan 1.000 sertifikat halal gratis kepada UMKM. Tahun ini, jumlah UMKM penerima sertifikasi halal akan kami tingkatkan dua kali lipat, jadi 2.000 sertifikasi halal,” ujar Hera F Haryn, Executive Vice President (EVP) Corporate Communications and Social Responsibility BCA, di acara talkshow “Bakti BCA untuk UMKM Go Export” dalam gelaran event BCA Expoversary 2024 yang diadakan di ICE BSD, Tangerang, Jumat (1/3).
Gurihnya ceruk pasar untuk produk-produk halal ini tidak hanya berlaku di market Timur Tengah, tapi juga dialami oleh market lain secara global. Bahkan, kata Hera, market regional seperti negara tetangga Malaysia potensinya juga besar.
Saat ini konsep halal sudah menjadi lifestyle yang tidak hanya terbatas pada umat muslim saja, namun juga relevan bagi semua pihak baik muslim maupun non muslim sebagai tolak ukur keamanan, kebersihan, dan jaminan kualitas.
Sertifikat halal sendiri akan menjadi nilai tambah bagi produk yang akan diekspor ke negara tersebut sehingga menjadi nilai daya tarik konsumen. “Kini sudah banyak permintaan produk bersertifikat halal di pasar global, tidak hanya di Timur Tengah,” tutur Hera.
“Melalui sertifikasi halal ini, salah satu dari program Bakti BCA, kami berkomitmen membantu UMKM mengembangkan bisnisnya, termasuk untuk go export atau ekspansi ke luar negeri,” imbuhnya.
Sementara Freddy Iman, EVP Commercial and SME BCA, yang hadir menjadi pembicara talkshow menegaskan, program Bakti BCA membina 60 UMKM dan Desa Binaan yang bisa ekspor melalui program UMKM Go Export untuk tujuan pasar di Eropa dan Asia. “Diantaranya produk kategori food beverage, fashion, and art and craft,” katanya.
Selain pembinaan, dalam program Bakti BCA juga mencakup pembiyaan kepada UMKM dan Desa Binaan. Dari sisi pembiayaan, tiga UMKM teratas yang dibina untuk Go Export, meliputi food and beverage, packaging, dan distribusi.
Menurut Freddy, pelaku UMKM di Indonesia mendukung untuk memenuhi persyaratan UMKM Go Export sehingga sangat berpeluang untuk menggarap pasar global.
Pada kesempatan itu, hadir pula sebagai pembicara, pelaku UMKM binaan BCA, Eni Anjayani, brand owner Wastraloka, yang popular dengan produk kerajinan tangan hiasan dan dekorasi rumah dengan nuansa budaya Nusantara. Wastraloka kini menjangkau pasar ekspor ke Tiongkok. ()